39 | G.V. Plekhanov
39 | G.V. Plekhanov
Karenko, nyatanya, seorang keturunan spiritual dari romantisis Perancis termashur itu. Namun keturunan itu jauh melampaui nenek-moyangnya. Ia secara sadar bermusuhan terhadap sesuatu yang oleh nenek-moyangnya cuma dirasakan sebagai suatu ketidak-sukaan naluriah. 46
Kalau kaum romantisis adalah orang-orang konservatif, Ivar Kareno adalah seorang reaksioner semurni-murninya. Dan, lebih dari itu, seorang utopian dari jenis tuan-tanah buas dari Shchedrin. 47
Ia berniat membasmi proletariat, sebagaimana yang tersebut belakangan itu berniat membasmi kaum muzhik. Utopianisme ini telah dikembangkan hingga keekstriman-keekstriman yang paling menggelikan. Dan, pada umumnya, semua pikiran Ivar Kareno yang sebebas-seekor-burung itu meluncur hingga ke puncak absurditas. Baginya, proletariat itu suatu klas yang mengeksploitasi klas-klas lain masyarakat. Ini adalah yang paling keliru dari semua pikiran Kareno yang sebebas-seekor-burung itu. Dan malangnya ialah, bahwa Knut Hamsun tampaknya ikut memiliki pikiran keliru dari pahlawannya itu. Ivar Kareno-nya menderitakan begitu banyak kemalangan justru karena ia membenci proletariat dan menentangnya. Oleh karena inilah ia tidak mampu memperoleh kursi keprofesoran, atau bahkan menerbitkan bukunya. Singkatnya, ia mengakibatkan pengejaran burjuasi, di tengah mana ia hidup dan berbuat. Tetapi, di bagian dunia mana, dalam utopia apa, terdapat suatu burjuasi yang menuntut balas-dendam tanpa ampun seperti itu terhadap perlawanan terhadap proletariat?
Belum pernah ada suatu burjuasi seperti itu, dan tidak akan pernah ada. Knut Hamsun mendasarkan lakonnya atas suatu ide yang secara tidak- terdamaikan berkontradiksi dengan realitas. Dan ini telah mengotori lakon itu sedemikian rupa sehingga justru membangkitkan tertawaan di bagian-bagian yang oleh sang pengarang dimaksudkan sebagai adegan tragis.
Knut Hamsun seorang yang sangat berbakat. Namun tiada bakat yang dapat mengubah sesuatu menjadi kebenaran yang justru merupakan kebalikannya. Kekurangan-kekurangan gawat lakonnya merupakan akibat wajar dari ketidak-warasan gagasan dasarnya. Dan ketidak- warasan itu bersumber dari ketidak-mampuan pengarang untuk
Seni dan Kehidupan Sosial | 40
memahami perjuangan klas-klas dalam masyarakat masa kini, dari mana lakonnya itu merupakan suatu gema literer.
Knut Hamsun bukan seorang Perancis. Tidak, ini tidak menjadi soal. Manifesto Komunis telah secara tegas menunjukkan bahwa di negeri- negeri beradab, disebabkan oleh perkembangan kapitalisme, prasangka dan ketertutupan nasional menjadi semakin mustahil, dan dari berbagai- bagai literatur lokal dan nasional, lahirlah suatu literatur dunia. Memang benar, Knut Hamsun dilahirkan dan dibesarkan di sebuah negeri Eropa- Barsat yang jauh daripada sebuah negeri yang paling berkembang secara ekonomis.
Ini, sudah tentu, menerangkan mengapa konsepsinya mengenai kedudukan proletariat yang diperangi dalam masyarakat sezaman adalah begitu kekanak-kanakan kepandirannya. Tetapi keterbelakangan ekonomis negerinya tidak mencegahnya untuk memahami kebencian terhadap klas pekerja dan simpati bagi perjuangan terhadapnya yang secara wajar timbul di kalangan intelektual burjuis dari negeri-negeri yang lebih maju. Ivar Kareno cuma suatu varitas dari tipe Nietzschian. Dan apakah Nietzschianisme itu? Ia adalah suatu edisi baru, yang diperbaiki dan dilengkapkan untuk menjawab tuntutan-tuntutan kapitalisme modern, dari permusuhan yang sudah terkenal terhadap burjuasi yang bergaul dalam keserasian yang begitu sempurna dengan simpati yang tak-tergoyahkan pada sistem burjuis. Dengan gampang dapat kita menggantikan contoh Hamsun itu dengan sebuah contoh yang dipinjam dari literatur Perancis masa-kini.
Tidak disangsikan lagi, salah-seorang dari yang paling berbakat dan— dan ini bahkan lebih penting dalam kasus ini—salah-seorang dramaturgi paling berbobot dari Perancis dewasa ini ialah François de Curel. Dan dari drama-dramanya, yang tanpa keraguan sedikitpun dapat dipandang sebagai yang paling patut ialah lakon lima-babak, Le repas du lion, yang sejauh yang kuketahui telah kurang mendapat perhatian para pengritik Rusia. Tokoh utama lakon ini ialah Jean de Sancy. Di bawah pengaruh keadaan-keadaan luar-biasa tertentu di masa kanak-kanaknya, Jean de Sancy ini pada suatu waktu dibawa hanyut oleh sosialisme kristen, tetapi belakangan dengan keras menolak itu dan menjadi penganjur berapi-