71 | G.V. Plekhanov
71 | G.V. Plekhanov
zaman dekaden,seni harus dekaden Ini tidak terelakkan. Dan tiada gunanya merasa jengkel dengan hal itu. Tetapi, sebagaimana dikatakan secara tepat oleh Manifesto Komunis: ....pada saat-saat perjuangan klas mendekati saatnya yang menentukan, maka proses kehancuran yang berlangsung di kalangan klas yang berkuasa, di dalam seluruh jangkauan masyarakat lama, mencapai watak yang sedemikian kerasnya, sedemikian mencolok, sehingga sebagian kecil dari klas yang berkuasa itu melepaskan dirinya dan bergabung pada klas revolusioner, yaitu klas yang memegang hari-depan dalam tangannya. Dari sebab itu, seperti halnya pada suatu masa sebelumnya, suatu bagian dari kaum ningrat menyeberang pada burjuasi, maka kini suatu bagian dari burjuasi menyeberang pada proletariat, dan khususnya suatu bagian dari para ideolog burjuis yang telah mengangkat diri mereka ke tingkat secara teoritis dapat-menangkap gerakan bersejarah secara menyeluruh.
Di antara para ideolog burjuis yang telah menyeberang ke proletariat, kita jumpai hanya beberapa seniman. Mungkin sekali sebabnya ialah, bahwa hanya seorang yang berpikir yang dapat mengangkat diri mereka ke tingkat untuk secara teoretikal dapat menangkap gerakan sejarah secara menyeluruh itu, dan para seniman modern, tidak seperti mae- stro-maestro besar Renaisans, tidak banyak melakukan pemikiran. 81
Tetapi, bagaimana pun juga, dapat dikatakan dengan pasti, bahwa setiap seniman yang sedikit-atau-banyak berbakat, akan berupaya meningkatkan kemampuannya, jika ia menangkap gagasan-gagasan besar emansipasi zaman kita. Hanya cita-cita itulah yang mesti menjadi sebagian darah-dagingnya, dan ia mesti mengungkapkannya secara tepat
sebagai seorang seniman. 82 Selebihnya dari itu, ia mesti mapu membentuk suatu pendapat yang tepat mengenai modernisme artistik dari para ideolog burjuis masa kini. Klas yang kini berkuasa telah mencapai kedudukan yang—baginya—maju terus berarti tenggelam. Dan nasib buruk ini menjadi milik semua ideolognya, yang telah tenggelam lebih dalam daripada para pendahulunya.
Ketika kupaparkan pandangan-pandangan yang kuajukan di sini, Lunacharsky telah menyanggah berbagai hal, di antaranya yang terpenting akan kuperiksa di sini.
Seni dan Kehidupan Sosial | 72
Pertama, ia heran, katanya, bahwa aku agaknya mengakui akan adanya suatu kaidah mutlak bagi keindahan. Tidak ada kaedah seperti itu. Segala sesuatu mengalir dan berubah. Faham-faham manusia tentang keindahan juga berubah. Dari sebab itu tidak ada kemungkinan untuk membuktikan bahwa seni modern benar-benar sedang melalui suatu krisis keburukan.
Hal ini telah kutolak, dan kini aku menolaknya lagi, aku tidak berpikir bahwa ada, atau bisa ada, suatu kaedah mutlak bagi keindahan. 83
Faham-faham orang mengenai keindahan tidak disangsikan lagi berubah dalam berlangsungnya proses sejarah. Tetapi, selagi tidak ada kaedah mutlak bagi keindahan, selagi semua kaedahnya bersifat relatif, ini tidak berarti bahwa tidak ada kemungkinan objektif untuk menilai apakah sebuah karya artistik tertentu telah dilaksanakan dengan baik atau tidak.
Marilah kita mengandaikan, bahwa seorang seniman hendak melukiskan wanita dalam warna biru. Jika yang digambarkan di dalam lukisannya itu sungguh-sungguh mirip dengan wanita seperti itu, kita akan berkata, bahwa ia telah berhasil dalam membuat sebuah lukisan yang baik. Tetapi, jika bukannya seorang wanita dalam pakaian biru, melainkan di atas kanvas lukisan itu kita melihat berbagai sosok stereometrikal yang kurang lebih dengan tebal-tebal dan kurang lebih secara kasar di sana sini diwarnai dengan warna biru, maka ia sama sekali bukanlah sebuah lukisan baik. Kian dekat pelaksanaannya bersesuaian dengan rencananya, atau—untuk memakai ekspresi yang lebih umum—kian dekat bentuk sebuah karya artistik sesuai dengan gagasannya, makin berhasillah ia. Inilah kaedah yang objektif. Dan justru karena ada kaedah seperti itu, maka kita berhak mengatakan, bahwa lukisan-lukisan Leonardo da Vinci—misalnya—lebih baik daripada lukisan-lukisan seorang
Themistocles yang malang, 84 yang membuang-buang kertas yang baik untuk kekusutan pikirannya sendiri. Jika, misalnya, Leonardo da Vinci menggambar seorang laki-laki tua berjenggot, maka hasilnya benar- benar adalah seorang laki-laki tua yang berjenggot—begitu miripnya, sehingga tatkala kita melihatnya, kita akan berkata: