Perumusan Masalah Penelitian Terdahulu

berlebihan. Penurunan Suku Bunga Depositoyang diikuti dengan penurunan Inflasi mendorong keinginan masyarakat untuk lebih cenderung menginvestasikan uang mereka di pasar modal yang akan berdampak pada kenaikan IHSG seperti halnya pada bulan Juli 2011 indeks IHSG mencapai level 4.131poin, karena masyarakat ingin mendapatkan return yang lebih tinggi melalui investasi di pasar modal daripada menabung uang mereka pada pasar uang yang memberikan return yang rendah. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi dengan judul “Analisis Kausalitas Suku Bunga Deposito, Inflasi, dan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG di Indonesia.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan searah antara Suku Bunga Deposito, Inflasi, dan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG di Indonesia.? 2. Apakah ada hubungan searah antara Suku Bunga Deposito dengan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG? 3. Apakah ada hubungan yang searah antara Inflasi dengan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG? Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan memberikan bukti empiris hubungan kausalitas antara Suku Bunga Deposito, Inflasi, dan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG di Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan informasi bagi calon peneliti dan mahasiswai yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. 2. Bermanfaat sebagai informasi bagi calon peneliti yang akan berinvestasi ataupun yang sudah berinvestasi. 3. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya di bidang Suku Bunga Deposito, Inflasi, dan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG di Indonesia. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Suku Bunga 2.1.1 Pengertian Suku Bunga Bunga Bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh Bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada Bank nasabah yang memperoleh pinjaman.

2.1.2 Teori Tingkat Suku Bunga

Tingkat bunga menurut kaum klasik merupakan interaksi antara tabungan dan investasi. Tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi tinggi tingkat bunga maka semakin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan. Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga maka keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Karena seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana. Semakin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga semakin kecil. Universitas Sumatera Utara Tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan artinya tidak ada dorongan untuk naik atau turun akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. Nopirin, 1992:70- 71 Sedangkan menurut Keynes, tingkat bunga adalah suatu fenomena moneter yang mana tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang ditentukan dalam pasar uang. Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi GNP, sepanjang uang ini mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk berinvestasi dan akan mempengaruhi GNP. Nopirin, 1992:90-91

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga

Faktor – faktor yang mempengaruhi suku bunga yaitu: 1. Kebutuhan Dana Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. 2. Persaingan Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama adalah pihak perbankan harus memerhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga bunga simpanan 16, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan dinaikkan diatas bunga pesaing. Namun, sebaliknya untuk bunga pinjaman harus dibawah bunga pesaing. Universitas Sumatera Utara 3. Kebijaksanaan Pemerintah Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4. Target Laba yang Diinginkan Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya. 5. Jangka Waktu Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan risiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah. 6. Kualitas Jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan. 7. Reputasi Perusahaan Bonafiditas perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil. 8. Produk yang Kompetitif Maksudnya ialah produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran.Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Universitas Sumatera Utara 9. Hubungan Baik Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama dan nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan pada keaktifan dan loyalitas nasabah. Nasabah utama biasanya memiliki hubungan yang baik dengan pihak bank sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa. 10. Jaminan Pihak Ketiga Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankan pun berbeda. Demikian pula sebaliknya jika penjamin pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dipercaya, maka kemungkinan tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan. 2.2 Deposito 2.2.1 Pengertian Deposito Menurut Undang – undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Kasmir, 2008:85.

2.2.2 Jenis-Jenis Deposito

Jenis – jenis deposito yang ada di Indonesia adalah: 1. Deposito Berjangka Deposito berjangka adalah deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 Universitas Sumatera Utara sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya didalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga. Bunga deposito dapat ditarik setiap bulan atau setelah jatuh tempo sesuai jangka waktunya, baik ditarik secara tunai maupun non tunai dan dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterimanya. 2. Sertifikat Deposito Sertifikat deposito merupakan hasil pengembangan dari deposito berjangka. Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperjualbelikan. Agar simpanan ini dapat diperjualbelikan dengan mudah maka penarikan pada saat jatuh tempo dapat dilakukan atas unjuk, sehingga siapapun yang memegang bukti simpanan tersebut dapat menguangkannya pada saat jatuh tempo. Penerbitan nilai sertifikat deposito sudah tercetak dalam berbagai nominal dan biasanya dalam jumlah bulat. Dengan demikian, nasabah dapat membeli dalam lembaran banyak untuk jumlah nominal yang sama. 3. Deposit On Call Deposit on call adalah deposito yang berjangka waktu minimal tujuh hari dan paling lama kurang dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biaanya dalam jumlah yang besar misalnya 50 juta rupiah tergantung bank yang bersangkutan. Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposito on call sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu tiga hari sebelumnya nasabah sudah memberitahukan bank penerbit. Besarnya bunga biasanya dihitung perbulan dan Universitas Sumatera Utara biasanya untuk menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.

2.2.3 Fungsi Deposito

Fungsi deposito ada dua , yaitu: 1. Fungsi Intern Fungsi ini sangat strategis dalam membantu kegiatan operasional bank khusunya ruang lingkup bank itu sendiri. Jenis simpanan ini merupakan salah satu sumber utama modal bank yang praktis penggunaannya karena adanya limit waktu. Deposito ini bagi suatu bank berfungsi untuk memenuhi kebutuhan modal suatu bank dan juga membantu posisi likuiditas bank. 2. Fungsi Ekstern Fungsi ekstern ini dikaitkan dengan fungsi yang ada diluar perusahaan bank yaitu sebagai lembaga yang bergerak dibidang jasa yang memperlancar arus pembayaran uang. Deposito ini merupakan sarana penghimpun dana dalam jumlah besar yang dapat menunjang pembangunan. 2.3 Inflasi 2.3.1 Pengertian Inflasi Inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-harga secara umum barang- barang secara terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut Inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari Inflasi disebut deflasi. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat Inflasi adalah Indeks Harga Konsumen IHK. Perubahan IHK dari waktu ke waktu Universitas Sumatera Utara menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup SBH Tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik BPS. Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barangjasa di setiap kota. Indikator Inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain:

1. Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB.

Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjualpedagang besar pertama dengan pembelipedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas.

2. Deflator Produk Domestik Bruto PDB

Menggambarkan pengukuran level harga barang akhir final goods dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi negeri. Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.

2.3.2 Jenis-Jenis Inflasi

A. Jenis Inflasi menurut sifatnya: 1. Inflasi merayap creeping inflation Creeping inflation ditandai dengan laju Inflasi yang rendah kurang dari 10 per tahun. Kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama. Universitas Sumatera Utara 2. Inflasi menengah galloping inflation Galloping inflation ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar biasanya double digit atau bahkan triple digit dan kadangkala berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi. 3. Inflasi tinggi hyper inflation Hyper inflation merupakan Inflasi yang paling parah akibatnya. Harga- harga naik sampai 5 atau 6 kali. B. Inflasi menurut sebabnya: 1. Demand Pull Inflation Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total agregate demand sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh. Dalam keadaan hampir kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total disampingkan menaikkan harga dapat juga menaikkan hasil produksi output. Apabila kesempatan kerja penuh full employment telah tercapai maka penambahan permintaan selanjutnya hanyalah akan menaikkan harga saja. Apabila kenaikan permintaan ini menyebabkan keseimbangan GNP berada diatas atau melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh maka akan terjadi “inflationary gap’’. Inflationary gap inilah yang dapat menimbulkan Inflasi. 2. Cost Push Inflation Cost Push Inflation biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Keadaan ini biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total agregate supply sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Universitas Sumatera Utara Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikkan harga dan turunnnya produksi dan jika berjalan terus maka akan terjadi cost push inflation.

2.4 Indeks Harga Saham Gabungan IHSG

Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai perkembangan bursa, juga semakin meningkat.Salah satu informasi yang diperlukan tersebut adalah indeks harga saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham.Sekarang ini PT Bursa Efek Indonesia memiliki 8 macam indeks harga saham yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik, sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal. Ke delapan macam indeks tersebut adalah: 1. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG, menggunakan semua emiten yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. 2. Indeks Sektoral, menggunakan semua emiten yang termasuk dalam masing- masing sektor. 3. Indeks LQ45, menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. 4. Jakarta Islamic Index JII, menggunakan 30 emiten yang masuk dalam kriteria syariah dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi. 5. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham yang dipilih berdasarkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Universitas Sumatera Utara 6 Indeks Papan Utama, menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan utama. 7. Indeks Papan Pengembangan, menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan pengembangan. 8. Indeks Individual, yaitu indeks harga saham masing-masing emiten. Seluruh indeks yang ada di BEI menggunakan metode perhitungan yang sama, yaitu metode rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat akan dibahas pada bagian berikutnya. Perbedaan utama pada masing-masing indeks jumlah emiten dan nilai dasar yang digunakan untuk penghitungan indeks. Misalnya untuk Indeks LQ45 menggunakan 45 saham untuk perhitungan indeks sedangkan Jakarta Islamic Index JII menggunakan 30 saham untuk perhitungan indeks. Indeks-indeks tersebut ditampilkan terus menerus melalui display wall di lantai bursa dan disebarkan ke masyarakat luas oleh data vendor melalui data feed.

2.4.1 Pengertian Indeks Harga Saham Gabungan

IHSG adalah ukuran yang didasarkan pada perhitungan statistik untuk mengetahui perubahan-perubahan harga saham dari seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. IHSG dipakai sebagai indikator untuk mengukur situasi umum perdagangan saham, apakah dalam keadaan bearish atau dalam keadaan bullish. Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham yang berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif atau lesu. Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Fungsi Indeks Harga Saham

Di pasar modal, sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi, yaitu: 1. Sebagai indikator tren pasar 2. Sebagai indikator tingkat keuntungan 3. Sebagai tolok ukur kinerja suatu portofolio 4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif 5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif

2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Alwi 2003:87, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham atau indeks harga saham, antara lain: a. Faktor Internal Lingkungan mikro 1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan. 2. Pengumuman pendanaan financing announcements, seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang. 3. Pengumuman badan direksi manajemen management-board of director announcements seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi. 4. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya. Universitas Sumatera Utara 5. Pengumuman investasi investment annuncements, seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan, penutupan usaha lainnya. 6. Pengumuman ketenagakerjaan labour announcements, seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya. 7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning Per Share EPS dan Dividen Per Share DPS, Price Earning Ratio PER, net profit margin, Return On Assets ROA, dan lain-lain. b. Faktor Eksternal Lingkungan makro 1. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, Inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. 2. Pengumuman hukum legal announcements, seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya. 3. Pengumuman industri sekuritas securities announcements, seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasanpenundaaan trading. 4. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara. 5. Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri. Universitas Sumatera Utara

2.5 Penelitian Terdahulu

1. Suramaya Suci Kewal 2008, Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB TerhadapIndeks Harga Saham Gabungan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti secaraempiris pengaruh variabel‐variabel makroekonomi, yaitu : tingkat Inflasi, suku bungasertifikat Bank Indonesia, kurs, dan tingkat pertumbuhan GDP terhadap IHSG diBursa Efek Indonesia. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasilpenelitian menemukan bahwa hanya kurs yang berpengaruh secara signifikanterhadap IHSG, sedangkan tingkat Inflasi, suku bunga SBI dan pertumbuhan PDBtidak berpengaruh terhadap IHSG. 2. Fenny Pratiwi 2009 melakukan penelitian dengan judul Analisis kausalitas antara kredit investasi yang disalurkan Bank umum dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kausalitas antara kredit investasi Cr dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara dengan menggunakan data runtun waktu dari tahun 1980 sampai dengan tahun 2007. Penelitian ini menggunakan metode Granger Causality Test untuk melihat arah hubungan antara kredit investasi Cr dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Hasil uji akar-akar unit memperlihatkan bahwa data kredit investasi Cr dan pertumbuhan ekonomi stasioner pada derajat pertama first difference. Sedangkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan searah feedback antara kredit investasi Cr dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 3. R. Adisetiawan 2012 melakukan penelitian dengan judul “kausalitas BI rate, Inflasi dan Indeks Harga Saham’’. Pada penelitian tersebut diperoleh bahwa hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pada tingkat keyakinan 99, selama periode 1995.1-2012.3 terdapat hubungan kausalitas antara Inflasi, BI rate, dan IHSG di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian regresi diperoleh nilai adjusted R-square sebesar 52,3, hal ini menunjukkan bahwa pola pergerakan indeks harga saham di pasar modal terkait dengan perubahan yang terjadi diberbagai variabel makroekonomi, salah satunya adalah BI rate yang berkoefisien negatif terhadap indeks pasar modal Indonesia. Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa terjadi hubungan yang sangat erat antara variabel Inflasi dan BI rate terhadap IHSG, terbukti dengan besarnya nilai korelasi R sebesar 72,6. Secara ringkas penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat di dalam table dibawah ini: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Tahun Peneliti Judul Hasil Penelitian 1 2008 Suramaya Suci Kewal Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB TerhadapIndeks Harga Saham Gabungan Hanya kurs yang berpengaruh secara signifikanterhadap IHSG, sedangkan tingkat Inflasi, suku bunga SBI dan pertumbuhan PDBtidak berpengaruh terhadap IHSG 2 2009 Fenny Pratiwi Analisis kausalitas antara kredit investasi yang disalurkan Bank Bahwa terdapat hubungan searah feedback antara kredit investasi Cr Universitas Sumatera Utara No Tahun Peneliti Judul Hasil Penelitian umum dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. 3 2012 R. Adisetiawan Kausalitas BI rate, Inflasi dan Indeks Harga Saham Terjadi hubungan yang sangat erat antara variabel Inflasi dan BI rate terhadap IHSG, terbukti dengan besarnya nilai korelasi R sebesar 72,6

2.6 Kerangka Konseptual