Pengendalian Infeksi Caring di Keperawatan Perioperatif

dipindahkan ke kamar operasi bersama dengan statusnya yang lengkap dan dokumen lain yang diperlukan Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009.

2.2.6 Pengendalian Infeksi

Kebijakan dan prosedur untuk mengendalikan infeksi harus memberi petunjuk mengenai teknik aseptik di kamar operasi. Kebijakan dan prosedur harus didasarkan pada prinsip mikrobiologi dan bakteriologi. Semua anggota tim bedah mempyunyai tangguag jawab untuk mempertahankan teknik aseptik yang ketat. Sangat penting bagi setiap perawat bedah perawat kamar operasi untuk memiliki “surgical conscience” hati nurani bedah. Perawat bedah yang mempunyai surgical conscience akan mengikuti dan melakasanakan semua prosedur kamar operasi dengan memperhatikan secara ketat teknik aseptik bedah. Pelanggaran atau kelalaian betapa pun kecilnya terhadap teknik aseptik dapat membuat ia merasa bersalah. Perawat bedah yang memiliki surgical conscience juga mengamati dan mengevaluasi pasien, lingkungan kamar operasi, dan personel. Ia juga mengerti prinsip aseptik dan teknik steril, serta berani menegur personel yang tidak memperhatikan prinsip aseptik dan teknik steril Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009.

2.2.7 Caring di Keperawatan Perioperatif

Keperawatan adalah profesi pelayanan yang didasarkan pada kebutuhan ilmiah untuk penyelidikan yang efektif dan seni mengomunikasikan sensitivitas pada aktivitas fisik, psikososial, dan ekonomi perawatan klien. Etik adalah cabang dari filosofi, yang mengacu pada proses pemikiran rasional dalam upaya menentukan tindakan yang benar. Etik terapan mengarah pada pertanyaan tentang apa yang “sebaiknya” individu perbuat dalam situasi tertentu. Individu yang menghadapi masalah etis tidak mengetahui apakah tindakan yang dilakukannya benar atau salah Curtin, 1994 dalam Gruendemann Fernsebner, 2006. Persoalan moral timbul pada semua aspek keperawatan, dari ruang kedaruratan sampai fasilitas perawatan tingkat lanjut dan perawatan kesehatan di rumah. Area perioperatif dinilai lebih nyata dibandingkan area lain karena perawat merawat klien yang cenderung mengalami ketidaksadaran selama anestesia dan pembedahan. Berbagai masalah etis antara lain: respek yang kurang terhadap martabat klien; melakukan tes atau tindakan yang tidak perlu; berbohong pada klien; kekhawatiran mengenai benar tidaknya klien diberi persetujuan tindakan; tidak menghormati instruksi “do not resuscitate” klien; menunda dan menghentikan hidrasi dan nutrisi; dan menghentikan pada mereka yang tidak lagi mau mengusahakannya. Kebutuhan akan reformasi perawatan kesehatan telah meningkatkan kesadaran terhadap persoalan alokasi dan distribusi sumber yang diperlukan untuk merawat klien dengan aman dan adekuat. Sering kali sumber ini meliputi waktu perawatan, keterampilan, pengetahuan, dan keahlian, dan ketika sumber ini kurang, keamanan dan kesejahteraan klien terancam Reilly Behrens-Hanna, 1991 dalam Gruendemann Fernsebner, 2006. Konsep caring dalam keperawatan adalah fundamental. Perawat dikatakan bermoral, jika mereka bertindak menurut aturan yang benar. Caring adalah ide moral keperawatan yang menghasilkan perlindungan, peningkatan, dan pemeliharaan martabat manusia Reilly Behrens-Hanna, 1991 dalam Gruendemann Fernsebner, 2006. Caring pada keperawatan perioperatif di departemen operasi adalah suatu model perawatan kesehatan yang penting dan meskipun sudah banyak penelitian yang berfokus pada kualitas perawatan perioperatif tetapi masih dibutuhkan pengembangan alat ukur pada caring di keperawatan perioperatif Donmez Ozbayr, 2010. Terdapat banyak sumber yang dapat membantu perawat perioperatif dalam membuat keputusan. American Nurses Association Code for Nurses with Interpretative Statements-Explication for Perioperative Nurse 1993 memberikan dukungan kepada perawat sebagai advokat dari keseluruhan contoh yang mewakili sebelas pernyataan kode. American Nurses Association Statement Regarding Risk and Responsibilty in Providing Nursing Care 1986 juga membantu perawat untuk menentukan risiko bahaya yang lebih besar bagi dirinya dibandingkan bagi klien jika perawatan diberikan. Karena setiap perawat menentukan risiko mereka sendiri, ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam profesi tersebut. Sumber lain adalah komite etik rumah sakit. Komite keperawatan atau komite interdisipliner merupakan komite etik rumah sakit yang dibentuk untuk mengembangkan rekomendasi kebijakan, mendidik, dan berpartisipasi dalam tinjauan kasus retrospektif atau prospektif Hamblet, 1994 dalam Gruendemann Fernsebner, 2006. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa keperawatan perioperatif dapat membantu intervensi dan implementasi dari proses keperawatan dengan cara memberikan sebuah kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan ekspekrasi mereka dan menerima informasi. Hal ini dapat mengurangi kecemasan dan stres yang dialami pasien pada fase perioperatif. Meskipun ekspresi pasien dan perawat dalam proses ini belum dipelajari sebelumnya Lindwall, Post, Bergbom, 2003. Berdasarkan beberapa penelitian, satu dari alasan mengapa klien dan perawat memiliki perbedaan persepsi tentang perilaku caring perawat perioperatif adalah ketidakadekuatan komunikasi Donmez Ozbayr, 2010. 51

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan persepsi perawat dengan pasien tentang perilaku caring perawat perioperatif di ruang rawat bedah Rumah Sakit Umum Binjai. Skema 1. Kerangka Konseptual Perbandingan Persepsi Perawat dengan Pasien tentang Perilaku Caring Perawat Perioperatif di Ruang Rawat Bedah Perilaku caring perawat perioperatif di ruang rawat bedah Persepsi Pasien Persepsi Perawat Kompatibel Tidak Kompatibel