36 Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs -1-

36 36 36 36 36 Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs -1-

Kata sesungguhnya di sini tidak hanya dalam arti keadaan realitanya yang memang demikian, tetapi lebih bersifat imperatif, yaitu mutlak harus demikian sebab apabila tidak akan bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Kedua unsur ini merupakan unsur mutlak bagi terjaminnya nilai-nilai tertinggi kehidupan manusia dan kemanusiaan. Jadi, kata sesungguhnya merupakan satu rangkaian pengertian dengan kata perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dengan demikian, setiap bangsa mempunyai hak mutlak untuk merdeka. Karena sifatnya yang mutlak itu, kemerdekaan merupakan hak kodrat setiap bangsa.

Pengingkaran terhadap hak kodrat ini bagaimana pun bentuk dan manifestasinya harus lenyap dari atas bumi, sebagaimana halnya suatu penjajahan oleh negara terhadap negara lainnya. Penekanan pemberian hak kemerdekaan ini ditujukan kepada segala bangsa dalam wujud kebulatannya, tidak kepada individu-individu.

Namun, tidaklah berarti bahwa hak kebebasan individu- individu tidak mempunyai tempat sama sekali. Dalam hal ini, hak kebebasan individu dilekatkan dalam hubungannya dengan bangsa sebagai satu pokok kebulatan. Jadi, kebebasan individu ditempatkan dalam hubungannya sebagai species terhadap genus-nya.

Kata-kata perikeadilan dan perikemanusiaan menjadi ukuran penentuannya, yaitu bahwa dalam batas-batas keadilan dan kemanusiaan, manusia sebagai individu diakui kemandiriannya sehingga diakui pula hak-hak ke- bebasannya.

b. b. b. b. b . Alinea Kedua Alinea Kedua Alinea Kedua Alinea Kedua Alinea Kedua “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia

telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.”

Dasar pemikiran yang menjadi dorongan kuat akan adanya perjuangan pergerakan kemerdekaan ini tidak lepas dari adanya dasar keyakinan bahwa hak kemerdekaan, hak segala bangsa merupakan hak kodrat.

Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs -1-

Kata penghubung dan yang mengawali kalimat bagian kedua ini menunjukkan adanya hubungan kausal antara perjuangan kemerdekaan dan kenyataan adanya penjajahan yang dialami bangsa Indonesia selama 3½ (tiga setengah) abad. Penjajahan yang ada dan terjadi ini jelas merupakan pengingkaran terhadap hak kodrat dan hak moral yang dirasa wajib untuk dihadapi dengan tegas, demi hak kodrat dan hak moral itu sendiri.

Dengan demikian, perjuangan pergerakan kemerdeka- an di samping merupakan dakwaan terhadap adanya penjajahan, sekaligus juga mewujudkan hasrat yang kuat dan bulat untuk dengan kemampuan serta kekuatan sendiri dapat tegak menentukan nasib atas kekuatan sendiri yang pada akhirnya dengan megah dapat berhasil dirumuskan dengan jelas dalam kalimat ” .. telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa ....” dan seterusnya. Hasil perjuangan pergerakan kemerdekaan itu terjelma dalam wujud suatu negara Indonesia. Menyusun suatu negara atas kemampuan dan kekuatan sendiri adalah suatu kebahagiaan, suatu kebanggaan yang mencerminkan adanya rasa harga diri sebagai suatu bangsa sehingga dapat dipahami terwujudnya suatu hasrat untuk memberikan sifat- sifat merdeka, bersatu, berdaulat, juga hasrat mewujudkan keadilan dan kemakmuran sebagai tujuannya.

Penyebutan sifat-sifat ini mengandung maksud-maksud yang khusus tanpa disebutkan sebenarnya sudah tercakup dalam pengertian kemerdekaan negara Indonesia, sedangkan hasrat mewujudkan keadilan dan kemakmuran tidaklah mungkin diperoleh dalam suasana penjajahan.

Kemakmuran dimaksudkan tidak hanya dalam batas ukuran material, tetapi tercakup pula di dalamnya kemakmuran spiritual, kemakmuran batin, yang tersirat dari pengertian kebahagiaan.

Pengertian bersatu pertama-tama sesuai dengan pernyataan kemerdekaan, di mana bangsa itu dimaknakan dalam pengertian kebulatan kesatuan sehingga bangsa In- donesia harus pula berwujudkan satu negara yang tidak terpecah-pecah di dalam negara-negara yang berfederasi.

Penegasan tentang asas kesatuan ini kita temukan pula dalam bagian keempat Pembukaan, “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah In- donesia.”