Definisi Iklan

2.4.2 Definisi Iklan

Klepper (1986) sebagaimana dikutip Widyatama (2009), seorang ahli periklanan terkenal asal Amerika, merupakan orang yang berjasa besar dalam menuntut asal-muasal istilah advertising. Dalam bukunya yang berjudul Advertising Procedure, yang dituliskan bahwa istilah advertising berasal dari bahasa latin yaitu ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Iklan adalah komunikasi nonpersonal yang dibayar untuk memberikan Klepper (1986) sebagaimana dikutip Widyatama (2009), seorang ahli periklanan terkenal asal Amerika, merupakan orang yang berjasa besar dalam menuntut asal-muasal istilah advertising. Dalam bukunya yang berjudul Advertising Procedure, yang dituliskan bahwa istilah advertising berasal dari bahasa latin yaitu ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Iklan adalah komunikasi nonpersonal yang dibayar untuk memberikan

Periklanan merupakan salah satu media promosi dalam memasarkan produk yang ditujukan pada konsumen agar bereaksi mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Strategi yang sering dilakukan produsen dalam memasarkan produknya melalui media periklanan adalah membidik segmen pasar tertentu. Dalam menghadapi pasar bebas di era global tentunya strategi ini sangat efisien dan tepat, karena sesuai faktor pasar, seperti; geografis, demografis, psikologis dan behavioristik. Bila informasi yang disampaikan jelas sesuai dengan segmen tentunya akan mendapat tanggapan positif di pihak konsumen yang akhirnya membeli produk yang ditawarkan (Pujiyanto, 2003).

Kotler (1991) dalam Widyatama (2009) mengartikan iklan sebagai semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi ide-ide, promosi barang produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar. Artinya dalam menyampaikan pesan tersebut, komunikator memang secara khusus melakukannya dengan cara membayar kepada pemilik media atau membayari orang yang mengupahkannya. Di Indonesia, Masyarakat Periklanan Indonesia sebagaimana dikutip Widyatama (2009) mengartikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Sementara istilah periklanan diartikan sebagai keseluruhan proses yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan (Riyanto, 2001 dalam Widyatama, 2009).

Iklan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai segala bentuk presentasi nonpersonal dan promosi dari ide, barang dan pelayanan yang biasanya dibayar oleh sebuah sponsor yang dapat diketahui. Terdapat tiga kata kunci dari definisi iklan tersebut. Pertama, iklan adalah interpersonal, berarti iklan secara langsung disiarkan kepada kelompok luas yang anonim. Kedua, iklan dibuat untuk kebutuhan komersial. Fakta ini membedakan iklan dari publisitas, yang biasanya tidak menggunakan biaya. Ketiga, sponsor dari iklan dapat diketahui atau diidentifikasi. Faktanya, sponsor adalah tujuan utama dari dibuatnya sebuah iklan (Dominick, 1996).

Dewi (2008) menyatakan iklan mempunyai dampak untuk memunculkan keinginan yang cukup positif dari audiens iklan dalam membeli dan menggunakan suatu produk. Hal ini dapat dilihat dari gambaran dimana audiens iklan cukup menyukai dan menerima suatu iklan produk dan audiens sedikit terpengaruh iklan yang ditayangkan televisi tersebut. Dampak lainnya berupa realisasi penjualan yang lebih besar dari target yang ditetapkan setelah adanya promosi yang dilakukan.

Suhartono (2004) menyatakan dalam kaitannya dengan perilaku konsumen, dalam menciptakan iklan yang efektif, para pengiklan perlu memperhatikan perilaku konsumen yang hendak dituju. Pengiklan harus mengetahui karakteristik konsumen, karena tujuan dari periklanan sendiri adalah untuk membujuk konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk atau jasa. Karena itulah riset perilaku konsumen yang didasarkan pada faktor budaya, sosial, pribadi serta psikologis menjadi faktor yang sangat penting dalam menganalisis kebutuhan dan karakteristik pembalian konsumen.