xlvii
Pasal 15: Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari: a.
Penyalahgunaan dalam kegiatan politik; b.
Pelibatan dalam sengketa bersenjata; c.
Pelibatan dalam kerusuhan sosial; d.
Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan; dan
e. Pelibatan dalam peperangan.
Pasal 16 1 Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan atau penjatuhan hukum yang tidak
manusiawi. 2 Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai
hukum. 3 Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak
hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.
Pasal 17 1 Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk : a.
Mendapat perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa;
b. Memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya
secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku; dan
c. Membela diri dan memperoleh keadilan di depan
pengadilan anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum.
2 Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan
seksual atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan.
Pasal 18 Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya.
2. Kebutuhan Anak
Setiap anak, sebagaimana halnya manusia lainnya, memiliki kebutuhan–kebutuhan dasar yang menuntut untuk dipenuhi, sehingga anak
dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dan wajar. Menurut Katz, sebagaimana dikutip Muhidin,
48
kebutuhan dasar yang sangat penting bagi anak adalah adanya hubungan orang tua dan anak yang sehat dimana
kebutuhan anak seperti: perhatian dan kasih-sayang yang kontinyu,
48
Muhidin, Kesejahteraan Anak. Makalah disampaikan pada Seminar Internasional
Penanggulangan Masalah Anak, Bandung 2003 hal. 2 – 3
xlviii
perlindungan, dorongan dan pemeliharaan harus dipenuhi oleh orang tua.
Sedangkan Brown dan Swanson dalam Muhidin
49
mengatakan bahwa kebutuhan umum anak adalah perlindungan keamanan, kasih-sayang
pendekatanperhatian dan kesempatan untuk terlibat dalam pengalaman positif yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan kehidupan mental
yang sehat. Sementara itu, Huttman dalam Muhidin
50
merinci kebutuhan anak adalah
51
: a.
Kasih - sayang orang tua b.
Stabilitas emosional c.
Pengertian dan perhatian d.
Pertumbuhan kepribadian e.
Dorongan kreatif f.
Pembinaan kemampuan intelektual dan keterampilan dasar g.
Pemeliharaan kesehatan h.
Pemenuhan kebutuhan makanan, pakaian, tempat tinggal yang sehat dan memadai
i. Aktivitas memadai rekreasional yang konstruktif dan positif
j. Pemeliharaan, perawatan, dan perlindungan.
Untuk menjamin pertumbuhan fisiknya, anak membutuhkan makanan yang bergizi, pakaian, sanitasi, dan perawatan kesehatan. Semasa
kecil, mereka memerlukan pemeliharaan dan perlindungan dari orang tua sebagai perantara dengan dunia nyata. Untuk menjamin perkembangan
psikis dan sosialnya, anak memerlukan kasih-sayang, pemahaman, suasana rekreatif, stimulasi kreatif, aktualisasi diri, dan pengembangan intelektual.
Sejak dini, mereka perlu pendidikan dan sosialisasi dasar, pengajaran
49
Ibid hal 3
50
Ibid
51
Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap ..., op.cit. hal 27
xlix
tanggung jawab sosial, peran–peran sosial dan keterampilan dasar agar menjadi warga masyarakat yang bermanfaat.
52
Kegagalan dalam proses pemenuhan kebutuhan tersebut akan berdampak negatif pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual,
mental, dan sosial anak. Anak bukan saja akan mengalami kerentanan fisik akibat gizi dan kualitas kesehatan yang buruk, melainkan pula mengalami
hambatan mental, lemah daya nalar, dan bahkan perilaku–perilaku mal- adaptife, seperti: autis, nakal, sukar diatur, yang kelak mendorong mereka
menjadi manusia tidak normal dan pelaku kriminal
53
. Pertumbuhan dan kesejahteraan fisik, intelektual, emosional, dan
sosial anak akan mengalami hambatan kalau anak mengalami hal-hal sebagai berikut:
54
1. Kekurangan gizi dan tanpa perumahan yang layak
2. Tanpa bimbingan dan asuhan
3. Sakit dan tanpa perawatan medis yang tepat
4. Diperlakukan salah secara fisik
5. Diperlakukan salah dan dieksploitasi secara seksual
6. Tidak memperoleh pengalaman normal yang menumbuhkan
perasaan dicintai, diinginkan, aman, dan bermartabat 7.
Terganggu secara emosional karena pertengkaran keluarga yang terus-menerus, perceraian dan mempunyai orangtua yang
menderita gangguan sakit jiwa 8.
Dieksploitasi, bekerja berlebihan, terpengaruh oleh kondisi yang tidak sehat dan demoralisasi.
55
C. Pengertian dan Ruang Lingkup Delik Kesusilaan.