The Statutory Approach The Self Regulation Approach

clxxiii pads Bab 22 Crimes Against Morals. Sama halnya dengan di Jepang, di Korea pun delik perkosaan merupakan delik aduan Pasal 306. Hal yang menarik di Polandia juga perbuatan tidak senonohcabul terhadap orang yang tidak waras Pasal 169. dan perbuatan tidak senonoh dengan menyalahgunakan hubungan kebergantungan Pasal 170 serta pemerkosaan Pasal 168 tidak termasuk dalam daftar delik kesusilaan di atas, tetapi termasuk dalam Bab 22 mengenai Offences Against Liberty Tindak Pidana terhadap Kemerdekaan. Delik perkosaan diancam dengan pidana minimal 3 tiga tahun perampasan kemerdekaan dan merupakan delik aduan.

c. The Statutory Approach

Pendekatan ini membuat suatu bagian yang spesifik tentang perundang-undangan baru sebagai faktor penentu yang utama tentang kekerasan seksual pedofilia. Negara yang melakukannya adalah Beberapa hal menarik dari ketentuan KUHP Norwegia ialah: a. Untuk dikatakan ada perkosaan rape tidak perlu ada persetubuhan sexual intercourse; cukup apabila memaksa seseorang untuk melakukan hubungan tidak senonoh perbuatan cabul indecent relations. Dalam hal demikian, ancaman pidananya berkisar antara 1 satu sampai dengan 10 sepuluh tahun penjara. Akan tetapi, apabila indecent relations itu berupa sexual intercourse, maka pidananya clxxiv diperberat, yaitu dikenakan pidana minimal tidak kurang dari 3 tiga tahun penjara Pasal 192. Jadi, adanya sexual intercourse bukan syarat untuk adanya perkosaan, melainkan hanya sebagai alasan faktor pemberatan pidana. Apabila perkosaan berakibat luka-luka berat atau mati, minimal pidananya menjadi 4 empat tahun dan maksimumnya pidana penjara seumur hidup dalam Konsep KUHP: minimalnya 5 lima tahun dan maksimumnya 15 lima belas tahun penjara. b. Berbeda dengan di Korea, Jepang dan Polandia yang menyatakan perkosaan sebagai delik aduan, di Norwegia sama dengan Indonesia yang menyatakan bukan sebagai delik aduan. c. Dalam teknik merumuskan delik aduan ada hal yang menarik di Norwegia. Untuk delik-delik tertentu misalnya delik dalam Pasal 191 dan Pasal 200; lihat di atas, ada ketentuan yang berbunyi: Public prosecution shall be initiated only on request of the victim. unless required in the public interest. Jadi, walaupun penuntutan bergantung pada pengaduan korban, namun dapat juga dilakukan penuntutan tanpa pengaduan apabila diperlukan untuk kepentingan “kepentingan umum”. Jadi, relativitas pengaduan tidak semata–mata dibergantungkan pada kepentingan clxxv individu korban, tetapi juga pada kepentingan umum. Dengan kata lain, disini ada kesimbangan.

d. The Self Regulation Approach

Pendekatan ini dilakukan atas prakarsa sukarela dari masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat. Pendekatan ini tidak dipakai di sebagian negara karena tidak ada Undang-undang tertulis dan pemerintah tidak menunjukkan kehendak untuk membuat undang- undang.

e. Rating and Filtering Techniques