Kebijakan Perumusan Tindak Pidana dalam Undang-Undang

cxxiv pertimbangan bahwa perlindungan anak dalam segala aspeknya merupakan bagian dari kegiatan pembangunan nasional, khususnya adalam memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara. Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan sedini mungkin, vakni sejak dari janin dalam kandungan sampai anak berumur 18 delapan bolas tahun. Bertitik tolak dari konsep perlindungan anak yang utuh, menyeluruh, dan komprehensip, undang-undang ini meletakkan kewajiban memberikan perlindungan kepada anak berdasarkan asas-asas sebagai berikut: a. non diskriminasi; b. kepentingan yang terbaik bagi anak; c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan d. penghargaan terhadap pendapat anak. Dalam melakukan pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak perlu peran masyarakat, balk melalui lembaga perlindungan anak, lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia usaha, media massa, atau lembaga pendidikan.

a. Kebijakan Perumusan Tindak Pidana dalam Undang-Undang

Perlindungan Anak Undang-undang ini diundangkan pada tanggal 22 Oktober 2002. Ketentuan pidana dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2003 cxxv tentang Perlndungan Anak terdapat dalam Bab XII Pasal 81, Pasal 82, dan Pasal 88 Ketentuan Pidana, dengan perumusan sebagai berikut: Pasal 81 1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan penjara paling lama 15 lima belas tahun dan paling tiga tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp 60.000.000,00, enem puluh juta rupiah. 2. Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam avat 1 berlaku pula bagi orang yang dengan sengaja melakukan muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. Apabila rumusan Pasal 81 tersebut dirinci maka akan terlihat unsur-unsur objektif dan subjektif. Unsur objektif yang terdiri dari: a. Objeknya anak; b. Perbuatannya dilakukan kekerasan, ancaman kekerasan; c yang dilakukan dengan orang lain. Adapun unsur subjektifnya adalah dengan sengaja. Pasal 82 Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, untuk atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul dipidana dengan pidana penjara lama 15 lima belas tahun dan paling singkat 3 tiga tahun dan paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan sedikit Rp 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah. Apabila rumusan Pasal 82 tersebut dirinci akan terlihat unsur- unsur berikut. Unsur objektif terdiri dari a. Objeknya anak; b. Perbuatannya dilakukan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan cxxvi atau dengan tipu muslihat, serangkaian kebohongan. Unsur subjektif dari Pasal 82 UU 23 Tahun 2003 adalah dengan sengaja Pasal 88 Setiap orang yang mengeksploitasi ekonomi atau seksual anak dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun danatau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah. Apabila rumusan Pasal 82 tersebut dirinci, akan terlihat unsur- unsur objektif yang terdiri dari a. objeknya anak; b. Perbuatannya merupakan eksploitasi ekonomi atau seksual atau menguntungkan diri sendiri atau orang lain sedangkan unsur subjektif adalah dengan Sengaja

b. Kebijakan perumusan pertanggungjawaban pidana dalam