Karakteristik Subjek Penelitian PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN

5.2 Karakteristik Subjek Penelitian

Pada penelitian oleh Lee dkk mendapatkan bahwa pada kelompok dengan distorsi QRS + adalah usianya lebih tua yaitu 59 ± 10 tahun dan QRS - 57 ± 11. Sedangkan pada penelitian yang kami lakukan ini ternyata usia pada kelompok QRS + maupun QRS - usianya lebih rendah dibanding penelitian sebelumnya yaitu 52 ± 10 tahun dan 49 ± 8 tahun. Pada penelitian lain, Birnbaum dkk mendapatkan tidak ada perbedaan dalam hal angina preinfeksi, hipertensi, merokok ataupun onset pada masing-masing kelompok. Hal ini juga sesuai dengan yang kami dapatkan dimana hipertensi pada distorsi QRS + dan - adalah 53,3 dan 60. Penelitian tersebut juga mendapatkan bahwa diabetes melitus lebih banyak pada kelompok QRS + dibanding QRS -, sedangkan pada penelitian ini hampir seimbang yaitu 36,7 banding 40. Profil lipid umumnya seimbang pada kedua kelompok. Dari ATP III dinyatakan bahwa terdapat hubungan langsung antara kadar kolesterol LDL dengan kejadian PJK. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko indepeden untuk penyakit jantung koroner. Klasifikasi kolesterol LDL pada ATP III adalah 100 mg optimal, 100-129 mg diatas optimal, 130-159 mg borderline tinggi, 160- 189 mg tinggi dan 190 mg sangat tinggi. Hasil pada penelitian ini terlihat bahwa hasilnya berada pada di atas optimal pada kelompok distorsi QRS dan borderline tinggi pada kelompok tanpa distorsi. Pada TIMI-4 trial, pasien dengan QRS + mempunyai infark yang lebih besar berdasarkan pelepasan enzim CKMB dalam 24 jam dibanding QRA - yaitu 209 ± 147 VS 155 ± 129 dengan p= 0,003. Sedangkan pada penelitian ini terlihat bahwa enzim CKMB pada kedua kelompok adalah 44,46 ± 36,23 berbanding 50.32 ± 31,28. Universitas Sumatera Utara Nilai ini rendah diakibatkan karena nilai CKMB yang kami ambil adalah nilai saat datang ke instalasi gawat darurat, tidak seperti TIMI-4 yang menjumlahkan 3 kali pemeriksaan dalam 24 jam. Apalagi rata-rata onsetnya sampai ke instalasi gawat darurat pada penelitian ini adalah 114,83 ± 89,7 menit berbanding 202,5 ± 192 menit, cukup dini sehungga enzimnya belum meningkat banyak. Penelitian yang dilakukan oleh Mukhtar 1994 menemukan korelasi yang signifikan secara statistik antara peningkatan puncak kadar leukosit dengan kadar puncak CKMB pada pasien IMA onset di bawah 12 jam p 0,01, r = 0,561. Pada penelitian ini didapatkan angka kematian RS sebesar 11 dimana penderita dengan kadar leukosit 15.000uL memiliki risiko disfungsi ventrikel kiri 4 kali lebih besar dibanding kadar leukosit 15.000uL. Risiko kematian 4 kali lebih besar dan risiko kejadian VTVF 2 kali lebih besar bila dibandingkan dengan kelompok penderita ≤ 10.000uL. Kadar lekosit darah pada kedua kelompok penelitian ini terlihat meningkat, yang biasa terjadi pada pasien dengan serangan jantung akut. Pada penelitian ini dijumpai kadar leukosit di atas 15 ribu lebih tinggi pada kelompok dengan distorsi QRS lebih tinggi dibanding tanpa distorsi yang secara statistik tidak signifikan untuk kejadian aritmia dan kematian di RS p 0,05.

5.2 Distorsi terminal kompleks QRS dan Terapi IKPp