xcvii
dirinci terdapat unsur-unsur objektif dan subjektif. Jika dirinci unsur- unsur objektif terdiri dari: a. Perbuatannya menggerakkan; b. cara-
caranya memberi uang atau barang, menjanjikan memberi uang atau barang, menyalahgunakan perbawa yang timbul dari hubungan
keadaan dan penyesatan. c. objeknya: orang yang belum dewasa; d. yang baik tingkah lakunya; d. untuk melakukan perbuatan cabul dan
dilakukan perbuatan cabul dengannya. Unsur-unsur subjektif diketahuinya atau selayaknya harus diduganya tentang belum
kedewasaannya. Ketika membicarakan kejahatan membujuk orang yang
umurnya belum lima belas tahun untuk melakukan perbuatan cabul, Pasal 290 ayat 3 di atas, telah dibicarakan tentang peringatan
membujuk verleiden yang mempunyai arti yang sama tapi mempunyai sifat yang lain dengan perbuatan menggerakkan
bewegen.
1. Perbuatan Menggerakkan
Perbuatan menggerakkan bewegen adalah perbuatan mempengaruhi kehendak orang lain, atau menanamkan pengaruh
pada kehendak orang lain ke arah kehendaknya sendiri, atau agar sama dengan kehendaknya sendiri. Jadi, objek yang pengaruhi
adalah kehendak atau kemauan orang lain. Peringatan menggerakkan adalah perbuatan yang masih bersifat dan akan
lebih konkret wujudnya setelah dihubungkan dan cara–cara
xcviii
bagaimana perbuatan menggerakkan diwujudkan, yang in casu ada empat macam, sebagaimana telah ternyata dalam rincian unsur-
unsur di atas, yaitu:
1
Dengan memberinya uang atau benda;
2
Dengan menjanjikan memberi uang atau benda;
3
Dengan menyalahgunakan perbawa yang timbul dari hubungan keadaan;
4
Dengan penyesatan; Empat cara tersebut pada dasarnya adalah wujud konkret
dari perbuatan menggerakkan, dan dalam wujud konkret tersebut harus terdapat suatu kehendak si pembuat yang diarahkan pada
terbentuknya kehendak orang lain yang in casu 1 orang melakukan perbuatan cabul dan 2 dilakukan perbuatan cabul
dengannya. Oleh karena itu, orang belum dewasa yang digerakkan dalam melakukan perbuatan cabul atau dilakukan perbuatan cabul
dengannya harus dengan sukarela, tidak dengan karena terpaksa. Seorang yang telah menggerakkan orang lain dengan cara-
cara tersebut di atas, belum tentu menghasilkan orang lain tergerak hatinya untuk berbuat cabul atau dilakukan perbuatan cabul
terhadap dirinya korban. Apabila perbuatan menggerakkan telah terjadi, tetapi tidak membuat orang yang digerakkan pengaruhnya
dan tentu saja perbuatan cabul tidak terwujud, tidak terjadi kejahatan ini secara sempurna, tetapi yang terjadi adalah
xcix
percobaannya. Kejahatan Pasal. 293 ini, bukan tindak pidana formal, tetapi tindak pidana materiil, di mana unsur akibat, yaitu
dilakukannya perbuatan cabul atau perbuatan cabul dilakukan terhadapnya, adalah merupakan unsur penentu untuk terwujud
secara sempurnanya kejahatan ini. Si pembuat yang menggerakkan ini tidak ditentukan jenis
kelaminnya, boleh lelaki atau perempuan. Juga si pembuat tidak disebutkan dewasa atau belum dewasa. Jadi, boleh orang sudah
dewasa dan boleh juga orang yang belum dewasa. Hal ini berbeda dengan Pasal 292 homoseksual yang menyaratkan pembuat
haruslah lelaki dewasa atau perempuan dewasa sedangkan temannya berbuat cabul adalah perempuan belum dewasa atau
lelaki belum dewasa.
2. Cara-cara Menggerakkan