Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Pertimbangan Etik

53

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif komparatif. Studi komparatif bertujuan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh efek pada kelompok subjek tanpa adanya suatu perlakuanrekayasa dari peneliti Nursalam, 2008. Desain ini dipakai untuk mengidentifikasi perbandingan persepsi perawat dengan pasien terhadap perilaku caring perawat perioperatif di Ruang Rawat Bedah Rumah Sakit Umum Binjai. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Suyanto, 2011. a. Rumah Sakit Rumah Sakit Umum yang ada di Kota Binjai berjumlah 10 Rumah Sakit. b. Perawat Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah perawat dan pasien di Ruang Rawat Bedah. Perawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr R.M. Djoelham dan Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai berjumlah 40 orang, dimana perawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr R.M. Djoelham berjumlah 22 orang, dan perawat bedah di Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai berjumlah 18 orang. Perawat bedah yang diikutsertakan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang, dimana perawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham berjumlah 17 orang dan perawat bedah di Rumah Sakit Umum Bangkatan berjumlah 13 orang. c. Pasien Pasien bedah pada penelitian ini berjumlah 751 orang, dimana pasien bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham berjumlah 436 orang, dan pasien bedah di Rumah Sakit Umum Bangkatan berjumlah 315 orang. Data ini adalah data yang tercatat 1 tahun terakhir di tahun 2012 Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham dan Bangkatan Binjai. Pasien bedah yang diikutsertakan dalam penelitian ini berjumlah 731 orang, dimana pasien bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham berjumlah 426 orang, dan pasien bedah di Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai berjumlah 305 orang.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Arikunto, 2010. a. Rumah Sakit Pengambilan sampel Rumah Sakit dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan. Adapun kriteria sampel untuk Rumah Sakit adalah: 1. Rumah Sakit Umum yang ada di Kota Binjai 2. Jumlah perawat bedah yang bekerja di Ruang Rawat Bedah lebih dari 10 orang 3. Jumlah pasien bedah yang dirawat di Ruang Rawat Bedah lebih dari 200 orang yang tercatat pada tahun 2012 Oleh karena itu dari 10 Rumah Sakit Umum yang ada di Kota Binjai hanya dipilih dua Rumah Sakit Umum, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M Djoelham Binjai dan Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai. b. Perawat Pengambilan sampel perawat dilakukan dengan cara quota sampling untuk sampel perawat karena jumlah perawat bedah dalam penelitian ini hanya 30 orang serta quota sampling juga untuk 10 sampel perawat yang diikutsertakan dalam uji reliabilitas. Adapun kriteria sampel untuk perawat adalah: 1. Perawat Ruang Rawat Bedah 2. Dewasa awal 20-40 tahun dan dewasa madya 40-60 tahun 3. Bersedia menjadi responden penelitian c. Pasien Pengambilan sampel untuk 10 orang pasien bedah yang diikutsertakan dalam uji reliabilitas dilakukan dengan cara accidental sampling sedangkan pengambilan sampel pasien bedah yang menjadi responden penelitian dilakukan dengan cara simple random sampling, dimana jenis sampling ini digunakan peneliti untuk mengetahui besarnya sampling error pada populasi yang merupakan hal yang penting untuk mencapai sampel yang representatif atau ketepatan yang tinggi Wahyuni, 2007. Kriteria sampel untuk pasien adalah: 1. Pasien di Ruang Rawat Bedah 2. Dewasa awal 18-40 tahun dan dewasa madya 40-60 tahun 3. Dapat membaca dan menulis 4. Dapat berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik 5. Bersedia menjadi responden penelitian Dengan menggunakan rumus penentuan besar sampel n = N.Zα²P.q � 2 . �−1+��² �.� n = 731.1,96 2 0,05 0,50,5 2. 731-1 + 1,96 2 n= 254 0,50,5 Maka sampel berjumlah 284 orang yang terdiri dari 30 orang perawat dan 254 orang pasien, dimana untuk mendapatkan sampel yang memadai secara proporsional maka dilakukan pengambilan sampel dengan cara sebagai berikut: Proporsi pasien bedah di RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai 426 × 254 = 148 orang 731 Proporsi pasien bedah di RSU Bangkatan Binjai 305 × 254 = 106 orang 731 Setelah diketahui proporsi sampel pasien bedah pada tiap Rumah Sakit, kemudian cara pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling, yaitu dengan cara undian, dimana pasien diberi nomor 1-148 pada pasien bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham Binjai dan 1-106 pada pasien bedah di Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai kemudian masing-masing nomor digulung selanjutnya gulungan nomor-nomor itu dimasukkan ke dalam botol, dikocok secara merata dan kemudian dikeluarkan satu per satu hingga memenuhi sampai yang diinginkan.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2013. Pengambilan data telah dilakukan pada bulan November 2013 sampai Desember 2013 di Ruang Rawat Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham dan Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan rekomendasi dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah itu mengirimkan surat permohonan persetujuan ke komisi etik penelitian. Kemudian mengirimkan surat permohonan untuk mendapatkan surat persetujuan dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham dan Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai. Ethical clearance atau kelayakan etik adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk riset yang melibatkan makhluk hidup manusia, hewan dan tumbuhan yang menyatakan bahwa suatu proposal riset layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan tertentu; sedangkan komisi etik adalah komisi yang bertugas melaksanakan pengkajian kelayakan etik, pendidikan, etik penelitian, peer review dan pemantauan uji klinik untuk melindungi keselamatan dan kesejahteraan subyek riset. Di lain pihak, persetujuan dari komisi Ethical Clearance EC dalam suatu penelitian sangat diperlukan dalam publikasi terutama publikasi international . Setelah mendapat persetujuan dari rumah sakit, peneliti memulai pengumpulan data dengan memberikan lembaran persetujuan informed consent kepada calon responden yang akan diteliti. Tujuannya adalah agar calon responden mengetahui maksud, tujuan dan prosedur penelitian. Apabila calon responden bersedia untuk diteliti, maka harus menandatangani lembar persetujuan. Peneliti akan memberikan apresiasi kepada responden secara wajar. Jika calon responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya tanpa ada tekanan fisik maupun psikologis. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap, tetapi mencantumkan inisial nama responden pada masing- masing lembar kuesioner. Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti. Selama proses pengambilan data, penelitian tidak menimbulkan sakit secara fisik pada responden yang diteliti dan tidak ada efek yang merugikan bagi tindakan asuhan keperawatan.

4.5 Instrumen Penelitian