Potensi Industri Aspek Geogafi dan Demografi 1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

RPJMD Kab. Kerinci Tahun 2014-2019 Hal. II - 12 No. Ternak Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 6. Ayam Buras 513.668 48.799 788.763 790.293 790.789 7. Ayam Ras Petelur 44.770 325.412 52.512 67.892 73.029 8. Ayam Ras Pedaging 298.543 272.846 364.968 391.768 401.465 9. Itik 252.152 557.779 248.556 247.815 247.568 Sumber: LKPJ Bupati Kerinci T.A. 2011 dan 2012, Lap. Khusus Bupati Kerinci 2013-2015

2.1.2.9. Perikanan

Pada sektor perikanan, masyarakat Kabupaten Kerinci memiliki pada umumnya membudidayakan perikanan air tawar, dan sebagian besar terkosentrasi di Danau Kerinci. Jenis ikan yang dibudidayakan di Kabupaten Kerinci sebanyak delapan jenis yaitu Ikan Barau, Ikan Mas, Ikan Nila,Ikan Semah, Ikan Medik, Ikan Mujair, Ikan Lele, dan Ikan Koan. Hasil budidaya perikanan ini kebanyakan untuk dikonsumsi sendiri oleh masyarakat dan sebagian lagi dijual di pasar-pasar tradisional di dalam wilayah Kabupaten Kerinci dan di Kota Sungai Penuh. Dari ke delapan jenis ikan ini, terdapat dua jenis ikan yang banyak dibudidayakan yaitu Ikan Nila dan Ikan Mas. Selain itu, Kabupaten Kerinci memiliki satu jenis ikan yang merupakan komoditas spesifik daerah yaitu Ikan Semah. Untuk meningkatkan produktivitas Ikan Semah ini, pemerintah telah mengupayakan kegiatan pemijahan dan penyebaran benih Ikan Semah ke Danau Kerinci dalam rangka menambah populasi Ikan Semah, sehingga dapat diprioritaskan sebagai komoditas keunggulan spesifik daerah yang dapat dikonsumsi dan banyak diekspor keluar daerah Kabupaten Kerinci. Data perkembangan produksi perikanan di Kabupaten Kerinci Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015, dapat dilihat sebagaimana tersaji pada tabel 2.9 dibawah ini. Tabel 2.9. Perkembangan Produksi Perikanan Air Tawar Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015 Ton Nama Ikan Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1. Barau 141,71 144,5 143,07 141,48 141,49 2. Mas 326,25 403,32 331,95 388,83 338,84 3. Nila 2.124,99 2.283,25 2.443,72 3.431,33 13.422,3 4. Semah 18,82 23,35 18,00 9,84 18,88 5. Medik 239,63 249,4 241,54 242,51 242,51 6. Lainnya 16,97 78,41 104,72 105,90 105,98 Sumber: Kerinci Dalam Angka 2011 dan 2012,Laporan Khusus Bupati Kerinci 2013-2015

2.1.2.10. Potensi Industri

Industri pengolahan di Kabupaten Kerinci didominasi oleh industri pengolahan makanan atau industri pengolahan hasil pertanian skala kecil danatau skala rumah tangga. Jenis-jenis industri yang beroperasi di Kabupaten Kerinci diantaranya adalah industri pengolahan Gula Tebu, RPJMD Kab. Kerinci Tahun 2014-2019 Hal. II - 13 Gula Merah Aren, Telur Asin, Keripik Ubi dan Talas, Anyaman, Tembakau Iris, Dodol Kentang, Sirup Kayu Manis dan Tempe. Industri- industri kecil ini tersebar di beberapa wilayah kecamatan yang merupakan sentra industri kecil. Perkembangan industri yang tumbuh selama ini telah memberi efek ganda pada berbagai perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kerinci, diantaranya perkembangan industri rumah tangga, perkembangan lapangan kerja baru bagi masyarakat, dan juga pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan sektor industri dan dampaknya dalam 5 lima tahun terakhir di kabupaten Kerinci, dapat dilihatsebagaimana data yang tersaji dalam tabel 2.10 dibawah ini. Tabel 2.10. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga di Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2015 Kecamatan 2012 2013 2014 2015 Jumlah Nilai Investasi Jumlah Nilai Investasi Jumlah Nilai Investasi Jumlah Nilai Investasi Unit Usaha Tenaga Kerja Rp. 000 Unit Usaha Tenaga Kerja Rp. 000 Unit Usaha Tenaga Kerja Rp. 000 Unit Usaha Tenaga Kerja Rp. 000 1. Gunung Tujuh 72 74 180.000 - - - 61 126 24.765 61 126 24.765 2. Kayu Aro 38 639 1.463.340 45 84 95.000 231 657 2.985.000 231 657 2.985.000 3. Kayu Aro Barat - - - 5 11 16.000 - - - - - - 4. Gunung Kerinci 92 570 771.755 65 138 112.240 65 138 112.240 65 138 112.240 5. Siulak 11 61 75.740 377 758 1.488.035 358 724 1.391.035 358 724 1.391.035 6. Siulak Mukai - - - 14 34 40.650 13 32 25.650 13 32 25.650 7. Air Hangat Barat - - - - - - - - - - - - 8. Air Hangat 21 116 95.814 3 5 25.000 3 5 25.000 3 5 25.000 9. Air Hangat Timur 9 57 129.000 32 103 178.750 35 71 165.000 35 71 165.000 10. Depati Tujuh 16 87 148.500 13 28 23.000 12 26 21.5000 12 26 21.5000 11. Sitinjau Laut 20 101 172.000 165 326 194.715 160 327 169.715 160 327 169.715 12. Danau Kerinci 13 30 225.000 39 73 215.940 38 70 120.220 38 70 120.220 13. Keliling Danau 33 103 119.199 63 128 267.699 63 128 267.699 63 128 267.699 14. Bukit Kerman - - - 36 74 31.000 36 74 31.000 36 74 31.000 15. Gunung Raya 6 15 85.000 - - - - - - - - - 16. Batang Merangin 3 28 270.000 28 60 321.000 24 52 71.000 24 52 71.000 T o t a l 334 1.881 3.735.348 885 1.822 3.009.029 1.099 2.430 5.603.324 1.099 2.430 5.603.324 Sumber: Kerinci dalam Angka 2013-2016 RPJMD Kab. Kerinci Tahun 2014-2019 Hal. II - 14

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Secara umum dari aspek geografis, wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokkan dalam beberapa satuan morfologi yaitu dataran, perbukitan yang bergelombang halus sampai perbukitan sedang dan pergunungan. Dari bentuk morfologi dan penyebaran batuannya terlihat ke arah Utara akan dijumpai morfologi yang lebih tinggi yaitu morfologi perbukitan bergelombang sampai pergunungan, yang diikuti dengan variasi dan berbagai jenis batuan. Sedangkan kearah Selatan dijumpai morfologi dataran rendah dengan jenis batuan yang relatif sejenis. Sementara itu, dari aspek tofografi, wilayah Kabupaten Kerinci merupakan daerah pegunungan yaitu terletak di gugus Bukit Barisan dengan bentangan wilayah dari Gunung Kerinci sampai ke Gunung Raya, yang berada pada ketinggian 500-3.805 meter dari permukaan laut mdpl, yang beriklim tropfis dan berhawa sejuk, dengan suhu rata-rata berkisar 22 derajat Celcius, serta memiliki karakteristik wilayah yang bergelombang, dengan dominasi perbukitan dan membentuk enclave yang sangat luas, yang sebagian besarditutupi hutan lebat yang alami, dengan ketinggian lahan di wilayah Kabupaten Kerinci bervariasi, berupa perbukitan dan pegunungan. Sekitar 45,89 persen wilayah terletak pada ketinggian 1.000-1.500 mdpl dengan luas 152.757 Ha, sekitar 0,25 persen wilayah atau seluas 848 Ha berada pada ketinggian diatas 2.500 mdpl, dan sekitar 1,06 persen wilayah atau seluas 3.535 Ha berada antara 0-500 mdpl. Dari aspek kemiringan lahan, wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokan kedalam 5 lima kelompok yaitu, wilayah datar dengan kemiringan di bawah 8 persen, wilayah dengan kemiringan 8-15 persen, wilayah bergelombangberbukit dengan kemiringan 15-25 persen, wilayah cukup curam dengan kemiringan 25-40 persen, dan wilayah curam dengan kemiringan 40 persen. Sekitar 35,53 persen atau hampir separuh wilayah Kabupaten Kerinci merupakan dataran bergelombang dengan kemiringan 15-25 persen. Sedangkan untuk wilayah datar dan relatif datar hanya mencapai 26,55 persen sampai dengan 24,75 persen terdiri dari kemiringan di bawah 8 persen dan 8- 15 persen. Dengan kondisi lapangan seperti ini, maka Kabupaten Kerincimerupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jambi yang rawan terjadinya bencana seperti halnya daerah lain di Indonesia, karena di wilayah ini selain kondisi geologisnya menunjang terjadinya sejumlah bencana, juga banyak terdapat perbukitan dan aliran sungai yang cukup besar. Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana telah ditetapkan, bahwa yang dapat dikatagorikan sebagai rawan bencana, antara lain adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.Rincian data tentang potensi bencana di wilayah Kabupaten Kerinci, dapat dilihat sebagaimana tersaji pada tabel-tabel dibawah ini. RPJMD Kab. Kerinci Tahun 2014-2019 Hal. II - 15 Tabel 2.11. Data Intensitas Kejadian Bencana AlamKab.Kerinci Tahun 2012-2016 No. Jenis Bencana Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 1. Banjir 17 20 12 2 11 2. Longsor 8 5 - - 7 3. Kebakaran 37 29 31 36 20 4. Angin Puting Beliung 9 3 10 1 4 5. Bencana lainnya 1 - 2 - - Jumlah 72 57 72 72 57 Sumber:RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032 dan Data BPBD Kabupaten Kerinci 2017 Berdasarkan hasil pemetaan, lokasi bencana alam yang berpotensi terjadi dan jenis bencananya, dapat dilihat sebagaimana terdapat pada gambar 2.1 dibawah ini. Gambar 2.1. Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di Kab. Kerinci Tahun 2013 Sumber: RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032 Selanjutnya gambar peta kawasan rawan bencana banjir, dapat dilihat sebagaimana gambar 2.2 dibawah ini. RPJMD Kab. Kerinci Tahun 2014-2019 Hal. II - 16 Gambar 2.2. Peta Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kabupaten Kerinci Tahun 2013 Sumber: RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032 Sedangkan pemetaan lokasi kawasan rawan bencana gerakan tanah di Kabupaten Kerinci selama kurun waktu tahun 2013, dapat dilihat sebagaimana pada gambar 2.3 dibawah ini. RPJMD Kab. Kerinci Tahun 2014-2019 Hal. II - 17 Gambar 2.3. Peta Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah di Kab. KerinciTahun 2013 Sumber: RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032 Pemetaan kawasan lokasi bencana angin puting beliungangin ribut di Kabupaten Kerinci tahun 2013, dapat dilihat sebagaimana gambar 2.4 dibawah ini. RPJMD Kab. Kerinci Tahun 2014-2019 Hal. II - 18 Gambar 2.4. Peta Kawasan Rawan Bencana Angin Puting BeliungAngin Ribut di Kab. Kerinci Tahun 2013 Sumber: RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032 Pemetaan kawasan lokasi bencana letusan gunung berapi di Kabupaten Kerinci tahun 2013, dapat dilihat sebagaimana gambar 2.5 dibawah ini. RPJMD Kab. Kerinci Tahun 2014-2019 Hal. II - 19 Gambar 2.5. Peta Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api di Kab.Kerinci Tahun 2013 Sumber: RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032

2.1.2. Demografi

Sumberdaya manusia atau aspek kependudukan di Kabupaten Kerinci mencakup data kependudukan, jumlah dan sebaran penduduk, struktur usia penduduk, struktur penduduk menurut mata pencaharian, penduduk berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikannyaserta tingkat angkatan kerja dan orientasi pergerakan penduduk.

2.1.2.1. Data Kependudukan