Uji Heterokedastisitas Uji Autokorelasi

• Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data outlier kesuatu nilai tertentu Untuk melengkapi dan meyakinkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi normal dilakukan uji statistik dengan melihat nilai Kolmogorov Smnornov, yang hasilnya ditunjukkan pada tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Setelah Logaritma natural Ln One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test deposit N 48 Uniform Parametersa,b Minimum 6,35 Maximum 10,75 Most Extreme Differences Absolute ,476 Positive ,476 Negative -,021 Kolmogorov-Smirnov Z 3,296 Asymp. Sig. 2-tailed ,0381 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber : Data diolah oleh peneliti 2013 Pada tabel 4.6 menunjukkan nilai signifikansinya 0.381 yang berarti data residula terdistribusi normal karena nilai signifikansinya sebesar 0,3810,05. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

4.4.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Untuk menguji adanya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot yang disajikan pada gambar berikut: Universitas Sumatera Utara 10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 deposit 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 inf lasi Gambar 4.6 Grafik Plot Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data diolah oleh peneliti 2013 Uji Heteroskedastisitas ini juga dilakukan dengan menggunakan uji glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independent. Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari koefisien parameter, jika nilai probabilitas signifikansinya diatas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi heterokedastisitas. Berikut hasil pengujian heterokedasitas pada Tabel 4.7 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Hasil Uji Glejser Coeffi cients a 88.807 12.968 6.848 .021 -.003 .001 -.943 -3. 990 .057 Const ant ihs g Model 1 B St d. E rror Unstandardized Coeffic ients Beta St andardiz ed Coeffic ients t Sig. Dependent Variable: deposito a. Sumber : Data diolah oleh peneliti 2013 Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastistas. Dari grafik scatterplot dan uji Glejser menunjukkan bahwa model regresi dinyatakan bebas dari gejala heteroskedastisitas.

4.4.4 Uji Autokorelasi

Dalam uji autokorelasi ini kita dapat menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan- kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien-koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson DW. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan pengujian DW ditunjukkan pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Hasil Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .943a .888 .833 6.63238 2.751 a Predictors: Constant, ihsg b Dependent Variabel: deposito Sumber : Data diolah oleh peneliti 2013 Berdasarkan hasil analisis transformasi regresi diperoleh nilai Durbin Watson DW sebesar 2.751. Nilai ini akan dibandingkan dengan tabel Durbin Watson dengan menggunakan signifikasi 5 jumlah pengamatan N4, dan jumlah variabel independent sebanyak 1 k=1. Maka berdasarkan tabel durbin Watson didapat nilai batas atas du sebesar 1.571 dan nilai batas bawah dl sebesar 1.780. Oleh karena itu nilai DW lebih besar dari 1,780 dan nilai DW lebih kecil dari 4-1.780 atau dapat dinyatakan bahwa 1,7802.7512.751du DW 4- du. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif maupun negatif.

4.4.5 Uji Stationeritas