Pengertian Pengertian Kosmetik Zat

52 Eksraksi antosianin umumnya menggunakan metode maserasi yaitu proses pengekstrakan simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur ruangan. Sedangkan remaserasi adalah pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyarian maserat pertama, dan seterusnya Ditjen POM, 2000. Ekstraksi antosianin menggunakan pelarut etanol 96. Hal ini disebabkan tingkat kepolaran antosianin hampir sama dengan etanol 96 sehingga dapat larut dengan baik pada etanol 96 Inayati dan Nurlela, 2011. 2.2 2.2 2.2 2.2 Kosmetik Kosmetik Kosmetik Kosmetik 2.2.1 2.2.1 2.2.1

2.2.1 Pengertian Pengertian

Pengertian Pengertian kosmetik kosmetik kosmetik kosmetik Kosmetik berasal dari kata kosmetikos Yunani yang artinya keterampilan menghias, mengatur. Jadi, kosmetik pada dasarnya adalah campuran bahan yang diaplikasikan pada anggota tubuh bagian luar seperti epidermis kulit, kuku, rambut, bibir, gigi, dan sebagainya dengan tujuan untuk menambah daya tarik, melindungi, memperbaiki, sehingga penampilannya lebih indah Muliyawan dan suriana, 2013. Kosmetika merupakan campuran bahan alami untuk perawatan, dekorasi, dan wangi-wangian. Bahan alami yang digunakan berasal dari bahan tumbuhan, bahan dari binatang atau bahan yang terdapat di alam bebas disekeliling kehidupan manusia Wasitaatmadja, 1997. Universitas Sumatera Utara 53 2.2.2 2.2.2 2.2.2 2.2.2 Kosmetik Kosmetik Kosmetik Kosmetik dekoratif dekoratif dekoratif dekoratif Tujuan awal penggunaan kosmetik adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara merias setiap bagian tubuh yang terpapar oleh pandangan sehingga terlihat lebih menarik dan sekaligus juga menutupi kekurangan cacat yang ada Wasitaatmadja, 1997. Berdasarkan bagian tubuh yang dirias, kosmetika dekoratif dapat dibagi menjadi Wasitaatmadja, 1997: 1. Kosmetik rias kulit wajah 2. Kosmetik rias bibir 3. Kosmetik rias rambut 4. Kosmetik rias mata 5. Kosmetik rias kuku Pembagian kosmetik dekoratif Tranggono dan Latifah, 2007: a. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaiannya sebentar. Misalnya: bedak, pewarna bibir, pemerah pipi, eye shadow dan lain-lain. b. Kosmetika dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu yang lama baru luntur. Misalnya: kosmetika pemutih kulit, cat rambut, dan pengeriting rambut. Universitas Sumatera Utara 54 2.2.3 2.2.3 2.2.3 2.2.3 Zat Zat Zat Zat pewarna pewarna pewarna pewarna Peran zat warna sangat besar dalam kosmetik dekoratif. Pemakaian kosmetik dekoratif lebih untuk alasan estetika dari pada kulit. Persyaratan untuk kosmetika dekoratif antara lain: a. Warna yang menarik b. Bau yang harum menyenangkan c. Tidak lengket d. Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau e. Tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku dan lainnya. Zat warna berasal dari dua sumber. Ada yang berasal dari alam dan ada juga yang sintesis. Zat warna alami umumnya lebih aman digunakan, tetapi zat warna alami lebih sulit disintesa serta sulit untuk distandarisasi. Zat warna sintesis lebih mudah diatur tingkat intensitas warnanya. Harga zat sintesis juga lebih murah sehingga lebih disukai oleh produsen dan konsumen Muliyawan dan Suriana, 2013. Jenis-jenis zat pewarna yang terdapat pada kosmetik dibagi dalam beberapa kelompok yaitu: 1. Zat warna alam yang larut Sebenarnya zat warna jenis ini lebih aman bagi kulit. Namun, pada produk-produk kosmetik modern dewasa ini, zat warna alam sudah jarang digunakan. Zat warna alam larut ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya yaitu kekuatan pewarnaannya relatif lemah, tidak tahan lama, dn relatif mahal. Beberapa contoh zat warna alam yang larut adalah: Universitas Sumatera Utara 55 a. Alkalain, yaitu zat warna merah yang di ekstrak dari kulit akar alkana Radix alcannae b. Karmin, yaitu zat warna merah yang diperoleh dari serangga tertentu yang telah dikeringkan c. Ekstrak klorofil daun-daun hijau, untuk menghasilkan warna hijau d. Henna, yaitu zat warna yang biasanya digunakan untuk pewarna kuku dan rambut. Diekstrak dari daun Lawsonia inermis. e. Karoten, yaitu zat warna kuning yang diekstrak dari bagian tanaman tertentu yang mengandung zat warna kuning Muliyawan dan Suriana, 2013. 2. Zat warna sintesis Zat warna sintesis adalah zat warna yang dihasilkan melalui proses sintesa senyawa kimia tertentu. Zat warna jenis ini dikenal juga dengan sebutan anilina atau Coal-tar. Adapun sifat-sifat zat warna sintesis antara lain: a. Intensitas warnanya sangat kuat b. Larut dalam air, minyak, alkohol,atau salah satu darinya c. Zat warna untuk rambut dan kuku biasanya daya rekatnya lebih kuat dari pada zat warna untuk kulit d. Beberapa bersifat toksik, sehingga perlu hati-hati menggunakan produk kosmetik yang mengandung zat warna jenis ini Muliyawan dan Suriana, 2013: 3. Pigmen-pigmen alam Pigmen-pigmen alami itu adalah pigmen warna yang terdapat pada tanah, contohnya aluminium silikat. Keunggulan pigmen-pigmen alam sebagai zat Universitas Sumatera Utara 56 pewarna adalah zat warna ini murni dan sama sekali tidak berrbahaya. Aman digunakan untuk kulit, sehingga zat warna ini banyak dipakai untuk mewarnai bedak, krim, dan aneka kosmetik lainnya. Sementara kelemahannya yaitu zat warna yang dihasilkan tidak seragam. Sangat bergantung pada sumber asalnya dan tingkat pemanasannya Muliyawan dan Suriana, 2013. 4. Pigmen-pigmen sintesis Dewasa ini banyak juga ditemukan besioksida sintesis yang sering digunakan sebagai pengganti zat warna alam. Berikut adalah beberapa contoh pigmen sintesis yang digunakan dalam industri kosmetik, antara lain: a. Besi oksida sintesis menghasilkan warna antara lain kuning, cokelat, merah dan beragam warna violet b. Zinc oxide dan Titanium oxide pigmen sintesis putih c. Bismuth oxychloride sebagai warna putih mutiara d. Bismuth carbonate sebagai pigmen putih e. Cobalt digunakan sebagai pigmen sintesis warna biru, sementara Cobalt hijau untuk pigmen hijau kebiru-biruan f. Beberapa zat warna asal Coal-tar juga digolongkan sebagai pigmen sintesis g. Beberapa pigmen sintesis tidak dibenarkan pemakaiannya dalam kosmetik karena bersifat toksis, contohnya Cadmium sulfide. h. Lakes alam dan sintesis. Lakes merupakan zat warna yang sering digunakan dalam bedak, lipstik, dan kosmetik lainnya. Penggunaan Lakes lebih umum karena menghasilkan warna yang lebih cerah daan cocok dengan kulit Muliyawan dan Suriana, 2013. Universitas Sumatera Utara 57 2.3 2.3 2.3 2.3 Pewarna