Makna Teks

4.2. Makna Teks

4.2.1 Makna Konotatif

Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul. Makna konotatif atau sering disebut juga makna kiasan, makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Kata-kta yang bermakna konotatif atau kiasan biasanya dipakai pada pembicaraaan atau karangan nonilmiah, seperti: berbalas pantun, peribahasa, lawakan, drama, prosa, puisi, dan lain-lain.

Karangan non-ilmiah sangat mementingan nilai-nilai estetika. Nilai estetika dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata konotatif agar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah. Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata itu adalah makna denotatif atau konotaif. Kata rumah monyet mengandung makna konotatif. Akan Karangan non-ilmiah sangat mementingan nilai-nilai estetika. Nilai estetika dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata konotatif agar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah. Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata itu adalah makna denotatif atau konotaif. Kata rumah monyet mengandung makna konotatif. Akan

Makna konotatif dan makna denotatif berhubungan erat dengan kebutuhan pemakaian bahasa. Makan denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada satu makna yang menyertainya, sedangkan makna konotatif adalah makna kata yang mempunyai tautan pikiran, perasaan, dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata lain, makna denotatif adalah makna yang bersifat umum, sedankan makna konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus. Contoh: Dia adalah wanita cantik (denotatif). Dia adalah wanita manis (konotatif). Kata cantik lebih umum dari pada kata manis. Kata cantik akan memberikan gambaran umum tentang seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu maksud yang lebih bersifat memukau perasaan kita. Nilai kata-kata itu dapat bersifat baik dan dapat pula besifat jelek.

4.2.2 Makna Denotatif

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan, misalnya, bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna denotatif disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional (Keraf, 2002:2080). Disebut makna denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena makna itu mengacu pada referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu referensi. Disebut makna Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan, misalnya, bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna denotatif disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional (Keraf, 2002:2080). Disebut makna denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena makna itu mengacu pada referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu referensi. Disebut makna

Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan, misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna denotatif disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional (Keraf, 2002:2080). Disebut makna denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena makna itu mengacu pada referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu referensi.

Disebut makna kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadaran, pengetahuan dan menyangkut rasio manusia. Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul. Makna konotatif atau sering disebut juga makna kiasan, makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Kata-kta yang bermakna konotatif atau kiasan biasanya dipakai pada pembicaraaan atau karangan nonilmiah, seperti: berbalas pantun, peribahasa, lawakan, drama, prosa, puisi, dan lain-lain. Karangan non-ilmiah sangat mementingan nilai-nilai estetika. Nilai estetika dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata konotatif agar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah. Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata itu adalah makna denotatif atau konotaif.

Dari kedua defenisi makna konotatif dan denotatif diatas maka kita dapat menganalisa makna konotatif dan denotatif dari teks Sinunö pengiring tari Ya’ahowu. Analisis makananya sebagai berikut:

(a) He ira ama

Makna denotasi, kata he dalam bahasa nias bermakna hai dalam bahasa Indonesia, yang berarti seruan atau sapaan kepada orang lain. Ira ama bermakna kaum bapak (laki-laki yang sudah menikah/beristri). Makna konotasi, dalam memahami makna konotasi dari kalimat ini, terlebih dahulu harus memahami konteks yang terjadi pada saat kalimat ini diucapkan. Kalimat He ira ama ini di ucapkan pertama sekali ketika di mulainya pertunjukan penyambutan (fengowai) kepada pihak tamu (laki-laki). setelah memahami konteks situasinya, maka makna konotasi dari kalimat di atas adalah, bermakna penghormatan atau sanjungan kepada seluruh kaum laki-laki yang ada di tempat itu yang berasal dari si tuan rumah atau orang yang mengundang seluruh tamu yang hadir pada suatu acara tersebut. Dan sapaan ini sekaligus menunjukkan harkat dan derajat laki-laki yang tinggi sehingga kaum laki-laki disapa terlebih dahulu.

(b) He ira ina

Makna denotasi – kata he dalam bahasa nias bermakna hai dalam bahasa Indonesia, yang berarti seruan atau sapaan kepada orang lain. Ira ina bermakna kaum Ibu (perempuan yang sudah menikah/bersuami) Makna konotasi - dalam memahami makna konotasi dari kalimat ini, terlebih dahulu harus memahami konteks yang terjadi pada saat kalimat ini diucapkan.

Kalimat He ira ina ini di ucapkan pertama sekali ketika di mulainya pertunjukan penyambutan (fengowai) kepada pihak tamu (perempuan). setelah memahami konteks situasinya, maka makna konotasi dari kalimat di atas adalah bermakna penghormatan atau sanjungan kepada seluruh kaum perempuan yang juga ada di tempat itu yang sapaan ini berasal dari si tuan rumah atau orang yang mengundang seluruh tamu yang hadir pada suatu acara tersebut.

(c) Tome salua ba olayama

Makna denotasi – kalimat di atas bermakna tamu yang telah tiba di halaman. Makna kontasi - dalam memahami makna konotasi dari kalimat ini, terlebih dahulu harus memahami konteks yang terjadi pada saat kalimat ini diucapkan. Kalimat ini juga di ucapkan pada saat mulainya acara penyambutan tamu adat yang dating. setelah memahami konteks situasinya, maka makna konotasi dari kalimat di atas adalah bermakna menyapa seluruh tamu yang telah datang dan telah berkumpul di tempat pelaksanaan acara tersebut, sebagai suatu penghormatan yang tinggi kepada seluruh hadirin yang telah meringankan langkahnya untuk datang pada acara tersebut.

(d) Ya’e zumange mi

Makna denotasi – kalimat di atas bermakna inilah penghormatan untuk kalian. Makna konotasi – Ya’e Zumange mi dari kalimat di atas adalah bermakna seruan penegasan akan memberikan sesuatu kepada seluruh tamu, sebagai bukti bahwa si tuan rumah atau yang punya hajatan/acara benar-benar menghormati dan menghargai seluruh tamu yang telah hadir, dengan memberikan sesuatu berupa benda atau barang.

(e) Afo si sara si lima endronga

Makna denotasi – kalimat ini bermakna sebuah sirih yang dibuat dari lima macam/jenis bahan-bahan (daun sirih, pinang, gambir, ......lupa aku dua lagi apa bang, hehehe) Makna konotasi - Afo si sara si lima endronga bermakna si tuan rumah atau yang punya hajatan begitu menghormati tamu-tamunya dengan menyuguhkan sekapur sirih yang terbaik yang terbuat dari lima jenis bahan-bahan terbaik yang dapat ia siapkan dan akhirnya menjadi satu dalam sebuah sirih yang akan dipersembahkan sebagai ssanjungan kepada seluruh tamu yang telah hadir dan untuk bersama- sama menikmati sirih tersebut dengan sukacita.

(f) Ira ama le yae nafoda

Makna denotasi – kalimat ini bermakna inilah sekapur sirih untuk kaum bapak Makna konotasi - Ira ama le yae nafoda bermakna penegasan kembali akan suatu penghormatan atau penghargaan yang diberikan kepada seluruh kaum laki-laki yang hadir yaitu sekapur sirih yang akan dinikmati bersama-sama.

(g) Ira ina le yae nafoda

Makna denotasi - kalimat ini bermakna inilah sekapur sirih untuk kaum Ibu Makna konotasi - Ira ina le yae nafoda yaitu bermakna penegasan kembali akan suatu penghormatan atau penghargaan yang diberikan kepada seluruh kaum perempuan yang hadir yaitu sekapur sirih yang akan dinikmati bersama-sama.

(h) Fefu ira tomema le yae nafoda

Makna denotasi – kalimat ini bermakna inilah sekapur sirih untuk seluruh tamu undangan kami Makna konotasi - Fefu ira tomema le yae nafoda bermakna penegasan kembali akan suatu penghormatan atau penghargaan yang diberikan kepada seluruh tamu hadirin baik kaum laki-laki dan kaum perempuan yang hadir, yaitu sekapur sirih yang akan dinikmati bersama-sama.