P2 = proporsi pada kelompok penelitian yang nilainya merupakan judgment penelitian 0,85
P = proporsi total = P1+P22 Q = 1-P
Q1 = 1-Q1 Q2 = 1-Q2
�1 = �2 =
�1,96�20,675x0,325+ 0,84�0,5x0,5+0,85x0,15� 0,85−0,5
2
2
n 1= n2 = 26,86 Dari rumus diatas, didapat jumlah pasien masing-masing kelompok adalah 30
pasien.
3. 5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi • Infark miokardial akut dengan onset 12 jam
• ST elevasi ≥ 2 mm di lead V1-V3 dan ST elevasi ≥ 1 mm di lead lainnya pada
≥ 2 lead yang berpasangan. • Gelombang T defleksi positif upright
• Pasien tidak dengan riwayat trombolitik • Pasien tidak dengan riwayat CABG
• Pasien tidak syok kardiogenik
2. Kriteria Eksklusi • Kelainan konduksi intraventrikuler
• Aritmia ventrikel • Irama pacu jantung
3.6 Definisi Operasional
Universitas Sumatera Utara
1. Diagnosis IMA STE ditegakkan apabila dijumpai kriteria berikut : adanya
nyeri dada khas infark durasi nyeri lebih dari 20 menit, tidak respon sepenuhnya dengan nitrat, nyeri dapat menjalar ke leher, rahang bawah
atau lengan kiri, dapat disertai dengan gejala aktivasi sistem syaraf otonom seperti mual, muntah serta keringat dingin, dijumpai elevasi
segmen ST yang persisten lebih dari 2 mm pada lead V2-V3, atau lebih dari 1 mm pada lead lainnya, atau adanya left bundle branch block
LBBB yang baru atau yang dianggap baru, peningkatan marker enzym jantung serial akibat nekrosis miokard CKMB dan troponin
Thygensen dkk, 2007; Van de Werf dkk, 2008. 2.
Intervensi koroner perkutan primer IKPp adalah tindakan kateterisasi jantung untuk melihat pembuluh darah koroner dan melakukan tindakan
reperfusi pasen infark miokardial akut dengan ST-elevasi dengan onset 12 jam Ramrakha P dkk, 2006 ; Vlaar PJ dkk, 2011.
3. Distorsi terminal QRS adalah rasio dari J point dibandingkan gelombang
R ≥ 50 pada sadapan dengan konfigursi qR I, II, III, aVL, V4-V6 atau
tidak terbentuknya gelombang S pada sadapan konfigurasi rS V1-V3.
Gambar 3. STEMI anterior tanpa distorsi terminal QRS A dan C dan dengan distorsi B dan D
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. STEMI inferior tanpa distorsi terminal QRS A dan B dan dengan distorsi C dan D
4. Segala penyebab kematian kardiovaskular selama perawatan dirumah sakit
dan rentang waktu sampai dengan 6 minggu onset infark, dimasukkan sebagai angka mortalitas. Kematian kardiovaskular tersebut dapat
disebabkan oleh aritmia maligna seperti ventrikular takikardia, ventrikular fibrilasi, kondisi syok kardiogenik, edema paru akut, yang semuanya
berujung pada kematian 5.
Reinfark didefinisikan apabila penderita mengalami nyeri dada berulang lebih dari 20 menit disertai peningkatan enzim jantung CKMB lebih dari
2 kali batas atas normal atau peningkatan enzim jantung lebih dari 20 dibandingkan dengan level enzim jantung terendah sebelumnya, dengan
atau tanpa dijumpainya perubahan EKG dibandingkan sebelumnya Gelombang Q patologis baru, segmen ST elevasi atau depresi baru lebih
dari 1mm minimal pada 2 lead yang berhubungan Thygensen dkk, 2007.
6. Aritmia adalah jika dijumpai atrial fibrilasi, SVT, dan VTVF.
7. Definisi kelas Killip adalah sebagai berikut Van de Werf, 2008;
• Killip 1 : tidak dijumpai ronkhi maupun gallop • Killip 2 : Dijumpai ronkhi kurang dari setengah lapangan paru atau
adanya gallop
Universitas Sumatera Utara
• Killip 3 : Dijumpai ronkhi lebih dari setengah lapangan paru • Killip 4 : syok kardiogenik
8. Merokok didefinisikan sebagai riwayat merokok aktif sampai dengan
subjek menderita IMA STE atau subjek baru berhenti merokok dalam 6 bulan terakhir ACSM , coronary artery disease risk factor thresholds.
9. Riwayat hipertensi didefinisikan apabila memenuhi minimal salah satu
kriteria berikut ini Karlsberg dkk, 2011 ; • Riwayat pernah didiagnosis oleh dokter menderita hipertensi dan telah
diberikan terapi obat anti hipertensi serta advis diet dan olahraga • Pada anamnesis dijumpai riwayat pemakaian obat anti hipertensi
10. Diabetes didefinisikan sebagai berikut ;
Subjek selama ini telah atau pernah menggunakan obat hipoglikemik oral atau insulin, atau hasil pemeriksaan kadar gula darah selama perawatan
dirumah sakit memenuhi salah satu dari kriteria berikut ; kadar HBA1C ≥
6,5, kadar gula darah puasa ≥ 126mgdl, atau kadar gula darah post
prandrial ≥ 200 mgdl Karlsberg dkk, 2011
11. Dislipidemia didefinisikan apabila dijumpai minimal salah satu dari
kriteria pemeriksaan kadar profil lipid Karlsberg dkk, 2011, NCEP-ATP III, 2002, selama perawatan di rumah sakit sebagai berikut ;
• Kadar total kolesterol 200 mgdl • Kadar LDL 130 mgdl
• Kadar HDL 40 mgdl pada laki-laki, atau 50mgdl pada
perempuan • Kadar trigliserida 150 mgdl
3. 7. Identifikasi variabel
Variabel independen : Distorsi terminal kompleks QRS pada 12 sadapan EKG
Variabel dependen : - Reinfark
Universitas Sumatera Utara
- Aritmia - Kematian
Variabel Konfonding : - Leukosit
- CKMB - TIMI Flow
- Jumlah stenosis - IRApdi : LAD
3. 8 Alur Penelitian
Infark Miokardial Akut
IKPp
Distorsi QRS + Distorsi QRS -
Selama Rawatan : Aritmia
Reinfark Kematian
6 minggu follow up : Kematian
Universitas Sumatera Utara
3. 9 Analisa Data
Data hasil penelitian akan dianalisa secara statistik dengan bantuan program komputer Windows SPSS-15 Statistical Product and Science Service. Analisa dan
penyajian data dilakukan sebagai berikut :
• Data kontinu ditunjukkan dengan mean +- standar deviasi dari mean atau nilai median min - maks sesuai dengan hasil uji normalitas sebagai data
karakteristik dasar. • Data kategorik ditunjukkan dengan frekuensi dan persentase.
• Uji Chi-square dipakai untuk menentukan hubungan variabel kategorikal
dengan atau tanpa distorsi terminal kompleks QRS. Fisher exact dan
• P value 0.05 dianggap bermakna Mann
Whitney dipakai untuk menilai bivariat dan beda rerata dengan atau tanpa distorsi terminal QRS. Out-come klinik ditampilkan dengan frekuensi,
presentase, odds rasio dan 95 Confidence Interval.
3. 10 Etika Penelitian
Penelitian ini telah disetujui oleh komite etik kesehatan dari fakultas kedoteran Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN