Memilih parameter pemantauan

5.3.3 Memilih parameter pemantauan

Parameter apa yang dipantau dan seberapa sering (frekuensinya) tergantung pada informasi apa yang diberikan oleh parameter tersebut, berapa sensitif responnya, korelasinya dengan proses-proses dan kemampuan prediksi pada ekosistem yang telah diketahui, kemudahan (dan biaya) pengukuran, serta kemampuan berulangnya (repeatibility) atau tingkatan subyektivitasnya. Terdapat banyak pilihan parameter pemantauan, tapi harus mencakup paramater-parameter yang telah diketahui atau diperkirakan akan paling berpengaruh terhadap kestabilan lokasi dan pembentukan vegetasi yang berhasil baik, serta pembangunan dan keberlanjutannya.

Umumnya, pemantauan rehabilitasi mencakup: • Penilaian kestabilan permukaan (dan lereng) • Kinerja lapisan penutup yang dibuat (jika ditaruh di atas limbah tambang atau limbah

pemrosesan mineral) • Sifat-sifat pada tanah atau medium zona akar (seperti sifat kimia, kesuburan dan hubungan

airnya) • Atribut-atribut struktural pada komunitas tumbuhan (misalnya sebagai lapisan penutup,

kepadatan dan tinggi spesies kayu) • Komposisi komunitas tumbuhan (seperti hadirnya spesies yang diinginkan, gulma) • Beberapa indikator terhadap ekosistem yang berjalan (seperti biomassa mikroba tanah).

Pemantauan juga dapat diperluas sampai tahap survei terhadap kelompok-kelompok fauna untuk menilai kembalinya mereka (termasuk mamalia dan burung), atau sebagai indikator

REHABILITASI TAMBANG REHABILITASI TAMBANG

yang spesiik terhadap lokasi antara lain:

Primer

• erosi • karbon organik tanah • tutupan permukaan tanah (bendah hidup, serasah, bebatuan) • kekayaan spesies vegetasi

Sekunder

• biomassa mikroba tanah • nitrogen dan fosforus dedaunan • kehadiran gulma • aktivitas mikrosimbion • aktivitas fauna (invertebrata). Di dalam kerangka kerja pemantauan di atas, dibuat perbedaan antara paramater primer

dan sekunder. Dalam contoh di atas, parameter urutan primer bersifat wajib dan diagnostik, sedangkan parameter urutan sekunder lebih bersifat preskriptif dan inkuisitif. Parameter urutan sekunder dianggap penting ketika hasil dari parameter urutan primer mengindikasikan bahwa kriteria keberhasilan tidak dapat terpenuhi atau kemungkinan besar tidak dapat terpenuhi. Dalam kerangka waktu perluasan program pemantauan, frekuensi pengukuran parameter urutan sekunder mungkin lebih pendek daripada paramater urutan primer.

Meskipun beberapa atribut tumbuhan dan tanah tidak terpengaruh secara musiman, penting untuk melakukan standarisasi waktu pengumpulan data untuk atribut yang lain. Di bagian utara Australia misalnya, disarankan untuk melakukan survei di akhir musim basah agar berbarengan dengan pertumbuhan tanaman yang optimal dan aktivitas biologi terkait lainnya.

Pengukuran erosi dapat mengambil sejumlah cara pendekatan: • menjebak dan mengukur sedimen hasil erosi di limpasan (run-off) • mengambil contoh limpasan untuk mengukur kandungan sedimen dalam limpasan • mengukur perubahan tinggi dalam area yang terkena erosi untuk memperkirakan volume

bahan yang terkikis. Penggunaan petak dengan instrumen khusus dapat memberikan pengukuran akurat limpasan

dan kandungan sedimen di dasar dan yang terapung. Hal ini sangat bermanfaat jika akan memeriksa keseimbangan air & tanah dan gerakan sedimen di luar lokasi. Metode ini biasanya memberikan data yang berkualitas baik, tapi relatif membutuhkan banyak tenaga kerja dan petaknya harus ditempatkan dengan hati-hati agar dapat memberikan data yang bermanfaat.

56 PRAKTEK UNGGULAN PROGRAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN

Mengambil contoh sedimen dalam limpasan hanya relevan untuk pertimbangan kandungan yang terapung (karena sukarnya mengambil contoh limpasan yang membawa sedimen di dasar) dan sekali lagi membutuhkan masukan yang signiikan dari lokasi.

Telah digunakan berbagai teknik untuk mengukur volume erosi pada suatu area yang diminati. Sebagian besar bergantung pada besaran erosi, tapi umumnya metode yang berdasarkan pada pemindaian (scanning) laser atau fotogrametri digital mampu memberi pengukuran yang relatif akurat terhadap perubahan volume. Pengukuran langsung dari volume galur dan parit bisa bermanfaat dalam keadaan tertentu, tapi metode yang menggunakan pin erosi cenderung tidak akurat dan kurang memuaskan.