Struktur Teks

4.1 Struktur Teks

Secara umum struktur teks/lirik dari nyanyian atau Sinunö pengiring tari ya’ahowu merupakan teks yang baku. Artinya teks yang diungkapkan oleh penyaji tidak lagi berubah-rubah sesuai isi hati si penyaji. Jika kita melihat arti dari teks, Teks adalah suatu naskah yang berisi kata-kata asli dari pengarang (KBBI 2001: 1159).dalam tulisan ini teks yang di maksut oleh penulis adalah teks yang ada pada nyanyian pengiring tari ya’ahowu/ sinunö pengiring tari Ya’ahowu. Di dalam keseluruhan teks Sinuno pengiring tari ya’ahowu berisi pesan-pesan yang jelas yang disampaikan kepada setiap tamu yang datang pada setiap acara adat di Nias. Dalam teks Sinunö pengiring tari ya’ahowu ini penulis melihat adanya susunan teks yang berstruktur, yang mana struktur teks ini dibagi dalam tiga (3) bagian. Tiga bagian dari struktur teks ini yaitu di mulai dari teks pembuka, isi, dan diakhiri dengan penutup. Berikut ini penulis akan memberikan contoh dari bagian-bagian struktur teks Sinunö pengiring tari ya’ahowu yang terdapat dalam tulisan ini.

4.1.1 Teks Pembuka

Pada umumnya setiap lagu Sinunö pengiring tari ya’ahowu diawali dengan kata pembukaan. Teks pembuka merupakan suatu pengantar yang biasanya menggambarkan situasi acara, alasan acara atau tujuan dari acara. Namun pada perkembangannya sekarang, teks pembuka hanya merupakan sapaan salam saja.

Berikut ini adalah contoh dari keseluruhan teks Sinunö pengiring tari ya’ahowu. He ira ama.....

Kepada bapak

He ira ina......

Kepada ibu

Tome salua ba olayama...... Tamu yang sudah hadir di tempat ini Ya’e zumange mi..........

inilah penghormatan kepada kalian Afo si sara Silimaendronga...... dalam sebuah sirih yang berisikan 5 pemberian sekaligus yaitu, sirih, pinang, gambir,kapur sirih,dan tembakau

Ira ama le ya’e nafoda........... Kepada bapak ini sekapur sirih untuk kalian Ira ina le ya’e nafoda........

kepada ibu ini sekapur sirih untuk kalian Fefu ira tomema le yae nafoda....... kepada seleruh tamu yang hadir ini sekapur

sirih untuk kalian

Dari keseluruhan isi teks Sinunö pengiring tari ya’ahowu, yang menjadi teks pembuka yaitu terdapat pada baris teks pertama, kedua dan ke tiga. Sampel : He ira ama.....

Kepada bapak

He ira ina......

Kepada ibu

Tome salua ba olayama...... Tamu yang sudah hadir di tempat ini

Dari sempel teks diatas dapat dilihat bahwa maknanya adalah penyanji memulai acara dengan menyapa dan memberikan salam kepada para tamu baik itu dari kaum bapak, ibu dan seluruh undangan yang hadir pada acara adat tersebut, yang bertujuan untuk meminta izin dan penghormatan terlebih dahulu kepada Dari sempel teks diatas dapat dilihat bahwa maknanya adalah penyanji memulai acara dengan menyapa dan memberikan salam kepada para tamu baik itu dari kaum bapak, ibu dan seluruh undangan yang hadir pada acara adat tersebut, yang bertujuan untuk meminta izin dan penghormatan terlebih dahulu kepada

Kalimat dari teks pembuka ini merupakan hal yang penting dan harus dilakukan sebelum upacara adat dimulai. Tanpa adanya sapaan (fangowai) ini, maka acara tersebut tidak layak untuk dilanjutkan pelaksanaannya.

4.1.2 Teks isi

Pada bagian isi dari teks Sinunö pengiring tari ya’ahowu ini terdapat pada baris teks ke 4 dan ke 5 yang beisikan : Ya’e zumange mi..........

inilah penghormatan kepada kalian Afo si sara Si lima endronga......

dalam sebuah sirih yang berisikan 5 pemberian sekaligus yaitu, sirih, pinang, gambir,kapur sirih,dan tembakau

Dari teks sinunö di atas jelas mengambarkan tentang isi dari nyanyian tersebut merupakan pemberian penghormatan kepada tamu, baik itu tamu yang agung/balugu dan tuhenöri serta kepada seluruh tamu yang hadir pada acara adat tersebut. Pemberian penghormatan kepada para tamu ini disampaikan di dalam mbola nafo (sekapur sirih) yang mana di dalam sekapur sirih ini mengandung 5 unsur kesatuan yaitu: sirih, pinang, gambir, kapur, dan tembakau.

Kelima unsur kesatuan dalam sekapur sirih diatas merupakan salah satu bentuk penghormatan adat yang dipersembahkan kepada setiap tamu yang hadir pada acara adat di Pulau Nias. Dan di dalam sekapur sirih ini juga menggambarkan sukacita pihak sowatö (yang mengadakan acara) kepada pihak tome atau tamu.

4.1.3 Teks Penutup

Pada bagian penutup dari teks Sinunö pengiring tari ya’ahowu ini, merupakan sapaan terakhir dari nyanyian atau sinunö pengiring tari Ya’ahowu yang di sertakan pemberian atau penyerahan mbola nafo (sekarur sirih) oleh para penari kepada pihak tamu. Teks penutup ini terdapat pada baris lagu 6, 7, 8 yang berisikan: Ira ama le ya’e nafoda...........

kepada bapak ini sekapur sirih untuk kalian Ira ina le ya’e nafoda........

kepada ibu ini sekapur sirih untuk kalian Fefu ira tomema le yae nafoda....... kepada seleruh tamu yang hadir ini sekapur

sirih untuk kalian.

Pada bagian penutup ini biasanya setelah penari menyampaikan nyanyian dari teks penutup diatas dan sebelum memberikannya kepada pihak tamu, maka pihak Tome atau tamu biasanya akan membalas nyanyian yang di nyanyikan oleh penari dengan menjawab, “He...” pada setiap akhir kalimat yang dinyanyikan oleh penari Ya’ahowu.

Contohnya: Penari : Ira ama le ya’e nafoda...........

Kepada bapak ini sekapur sirih untuk

kalian

Tamu : He.............. Penari : Ira ina le ya’e nafoda........

kepada ibu ini sekapur sirih untuk

kalian

Tamu : He......... Penari : Fefu ira tomema le yae nafoda....... kepada seleruh tamu yang hadir Tamu : He......... Penari : Fefu ira tomema le yae nafoda....... kepada seleruh tamu yang hadir

Setelah fangowai (penyambutan) diatas selesai, maka penari menyerahkan sekapur sirih tersebut kepada tamu agung/balugu dan tuhenöri, dan setelah itu maka berakhirlah pertunjukan tarian penyambutan atau tari Ya’ahowu ini dan dilanjutkan dengan acara selanjutnya.