METODE KAJIAN

3.2. Objek Kajian

Ada dua objek kajian yang menjadi bahan bagi evaluasi pelaksanaan kebijakan LP2B adalah Instansi Pemerintah khususnya Dinas Pertanian/Tanaman Pangan dan Bappeda di tingkat kabupaten, serta Kelompok Tani.

3.3. Lokasi Kajian

Adapun lokasi yang menjadi tujuan dari penelitian ini didasarkan pertimbangan sebagai bahwa lokasi kajian di tingkat kabupaten merupakan sentra-sentra tanaman pangan, khususnya padi.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka disusunlah lokasi kajian seperti pada tabel berikut ini

Tabel 3.1. Lokasi Kajian Evaluasi LP2B

No Provinsi

Kabupaten/Kota

Keterangan

1. Aceh

Kabupaten Aceh Tamiang

Sentra padi

2. Sumatera Selatan

Kabupaten OKU Timur

Sentra padi

3. Jawa Tengah

Kabupaten Magelang

Sentra padi

4. Jawa Timur

Kabupaten Lamongan

Sentra padi

5. Jawa Barat

Kabupaten Garut

Sentra padi

6. Nusa Tenggara Barat Kabupaten Lombok Tengah Sentra padi

7. Daerah Istimewa Yogyakarta

Kabupaten Sleman

Sentra padi

8. Sulawesi Selatan

Kabupaten Maros

Sentra padi

9. Bali

Kabupaten Tabanan

Sentra padi

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung berdasarkan hasil wawancara ataupun melalui Focus Group Discussion (FGD). Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan penelitian, seperti Dinas Tanaman Pangan Kabupaten, BPS Kabupaten, BPS, dan Kementerian Pertanian.

3.5. Metode Analisis

Variabel Evaluasi LP2B

Aspek-aspek evalusi yang menjadi dasar analisis pada kajian ini didasarkan pada Undang- Undang No. 41 Tahun 2009. Atas dasar undang-undang tersebut, ada 12 variabel yang dianalisis pada evaluasi implementasi LP2B, seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Variabel Analisis Evaluasi Implementasi LP2B

No Variabel Evaluasi Uraian Evaluasi

1. Perencanaan dan Penetapan • Perencanaan: 1). lahan yang direncanakan itu adalah kawasan P2B, lahan P2B, dan lahan

cadangan

2). Usulan LP2B didesiminasikan ke masyarakat

P2B;

• Penetapan: 1). Ditetapkan dalam peraturan daerah kabupaten (Bupati); 2). LP2B tercantum di dalam RTRW kabupaten

2. Pengembangan • Intensifikasi: peningkatan kesuburan, bibit, teknologi, diversifikasi, HPT, penyuluhan,

modal, inovasi , irigasi • Ekstensifikasi: cetak sawah, lahan pertanian

menjadi LP2B, dan alih fungsi lahan dari non-

No Variabel Evaluasi Uraian Evaluasi

pertanian menjadi LP2B

3. Penelitian • Penelitian atas LP2B terutama evaluasi lahan LP2B yang telah ditetapkan dan lahan

cadangan untuk ditetapkan menjadi LP2B

4. Pemanfaatan

• Pemda

perlindungan dan pelestarian sumber daya lahan dan air; pengelolaan

melakukan

kualitas lahan dan air; pengendalian pencemaran • Pemilik lahan: 1). Memanfaatkan lahan sesuai

peruntukkan; 2). Mencegah kerusakan irigasi;

3) menjaga kesuburan; 4). Mencegah kerusakan lahan; 5) Memelihara kelestarian lingkungan

5. Pembinaan • Koordinasi, sosialisasi, surpervisi dan

konsultasi,

pendidikan dan pelatihan,

diseminasi informasi

6. Pengendalian

• Insentif

(keringanan pajak PBB, pengembangan infrastruktur, pengembangan benih unggul, dan kemudahan akses dan informasi, penyediaan sarana dan prasarana pertanian;

sertifikat lahan; penghargaan; dan disinsentif (diatur dalam PP 30/2012 pasal 20-22)

penerbitan

7. Pengawasan • Pelaporan, pemantauan, dan evaluasi

8. Sistem informasi • Ketersediaan data yang dapat diakses oleh masyarakat yang meliputi kawasan P2B ditetapkan dalam RTRW, LP2B ditetapkan

dalam RTRW, Lahan cadangan P2B ditetapkan oleh Bupati, dan tanah terlantar dan subyeknya

9. Perlindungan dan • Perlindungan: 1). Jaminan harga, sarana dan Pemberdayaan Petani

prasarana, serta pemasaran hasil pertanian, pengutamaan hasil pertanian pangan untuk kebutuhan dalam negeri, dan ganti rugi gagal panen; 2). Jaminan sosial bagi petani kecil melalui jaminan sosial nasional

• Pemberdayaan: penguatan kelembagaan, penyuluhan dan pelatihan, fasilitas sumber

pembiayaan, bantuan kredit kepemilikan lahan pertanian, pembentukan bank bagi petani, fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi rumah tangga petani, aksesibilitas terhadap informasi, teknologi, dan ilmu pengetahuan

10. Pembiayaan • Seluruh kegiatan ruang lingkup LP2B (diatur

dalam PP 30/2012)

No Variabel Evaluasi Uraian Evaluasi

11. Peran Serta Masyarakat

• Meliputi

perencanaan, pengembangan, penelitian, pengawasan, pemberdayaan petani, dan pembiayaan

12. Sanksi Administrasi • Yang dimaksud dengan sanksi administrasi di sini adalah setiap orang yang melanggar

kewajiban

atau larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Pasal 45, Pasal 50 ayat (2), Pasal 57 ayat (2), pasal 70

Ke dua belas variabel di atas dianalisis sesuai berdasarkan hasil dan informasi yang diperoleh dari lapangan dengan menggunakan panduan kuesioner. Selanjutnya, analisis difokuskan pada terlaksana atau tidak terlaksananya kegiatan terhadap LP2B tersebut di lapangan, serta hambatan atau permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan LP2B.

Participatory Sistem Analysis (PSA)

Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan LP2B di kabupaten dilakukan dengan metode Participatory Sistem Analysis (PSA). Metode ini adalah metode diskusi terfokus yang digunakan untuk mendapatkan faktor-faktor penting yang terkait dengan pelaksanaan LP2B berdasarkan hasil masukan dari informan (Herweg and Steiner, 2002). Metode ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu

1. Tahap pertama adalah penentuan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan LP2B. Selanjutnya, seluruh faktor tersebut diseleksi dan dipilih yang sangat berpengaruh saja, setelah itu faktor tersebut didefinisikan, seperti dapat dilihat pada matrik di bawah ini.

No Faktor

Definisi Faktor

2. Setelah itu dilanjutkan dengan penentuan hubungan antar faktor. Penentuan hubungan antar faktor ini guna melihat korelasi antara faktor yang satu dengan faktor yang lainnya. Kekuatan hubungan dinilai dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

a. Nilai 2

: Berpengaruh kuat : Berpengaruh kuat

: Berpengaruh sedang

c. Nilai 0,5

: Berpengaruh lemah

d. Nilai 0,1

: Berpengaruh sangat lemah

Penilaian kekuatan hubungan antar faktor dituangkan dalam bentuk matriks berikut.

Degree of Active Sum Faktor

A B C D E F G H I Interrel. (AS- (AS) PS)

Pasive Sum (PS) Active Ratio (AS/PS)

Cara pengisian kolom dapat dilakukan dua cara, yaitu dengan melihat perbaris atau perkolom. Misalnya, pada baris ke-1: Faktor A  B: Ini berarti bahwa faktor A berpengaruh terhadap B berapa besar? ATAU pada kolom ke-1: Faktor A  B: Ini berarti bahwa faktor A berpengaruh terhadap B berapa besar?. Tahapan tersebut terus dilakukan sampai semua kolom atau baris terisi oleh nilai.

3. Setelah itu, kemudian dianalisis untuk mengetahui rasio aktivitas (activity ratio) dan derajat hubungan antar faktor dengan menjumlahkan untuk setiap baris (Active Sum = AS) atau kolom (Pasive Sum = PS). Kemudian, untuk menentukan derajat hubungan antar faktor (degree of interrelation) digunakan AS – PS atau jumlah AS dikurangi PS pada masing-masing faktor. Sedangkan untuk menentukan Rasio Aktivitas ditentukan dengan AS/PS atau jumlah AS dibagi PS pada masing-masing faktor. Selanjutnya, disusun dalam matrik sebagai berikut:

No Faktor

Activity Ratio

Degree of Interrelation

4. Berikutnya, hasil penetapan activity ratio dan degree of interrelation digunakan untuk menentukan faktor-faktor mana yang masuk dalam kuadran Symptom, Buffer, Critical Elements, dan Motor/Lever. Kuadran Symptom (Gejala) adalah faktor-faktor yang sangat dipengaruhi oleh faktor lainnya dan tidak mempunyai kekuatan untuk mengubah sistem. Kuadran Buffer (Penyangga) adalah faktor-faktor yang tidak mempengaruhi ataupun dipengaruhi oleh faktor lainnya. Kuadran Critical Elements (Elemen Kritis) adalah faktor-faktor sebagai akselerator dan katalisator terhadap sistem tetapi faktor ini harus dipahami secara detail karena dapat berubah sewaktu- waktu tidak sesuai dengan yang diharapkan atau memiliki efek samping. Terakhir, kuadran Motor/Lever (Pengungkit) adalah faktor-faktor yang diprediksi dapat mempengaruhi faktor lainnya. Selanjutnya, sebagai contoh dari diagram PSA dapat dilihat antar kuadran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Symptom

Critical Element

Buffer

Motor/Leverage

Gambar 3.2 Contoh Diagram Participatory Sistem Analisis (PSA)