c Dikeluarkan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan Kepala Daerah. 2.
Dari segi karakteristiknya : a
Mempunyai kekuatan hukum yang pasti. b
Mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan grosse dari putusan Hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diminta banding lagi
pada Hakim atasan. c
Mempunyai fungsi ganda yaitu menagih pajak dan menagih bukan pajak biaya-biaya panggilan.
d Dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan dan penyanderaan
pencegahan.
c. Penerbitan Surat Paksa
Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Pasal 8 Surat Paksa diterbitkan apabila :
1. Penanggung Pajak tidak melunasi Utang Pajak dan kepadanya telah
diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis;
2. Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan Penagihan Seketika dan
Sekaligus; 3.
Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran
pajak.
Universitas Sumatera Utara
Surat paksa berkepala “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”. Surat paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan
hukum yang sama dengan grosse akte yaitu putusan pengadilan perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Surat Paksa sekurang-kurangnya harus memuat : a
Nama Wajib Pajak, dan Nama Penanggung Pajak. b
Dasar Penagihan. c
Besarnya utang pajak.
d. Fungsi Surat Paksa
Adapun Fungsi Surat Paksa adalah sebagai sarana atau alat pembayaran kepada penanggung pajak untuk melunasi utang pajaknya dalam jangka waktu 2 x 24
jam. Sebagai tindak lanjut untuk mencairkan tunggakan pajak atas tidak dihiraukannya penerbitan Surat Paksa maka aparatur pajak akan melaksanakan
penyitaan.
e. Tata Cara Penagihan Melalui Surat Paksa
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 561KMK.042000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan
Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa. 1.
Surat Paksa diberitahukan oleh Jurusita pajak dengan pernyataan dan penyerahan Salinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak.
2. Pemberitahuan Surat Paksa sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
dituangkan dalam Berita Acara yang sekurang-kurangnya memuat hari dan
Universitas Sumatera Utara
tanggal pemberitahuan Surat Paksa, nama Jurusita Pajak, nama yang menerima, dan tempat pemberitahuan Surat Paksa.
Surat Paksa terhadap Orang Pribadi diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada : a
Penanggung Pajak ditempat tinggal, tempat usaha, atau ditempat lain yang memungkinkan.
b Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun yang bekerja
ditempat usaha Penanggung Pajak, apabila Penanggung Pajak yang bersangkutan tidak dapat dijumpai.
c Salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang mengurus harta
peninggalannya, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan belum dibagi ; atau
d Para ahli waris, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta
warisan telah dibagi. Surat Paksa terhadap badan diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada:
a Pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab , pemilik modal baik di tempat kedudukan badan yang bersangkutan,
di tempat tinggal mereka maupun di tempat lain; atau b Pegawai tetap di tempat kedudukan atau tempat usaha badan yang
bersangkutan apabila jurusita pajak tidak dapat menjumpai salah seorang sebagaimana dimaksud dalam huruf a.
Universitas Sumatera Utara
3.3.4 Penagihan Pajak Dengan Surat Sita a. Barang – Barang Penanggung Pajak Yang Dapat Disita
Penyitaan adalah tindak lanjut dari pelaksanaan penagihan dengan Surat Paksa, Penyitaan diatur dalam Undang- Undang Nomor. 19 Tahun 2000 Pasal 14 ayat 1, 2, 3
sebagai berikut : 1
Penyitaan dilaksanakan terhadap barang milik Penanggung Pajak yang berada ditempat tinggal , tempat usaha, tempat kedudukan, atau ditempat
lain termasuk yang penguasaannya berada ditangan lain atau yang dijaminkan sebagai pelunasan utang tertentu yang dapat berupa :
a Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan deposito
berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau surat berharga lainnya, piutang, dan penyertaan modal pada perusahaan lain ; dan
atau b
Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan , dan kapal dengan isi kotor tertentu.
2 Penyitaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilaksanakan sampai
dengan nilai barang yang disita diperkirakan cukup oleh Jurusita Pajak untuk melunasi utang pajak dan biaya Penagihan Pajak.
3 Hak lainnya yang dapat disita selain sebagaimana dimaksud dalam ayat
1 diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
b. Barang Gerak Yang Dapat Disita
Perincian mengenai barang bergerak yang dapat disita adalah sebagai berikut:
1. Semua barang bergerak yang ada dirumah Penanggung Pajak seperti :
a Perhiasan Emas, Berlian, Mutiara, Batu Permata dan sebagainya.
b Barang Mewah Televisi, Lemari es, AC dan sebagainya.
c Kendaraan Mobil, Sepeda Motor dan sebagainya.
d Uang tunai termasuk surat-surat berharga.
e Perkakas Rumah Tangga Sofa, Lemari Hias, dan sebagainya.
f Barang-barang lainnya yang bergerak.
2. Semua barang bergerak yang ada di tempat kegiatan usaha Penanggung Pajak,
seperti : a
Barang-barang dagangan baik yang berada di dalam toko maupun yang berada didalam gudang.
b Barang-barang inventaris usaha Lemari, Meja, Kursi, dan Alat-alat yang
berhubungan dengan kegiatan Usaha. 3.
Semua barang bergerak yang ada dikantor Penanggung Pajak, seperti : a
Inventaris kantor mesin tik, komputer, lemari, kursi, dan alat kantor lainnya.
b Kendaraan bermotor mobil, sepeda motor dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
c. Barang Tidak Bergerak yang Dapat Disita