Gambaran Umum Responden

5.3 Gambaran Umum Responden

5.3.1 Karakteristik Individu

Karakteristik individu adalah kondisi atau keadaan spesifik individu yang berkaitan langsung dengan dirinya. Karakteristik individu memiliki sifat yang unik sekaligus spesifik dan tentu saja berbeda antara responden yang satu dengan responden yang lain. Karakteristik individu yang akan dilihat dalam penelitian ini dibedakan menjadi empat, yaitu usia responden, jenis kelamin responden, tingkat pendidikan responden dan status pekerjaan responden. Distribusi karakteristik individu responden secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Distribusi karakteristik individu responden penelitian

Karakteristik Individu Jumlah (orang) Persentase (%) Usia (tahun)

Muda (18-32)

35 35,7 Dewasa (33-47)

35 35,7 Tua (48-64) 28 28,6

Jenis Kelamin

Status Pendidikan

Status Pekerjaan

Bekerja

90 91,8 Tidak Bekerja

5.3.1.1 Usia Responden

Responden dalam penelitian ini adalah penduduk Desa Cihideung Ilir yang sudah terdaftar sebagai pemilih tetap atau Daftar Pemilih Tetap. Penduduk yang terdaftar sebagai pemilih tetap adalah penduduk yang sudah memasuki usia 17 tahun ketika pendataan pemilih tetap dilakukan oleh petugas. Penduduk yang telah tercatat sebagai pemilih tetap adalah sejumlah 5.990 orang.

Dalam penelitian ini dilakukan pengkategorian usia responden. Pengkategorian tersebut adalah usia muda, dewasa dan tua. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa terdapat 35,7 persen responden yang termasuk dalam kategori usia muda. Kemudian terdapat 35,7 persen responden yang termasuk dalam ketegori usia dewasa. Responden yang termasuk dalam usia tua adalah berjumlah 28,6 persen.

Jika digambarkan dalam bentuk pie chart (Gambar 2), maka pengkategorian responden berdasarkan usia dapat dilihat di Gambar 2.

Gambar 2. Persentase usia responden di Desa Cihideung Ilir tahun 2010

5.3.1.2 Jenis Kelamin Responden

Responden dalam penelitian ini mencakup pemilih pemula dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Terdapat 73,5 persen responden dengan jenis kelamin laki-laki dan 26,5 persen responden yang berjenis kelamin perempuan. Jika digambarkan dalam bentuk pie chart (Gambar 3), maka persentase jenis kelamin responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 3. Persentase jenis kelamin responden di Desa Cihideung Ilir tahun 2009

Hal ini sangat sesuai dengan data monografi Desa Cihideung Ilir tentang jenis kelamin penduduk yang tercantum dalam Profil Desa Cihideung Ilir (Kantor Desa Cihideung Ilir, 2009b), yaitu dijelaskan bahwa jumlah penduduk laki-laki di Desa Cihideung Ilir lebih banyak daripada jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan.

5.3.1.3 Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden yang dimaksud di sini adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah atau sedang dijalani. Responden dibedakan ke dalam tiga golongan tingkat pendidikan, yaitu responden dengan tingkat pendidikan rendah, sedang dan tinggi. Responden dengan jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah atau sedang dijalani sampai dengan SD atau sederajat, dikategorikan sebagai responden dengan tingkat pendidikan “ rendah.” Responden dengan jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah atau sedang dijalani antara SMP sampai SMA atau sederajat, dikategorikan sebagai responden dengan tingkat pendidikan “sedang.” Responden dengan jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah atau sedang dijalani adalah lanjutan SMA, dikategorikan sebagai responden dengan tingkat pendidikan “tinggi.”

Terdapat 52 persen responden dengan tingkat pendidikan rendah, 38,8 persen responden dengan tingkat pendidikan sedang dan 7,2 persen responden termasuk dalam kategori tingkat pendidikan tinggi. Jika digambarkan dalam bentuk pie chart (Gambar 4), maka persentase tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 4. Persentase tingkat pendidikan responden di Desa Cihideung tahun 2009

Menurut data monografi Desa Cihideung Ilir, secara keseluruhan tingkat pendidikan penduduk Desa Cihideung Ilir masih rendah, dan itu terbukti dalam penelitian ini dimana sebagian besar responden berada dalam kategori tingkat pendidikan rendah atau hanya mengenyam pendidikan SD atau sederajat. Hal ini memang disebabkan karena belum tingginya kesadaran akan pentingnya Menurut data monografi Desa Cihideung Ilir, secara keseluruhan tingkat pendidikan penduduk Desa Cihideung Ilir masih rendah, dan itu terbukti dalam penelitian ini dimana sebagian besar responden berada dalam kategori tingkat pendidikan rendah atau hanya mengenyam pendidikan SD atau sederajat. Hal ini memang disebabkan karena belum tingginya kesadaran akan pentingnya

“Ya memang mampunya sekolah ya cuma sampai SD dik, ngga ada biaya buat nerusin, mana saudara ibu juga banyak” (As, Perempuan, 52)

5.3.1.4 Status Pekerjaan Responden

Responden dalam penelitian ini adalah 98 orang yang terdaftar sebagai pemiih tetap dalam pemilu legislatif 2009 dengan status pekerjaan yang berbeda. Terdapat 90 orang yang memiliki pekerjaan dan delapan orang responden yang tidak memiliki pekerjaan. Jika digambarkan dalam bentuk pie chart (Gambar 5), maka persentase sebaran status pekerjaan responden dalam penelitian ini, sebagian besar (91,8 persen) responden memiliki pekerjaan. Sedangkan responden yang tidak memiliki pekerjaan berada pada angka 8,2 persen. Hal ini sesuai dengan data monografi tentang angkatan kerja yang tercantum dalam Profil Desa Cihideung Ilir (Kantor Desa Cihideung Ilir, 2009b), bahwa terdapat lebih banyak penduduk usia kerja yang memiliki pekerjaan daripada penduduk usia kerja yang tidak memiliki pekerjaan.

Gambar 5. Persentase status pekerjaan responden di Desa Cihideung Ilir tahun 2009

Berdasarkan kondisi di desa, responden yang tidak memiliki pekerjaan adalah ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga tersebut berkegiatan di rumah yaitu merawat keluarga dan tidak memiliki penghasilan. Untuk responden yang bekerja, Berdasarkan kondisi di desa, responden yang tidak memiliki pekerjaan adalah ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga tersebut berkegiatan di rumah yaitu merawat keluarga dan tidak memiliki penghasilan. Untuk responden yang bekerja,

5.3.2 Karakteristik Sosiologis

Karakteristik sosiologis adalah kondisi atau situasi yang berkaitan dengan keadaan di lingkungan sosial responden. Karakteristik sosiologis responden diketahui dengan melihat tingkat keseringan responden dalam membicarakan iklan layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 di lingkungan sosialnya dalam rentang waktu sebulan sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009. Kategori tingkat keseringan responden dalam membicarakan iklan dibedakan menjadi tidak pernah, jarang dan sering. Responden yang dalam rentang waktu sebulan tidak pernah membicarakan iklan layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 dikategorikan sebagai “tidak pernah,” responden yang membicarakan iklan layanan masyarakat sebanyak 1 atau 2 kali dikategorikan sebagai “jarang” dan responden yang membicarakan iklan layanan masyarakat sebanyak 3 kali atau lebih dikategorikan sebagai “sering.”

Karakteristik sosiologis yang dilihat dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan keluarga responden dan lingkungan tempat tinggal responden. Distribusi karakteristik sosiologis responden penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 11. Distribusi karakteristik sosiologis responden penelitian

Karakter Sosiologis Jumlah (Orang) Persentase (%) Interaksi dengan Lingkungan Keluarga

Tidak Pernah

Interaksi dengan Lingkungan Tempat Tinggal

Tidak Pernah

5.3.2.1 Lingkungan K eluarga Responden

Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa selama kurun waktu satu bulan sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009, terdapat 25,5 persen responden yang tidak pernah membicarakan iklan televisi layanan masyarakat Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa selama kurun waktu satu bulan sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009, terdapat 25,5 persen responden yang tidak pernah membicarakan iklan televisi layanan masyarakat

Jika digambarkan dalam bentuk grafik (Gambar 6), maka persentase tingkat keseringan responden dalam membicarakan iklan televisi layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 di lingkungan keluarga, sebagian besar (58,2 persen) responden yang jarang membicarakan iklan layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 di lingkungan keluarga. Responden yang jarang membicarakan iklan televisi layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 adalah responden yang walaupun memiliki kegiatan di luar rumah, tetapi masih memiliki waktu yang relatif cukup untuk berkumpul dengan anggota keluarga inti.

Gambar 6. Tingkat keseringan responden dalam membicarakan iklan televisi layanan masyarakat pemilu legislatif 2009 di lingkungan keluarga

Sebanyak 25,5 persen tidak pernah membicarakan iklan televisi layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 di lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan oleh lebih banyaknya waktu yang dimiliki responden yang dipergunakan untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Aktivitas tersebut adalah bekerja, berkumpul dengan tetangga dan teman sebaya maupun berkumpul dengan rekan-rekan di lingkungan pekerjaan. Dengan lebih banyaknya waktu yang dipergunakan untuk beraktivitas di luar rumah, maka secara otomatis waktu yang dipergunakan untuk Sebanyak 25,5 persen tidak pernah membicarakan iklan televisi layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 di lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan oleh lebih banyaknya waktu yang dimiliki responden yang dipergunakan untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Aktivitas tersebut adalah bekerja, berkumpul dengan tetangga dan teman sebaya maupun berkumpul dengan rekan-rekan di lingkungan pekerjaan. Dengan lebih banyaknya waktu yang dipergunakan untuk beraktivitas di luar rumah, maka secara otomatis waktu yang dipergunakan untuk

Responden yang sering melakukan pembicaraan mengenai iklan televisi layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 di lingkungan keluarga adalah responden yang tidak memiliki pekerjaan, memiliki pekerjaan tetapi tempat kerjanya tidak jauh dari rumah, atau pekerjaannya ada di rumah tempat tinggalnya sendiri. Pembicaraan mengenai iklan layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 sering dilakukan sambil menonton televisi sewaktu iklan tersebut ditayangkan di televisi, ketika sedang bersantai dan berkumpul dengan keluarga di rumah.

5.3.2.2 Lingkungan Tempat Tinggal Responden

Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa selama kurun waktu satu bulan sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009, terdapat 24 orang responden yang tidak pernah membicarakan iklan layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggal, 52 orang responden jarang membicarakan iklan layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggal dan 22 responden sering membicarakan iklan layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 di lingkungan tempat tinggal.

Jika digambarkan dalam bentuk grafik (Gambar 7), maka persentase tingkat keseringan responden dalam membicarakan iklan layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 di lingkungan tempat tinggal, sebagian besar (53,1 persen), termasuk ke dalam kategori jarang membicarakan iklan layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 dengan anggota masyarakat yang lain di lingkungan tempat tinggal mereka dalam rentang waktu satu bulan sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009.

Gambar 7. Tingkat keseringan responden dalam membicarakan iklan televisi layanan masyarakat pemilu legislatif 2009 di lingkungan tempat tinggal

Responden yang jarang melakukan pembicaraan tentang iklan televisi layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 di lingkungan tempat tinggal adalah responden yang hanya sesekali saja berkumpul dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya atau responden yang sering berkumpul di lingkungan tempat tinggalnya tetapi pembicaraan mereka lebih sering tentang hal-hal yang tidak berkaitan dengan iklan televisi layanan masyarakat seperti masalah pekerjaan, masalah isu-isu nasional yang sedang marak, dan isu-isu yang sedang ada di lingkungan sekitar.

Responden yang tidak pernah membicarakan iklan televisi layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 di lingkungan tempat tinggal adalah responden yang tidak pernah ikut berkumpul dalam kegiatan-kegiatan informal di lingkungan tempat tinggal mereka karena sibuk bekerja atau karena memang tidak senang berkumpul. Responden yang sering membicarakan iklan layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 di lingkungan tempat tinggal adalah responden yang selalu mengikuti setiap ada kegiatan berkumpul yang diadakan di lingkungan tempat tinggal.

5.4 Perilaku Menonton Televisi Responden

Dalam penelitian ini, perilaku menonton responden dibedakan menjadi tiga macam. Pembagian tersebut adalah lamanya menonton televisi, frekuensi menonton televisi dan waktu luang. Lamanya menonton televisi adalah seberapa lama responden menonton televisi dalam satu hari. Dibedakan menjadi tiga Dalam penelitian ini, perilaku menonton responden dibedakan menjadi tiga macam. Pembagian tersebut adalah lamanya menonton televisi, frekuensi menonton televisi dan waktu luang. Lamanya menonton televisi adalah seberapa lama responden menonton televisi dalam satu hari. Dibedakan menjadi tiga

Tabel 12. Perilaku menonton televisi responden

Perilaku Menonton TV Jumlah (orang) Persentase (%) Lamanya Nonton TV

Rendah (1-2 jam/hari)

45 45,9 Sedang (3-4 jam/hari)

47 48,0 Tinggi (5-6 jam/hari)

Frekuensi Nonton TV

69 70,4 Sedang (3-4 kali/hari

Rendah (1-2 kali/hari)

26 26,5 Tinggi (5-6 kali/hari)

Waktu Luang

Rendah (1-2 jam/hari)

17 17,3 Sedang (3-5 jam/hari)

67 68,4 Tinggi (6-8 jam/hari)

5.4.1 Lamanya Menonton Televisi

Lamanya menonton televisi adalah seberapa lama responden menonton televisi dalam satu hari. Lamanya menonton televisi ini dibedakan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden dikategorikan sedang dalam lamanya menonton televisi yaitu sebanyak 47 orang (48 persen). Kategori sedang berarti responden yang dalam sehari menonton televisi selama 3-4 jam. Jika digambarkan dalam bentuk diagram kue, lamanya menonton televisi yang dilakukan responden dalam waktu satu hari tersaji pada Gambar 8.

Gambar 8. Persentase lamanya menonton televisi

Mayoritas responden termasuk dalam kategori “sedang.” Responden yang termasuk dalam kategori ini adalah responden yang memiliki pekerjaan di luar rumah. Sehingga dia hanya memiliki waktu untuk menonton televisi di malam hari bersama-sama keluarga, karena dari pagi sampai sore hari mereka bekerja di luar rumah. Sedangkan responden yang termasuk dalam kategori “rendah”, adalah responden yang memiliki pekerjaan di luar rumah, selain itu mereka juga tidak terbiasa dan kurang suka menyaksikan televisi. Kemudian responden yang termasuk dalam kategori “tinggi” adalah responden yang memiliki pekerjaan di dekat rumah, memiliki pekerjaan di rumah, dan sekaligus gemar menyaksikan televisi.

Dalam penelitian ini juga terdapat data program acara apa saja yang disaksikan responden di setiap harinya. Mayoritas responden atau 62,24 persen responden menyaksikan berita di televisi setiap hari. Acara berita tersebut bermacam-macam, ada Kabar Petang di TVOne, Seputar Indonesia di RCTI, Liputan 6 di SCTV dan Metro Siang di Metro TV. Itulah nama-nama berita yang mayoritas disaksikan oleh responden penelitian ini.

Kemudian acara lainnya yang paling disaksikan adalah pertandingan sepakbola yang disiarkan di AnTV dan TVOne. Acara sepakbola itu adalah Liga Super Indonesia dan Liga Inggris. Sebanyak 20,41 persen responden menyaksikan acara tersebut. Acara Liga Super Indonesia disiarkan seminggu tiga kali yaitu Selasa, Kamis, dan Sabtu atau Minggu, sedangkan Liga Inggris disiarkan dua kali seminggu yaitu hari Sabtu dan Minggu. Kemudian sebanyak 9,18 persen responden dan mayoritas adalah ibu-ibu mengaku gemar menyaksikan sinetron Kemudian acara lainnya yang paling disaksikan adalah pertandingan sepakbola yang disiarkan di AnTV dan TVOne. Acara sepakbola itu adalah Liga Super Indonesia dan Liga Inggris. Sebanyak 20,41 persen responden menyaksikan acara tersebut. Acara Liga Super Indonesia disiarkan seminggu tiga kali yaitu Selasa, Kamis, dan Sabtu atau Minggu, sedangkan Liga Inggris disiarkan dua kali seminggu yaitu hari Sabtu dan Minggu. Kemudian sebanyak 9,18 persen responden dan mayoritas adalah ibu-ibu mengaku gemar menyaksikan sinetron

5.4.2 Frekuensi Menonton Televisi

Frekuensi menonton televisi adalah seberapa sering atau berapa kali responden menonton televisi dalam waktu satu hari. Frekuensi menonton televisi dibedakan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden termasuk dalam kategori “ rendah” untuk frekuensi menonton televisi yaitu sebanyak 69 orang responden (70,4 persen) yang termasuk dalam kategori tersebut. Kategori rendah berarti responden yang dalam sehari menonton televisi sebanyak 1-2 kali. Jika digambarkan dalam diagram kue, frekuensi menonton televisi yang dilakukan responden dalam waktu satu hari tersaji dalam Gambar 9.

Gambar 9. Persentase frekuensi menonton televisi

Mayoritas responden termasuk dalam kategori rendah dalam hal frekuensi menonton televisi. Frekuensi menonton televisi adalah jumlah menonton televisi yang dilakukan oleh responden dalam waktu satu hari. Frekuensi menonton televisi responden telah dinyatakan bahwa mayoritas responden termasuk dalam kategori rendah atau hanya 1-2 kali menonton televisi dalam waktu satu hari. Tetapi hal itu bukan berarti mereka sebentar dalam melihat televisi per harinya, Mayoritas responden termasuk dalam kategori rendah dalam hal frekuensi menonton televisi. Frekuensi menonton televisi adalah jumlah menonton televisi yang dilakukan oleh responden dalam waktu satu hari. Frekuensi menonton televisi responden telah dinyatakan bahwa mayoritas responden termasuk dalam kategori rendah atau hanya 1-2 kali menonton televisi dalam waktu satu hari. Tetapi hal itu bukan berarti mereka sebentar dalam melihat televisi per harinya,

5.4.3 Waktu Luang Waktu luang adalah waktu yang dimiliki oleh responden untuk bersantai dalam waktu satu hari. Waktu luang dibedakan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden penelitian termasuk dalam kategori “sedang” dalam hal waktu luang yang dimiliki dalam waktu satu hari yaitu 67 orang responden (68,4 persen). Kategori sedang berarti responden yang dalam satu hari memiliki waktu luang 3-5 jam. Jika digambarkan dalam diagram kue, waktu luang yang dimiliki oleh responden dalam satu hari adalah sebagai berikut.

Gambar 10. Persentase waktu luang responden

Mayoritas responden termasuk dalam kategori sedang dalam hal waktu luang yang dimiliki dalam sehari. Responden dalam kategori sedang adalah responden yang dalam waktu satu hari memiliki waktu luang 3-5 jam. Responden yang termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang pada waktu pagi hari sampai sore hari memiliki aktivitas di luar rumah atau bekerja. Sedangkan responden yang termasuk dalam kategori rendah dalam hal waktu luang adalah mereka yang dari pagi hari sampai malam masih beraktivitas atau bekerja di luar rumah. Mereka yang bekerja sebagai sopir angkot dan tukang ojek adalah beberapa di antaranya. Sedangkan, responden yang termasuk dalam kategori Mayoritas responden termasuk dalam kategori sedang dalam hal waktu luang yang dimiliki dalam sehari. Responden dalam kategori sedang adalah responden yang dalam waktu satu hari memiliki waktu luang 3-5 jam. Responden yang termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang pada waktu pagi hari sampai sore hari memiliki aktivitas di luar rumah atau bekerja. Sedangkan responden yang termasuk dalam kategori rendah dalam hal waktu luang adalah mereka yang dari pagi hari sampai malam masih beraktivitas atau bekerja di luar rumah. Mereka yang bekerja sebagai sopir angkot dan tukang ojek adalah beberapa di antaranya. Sedangkan, responden yang termasuk dalam kategori