Pengolahan tanah lapisan atas

4.8.3 Pengolahan tanah lapisan atas

Untuk tanah yang cenderung dispersif atau menghasilkan asam, diperlukan tambahan zat pembantu seperti gipsum atau kapur tohor. Dalam beberapa kasus, mungkin perlu menyuntik dengan mikro-organisme simbiotik seperti pengikat nitrogen dan mikoriza. Pembajakan (ripping) di sepanjang kontur biasanya diperlukan untuk memudahkan penetrasi akar melalui bahan limbah yang terpadatkan, dan untuk mengurangi kehilangan benih.

Dalam sebagian besar kasus, juga diperlukan pemberian pupuk untuk menggantikan kandungan nutrisi yang hilang selama pengambilan vegetasi dan selama proses penambangan. Penting untuk merencanakan dengan seksama jenis dan metode pemberian nutrisi-makro dan nutrisi-mikro, berdasarkan pada penelitian karakterisasi tanah yang terperinci serta tujuan dan target rehabilitasi. Yang paling umum digunakan adalah pupuk anorganik, namun pupuk organik seperti lumpur selokan atau mulsa vegetasi dapat menjadi alternatif yang hemat asalkan berhati-hati jangan sampai memasukkan gulma dan kandungan logam yang tinggi. Sebuah ulasan yang terperinci mengenai cara menangani pembatasan kimia terhadap pertumbuhan tanaman (misalnya deisiensi nutrisi dan sifat racun) terdapat dalam buku karya Bell (2002).

Studi kasus: Alcoa World Alumina Australia

Saat tanah lapisan atas mengandung sumber benih asli yang sehat, maka tanah itu harus disimpan untuk digunakan kembali setelah penambangan. Langkah ini bukan hanya memberikan sumber tumbuhan yang murah, tapi juga membantu memastikan bahwa vegetasi dibuat dalam kondisi yang relatif berlimpah, mirip dengan kepadatan sebelum penambangan, dan mendukung pertumbuhan spesies yang benihnya mungkin sulit didapatkan atau sukar dikecambahkan.

Mengupas (pengupasan) tanah lapisan Tanah lapisan atas sedang

atas

ditebar

Program rehabilitasi tambang bauksit yang dilakukan oleh Alcoa World Alumina Australia di hutan jarrah di sudut barat daya Australia merupakan satu contoh bagus bagaimana konservasi tanah yang mengandung benih dapat sangat meningkatkan keanekaragaman botani pada komunitas vegetasi pasca-tambang.

40 PRAKTEK UNGGULAN PROGRAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN

Setelah vegetasi ditebangi, 150 milimeter tanah teratas yang mengandung sebagian besar kumpulan benih dan nutrisi tanah, diambil sebelum penambangan dilakukan, dan langsung dikembalikan ke lubang tambang (pit) yang akan direhabilitasi. Riset menunjukkan bahwa mayoritas spesies tumbuhan asli (72 persen) di area rehabilitasi berasal dari benih yang tersimpan dalam tanah lapisan atas ini. Pentingnya untuk segera mengembalikan tanah lapisan atas segar (baru diambil) telah dibuktikan melalui percobaan yang membandingkan teknik ini dengan tanah yang ditimbun terlebih dahulu. Terbukti bahwa gangguan yang terkait dengan pengembalian langsung tanah lapisan atas menyebabkan kehilangan kurang dari

50 persen benih yang terkandung dalam kumpulan benih hutan pra-tambang; sebaliknya sistem penimbunan menyebabkan kehilangan 80 sampai 90 persen. Aspek-aspek lain, seperti kedalaman dari penyebaran ulang tanah lapisan atas, dalam musim apa tanah tersebut diolah dan waktu penebaran benih, juga penting. Benih tidak akan hidup jika ditanam terlalu dalam, dan akan bertahan lebih baik jika tanahnya dipindahkan saat musim kering. Selain itu, pertumbuhan tanaman dari penyemaian ini akan lebih baik jika benihnya ditanam pada permukaan yang baru saja digali. Dalam jangka waktu 15 bulan, gabungan dari penggunaan kembali tanah lapisan atas yang ‘segar’ (baru digali), penyemaian, dan penanaman jenis tumbuhan yang berdaya tahan tinggi kini menghasilkan jumlah spesies tumbuhan yang setara dengan yang tercatat pada lahan berukuran sama di hutan yang tidak ditambang.

Untuk informasi lebih lanjut, lihatlah pada www.alcoa.com.au

Tambang bauksit setelah dua tahun direhabilitasi

REHABILITASI TAMBANG