Daya Saing Nasional Bangsa Indonesia

2. Daya Saing Nasional Bangsa Indonesia

Selanjutnya kata "saing" dapat berarti berlomba, saling

masing-masing daerah dalam mendahului. Bersaing artinya upaya memperlihatkan

Potensi/sumber

daya

menunjang pertumbuhan ekonomi daerah wajib digali dan keunggulan masing-masing yang dilakukan oleh perorangan,

dikembangkan karena pada kelanjutannya akan menunjang misalnya perusahaan atau negara, seperti bidang-bidang

daya saing nasional bangsa kita. Kemampuan kompetitif perdagangan, dan produksi, dan sebagainya (Ibid). Dari

antar daerah bukan ditujukan untuk menonjolkan kemampuan penjelasan arti kata/istilah tersebut di atas dapat dikatakan,

daerah secara berlebihan yang dapat mengarah pada bahwa "daya saing" adalah kemampuan atau upaya untuk

"daerahisme" yang sempit, melainkan untuk menampilkan menampilkan keungggulan dalam bidang-bidang tertentu

kemampuan yang beragam yang secara geografis diikat diantara mereka yang bersaing. Dengan demikian daya saing

dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. nasional bertumpu pada keragam kemampuan bangsa Indonesia menampilkan keunggulan masing-masing daerah

Kemampuan dan atau keunggulan masing-masing daerah dalam bidang-bidang tertentu pada tingkat domestik sesuai

sebagaimana dimaksud di atas menuntut peningkatan kualitas potensi/sumberdaya yang dimilikinya. Daya saing tersebut

sumber daya yang tersedia, utamanya kualitas sumber daya dapat di pandang sebagai kekuatan nasional. Dalam

manusia secara berencana dan terarah dalam mengolah menghadapi arus globalisasi, misalnya bila bangsa Indonesia

sumber daya lainnya untuk menghasilkan produk-produk ingin selalu eksis diantara bangsa-bangsa lain di dunia, maka

unggulan sehingga mampu bersaing secara sehat di pasaran dengan bekal wawasan kebangsaan yang mantap, bangsa

domestik. Dengan perkataan lain keunggulan komparatif Indonesia harus selalu berupaya memelihara dan bahkan

antar daerah harus bergeser menjadi keunggulan kompetitif meningkatkan terus daya saing nasionalnya.

sebagai tumpuan daya saing nasional. Pemerintah berkewajiban menciptakan iklim yang menggairahkan

Dengan daya saing yang berlandaskan wawasan kebangsaan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi yang mantap, kita harus mampu menyerap berbagai pengaruh

melalui berbagai kebijakan yang membuka peluang bisnis positif dari luar untuk memantapkan dan meningkatkan

pada tingkat daerah.

Pemberdayaan ekonomi daerah merupakan salah satu faktor daerah ini sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang penting dalam menciptakan daerah yang mandiri melalui

memberikan kewenangan yang luas dan nyata pada Daerah kebijakan desentralisasi. Sementara itu daya saing merupakan

Kabupaten dan Kota.

elemen kunci lain dalam pemberdayaan daerah di era persaingan bebas sekarang ini. Dengan demikian keberhasilan

Dalam hubungan dengan pemikiran tersebut Martani Husaini dalam menciptakan daya saing itu sendiri merupakan faktor

(2000) mengemukakan pendapatnya bahwa: "saatnya penting dalam mendorong keberhasilan otonomi daerah.

penciptaan daya saing dilakukan melalui pengembangan Dalam konteks global, daya saing lokal dan regional harus

kompetensi inti yang dimiliki oleh setiap daerah. Setelah saling "komplementer" mampu mendukung daya saing

setiap daerah dapat mengembangkan kompetensi intinya, nasional untuk berkompetisi dalam kancah persaingan

maka perlu dibarengi dengan mobilisasi tinggi dalam input internasional (Martani, 2000).

maupun output. Suatu produk yang bahan bakunya dihasilkan oleh daerah A misalnya, tidak selalu harus diolah menjadi

Untuk menampilkan daya saing nasional yang bertumpu pada produk manufaktur di daerah A juga. Apabila justru daerah B kemampuan dan keunggulan masing-masing daerah, maka

yang mempunyai kompetensi dalam sektor industri dalam proses menghasilkan produk unggulan harus

manufaktur yang terkait dengan bahan baku tersebut, maka dikembangkan kerjasama antar daerah. Misalnya antar daerah

arus bahan baku harus terjadi dari A ke B melaui pendekatan Kabupaten dalam satu wilayah Provinsi bahkan antar

"Cross Border Value Chain".

Provinsi, sehingga terjadi hubungan yang bersifat sinergi yang makin mempererat daya perekat persatuan dan kesatuan

Upaya membangun daya saing nasional sangat penting karena bangsa.

kesinambungan pertumbuhan ekonomi kita semakin tergantung pada prestasi ekspor dan kemampuan kita untuk

Kemampuan dan keunggulan daerah berdasarkan sumberdaya bersaing dengan produk impor di pasar dalam negeri sendiri. yang dimiliki dalam bentuk keragaman kompetensi misalnya

Tambahan lagi kesepakatan perdagangan bebas seperti AFTA harus dipadukan dalam menghasilkan suatu produk akhir

dan APEC misalnya telah menghadang dihadapan kita (Umar sebagai strategi daya saing yang handal dengan

Juoro 1996).

memperhatikan faktor pasar dan persaingan agar dapat diraih keunggulan bersaing yang langgeng. Modal daya saing nasional yang dibangun berlandaskan kekuatan daya saing

Dalam rangka mendukung upaya peningkatan daya saing masing unsur dapat memberi hasil, manfaat, dayaguna dan peran nasional, maka kebijakan deregulasi yang menghambat

dalam manajemen tersebut.

ekspor perlu terus ditingkatkan, karena dalam rangka mening- katkan efisiensi perekonomian permasalahan terbesar adalah

Demikian juga halnya kelancaran penyelenggaraan pemerintahan pada "hambatan non tarif berupa pungutan resmi maupun

dan pelaksanaan pembangunan nasional sangat tergantung pada tidak resmi dan bentuk-bentuk lisensi lainnya. Kiranya

kesempurnaan Aparatur Negara dan kesempurnaan Aparatur tantangan dalam kebijakan makro adalah: “menghapuskan

Negara pada pokoknya tergantung dari kesempurnaan Pegawai hambatan non tarif dan lisensi yang tidak transparan untuk

Negeri Sipil. Dalam hubungan ini diperlukan Pegawai Negeri meningkatkan efisiensi. Keluhan terhadap birokrasi yang

Sipil yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, menghambat merupakan keluhan utama dalam penanaman

Undang Udang Dasar tahun 1945, Negara dan pemerintah serta modal.” Bahkan penghapusan hambatan non tarif semestinya

yang bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berhasilguna, didahulukan dalam proses kearah perdagangan bebas (Ibid).

bersih, profesionalisme dan akuntabel dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Membangun Karakter (Character Building) Apabila dilihat dari peran Pegawai Negeri Sipil sebagai Aparatur

Keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai tujuannya, tidak Negara, pelayan masyarakat, maka tidak bisa tidak karakter

hanya ditentukan oleh dimilikinya sumber daya alam yang (character) Pegawai Negeri mutlak dibangun sehingga memiliki

melimpah ruah, akan tetapi sangat ditentukan oleh kualitas perilaku yang kondusif dalam mendukung pelaksanaan tugas-

sumber daya manusianya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa tugas pemerintahan. Dengan demikian Pegawai Negeri Sipil

"Bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/karakter bangsa dapat memainkan perannya sebagai perekat persatuan dan

(manusia) itu sendiri". Dilihat dari segi manajemen suatu kesatuan dalam berbagai segi kehidupan bermasyarakat,

organisasi, maka unsur manusia merupakan unsur yang paling berbangsa dan bernegara dalam Negara Kesatuan Republik

utama dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya seperti : uang

Indonesia.

(money), metode kerja (method), mesin (mechine), perlengkapan

(material) dan pasar (market), dikatakan demikian, karena tidak