FAKTOR YANG MENARIK MINAT WISATAWAN FAKTOR YANG MENARIK MINAT WISATAWAN

3 FAKTOR YANG MENARIK MINAT WISATAWAN 3 FAKTOR YANG MENARIK MINAT WISATAWAN

1. Gagasan tentang warisan budaya, semangat proteksi terhadapnya dan bagaimana melakukan pemeliharaan

2. Gagasan tentang perkembangan kebudayaan nasional pada masa kini dan mendatang di tengah perubahan global

3. Kreativitas yang berkembang terkait dengan daya cipta dalam arena kebudayaan local dan nasional

4. Pemikiran yang berkembang dalam berbagai sector-sektor kehidup;an masyarakat di tengah pengaruh industrialisasi terhadap kebudayaan.

5. Perpektif yang berkembang dalam memahami, mempraktikan dan memanfaatkan arena kebudayaan Indonesia. (Angelina sondakh, 2010 :

1. Infrastruktur Pembanguan infrastruktur perlu dilakukan agar lokasi wisata mudah di

jangkau.Banyak lokasi pesona alam di tanah air sulit dijangkau, karena lokasinya dipedalaman dan terpencil. Dengan dibangun infrastruktur merupakan salah satu cara mendatangkan investor.

2. Promosi Keberhasilan dan kesuksesan dalam menarik wisatawan mancanegara

tentu saja sangat dipengaruhi oleh sejauhmanan geliat kegiatan promosi yang dilakukan.Dan kendala untama di faktor pembiayaan.

3. Komunikasi Kemampuan bahasa asing penduduk yang terlibat langsung maupun tidak

langsung di industry pariwisata masih amat rendah.Bahkan kurangnya penguasaaan bahasa asing tersebut seringkali menimbulkan salah pengertian saaar turis melakukan embarkasi bandara dan pelabuhan.Dan kurang serius untuk mempelajari bhasa asing tersebut. (Angelina sondakh, 2010 : 79-80) langsung di industry pariwisata masih amat rendah.Bahkan kurangnya penguasaaan bahasa asing tersebut seringkali menimbulkan salah pengertian saaar turis melakukan embarkasi bandara dan pelabuhan.Dan kurang serius untuk mempelajari bhasa asing tersebut. (Angelina sondakh, 2010 : 79-80)

1. Melayani seluruh wisatawan dengan baik tanpa membedakan perlakuaan bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara

2. Memberikan apresiasi kepada seniman untuk berkreasi mengembangkan potensi wisata dimasing-masing daerah.

3. Menunjukan keperpihakan kepada rakyat kecil

4. Mengadakan rapat kordinasi wisata ditanah air

5. Mencari investor yang berminat dibidang pariwisata ( Angelina sondakh, 2010 : 87)

Pengembangan pariwisata tidak lepas dari perkembangan politik, ekonomi, sosial dan pembangunan disektor lainnya.Maka didalam pengembangan pariwisata dibutuhkan perencanaan terlebih dahulu. Dari pemikiran diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu proses yang terjadi secara terus menerus, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap ancaman yang ada untuk dapat berkembang dalam mencapai tujuan individu dalam organisasi dan tujuan organisasi secara keseluruhan. (Oka A.

beberapa prinsip perencanaan pariwisata :

1. Perencanaan pengembangan kepariwisataan haruslah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan regional atau nasional dari pembangunan perekonomian negara. Karena itu perencanaan pembangunan

kepariwisataan hendaknya termasuk dalam kerangka kerja dari pembangunan.

2. Seperti halnya perencanaan sektor perekonomian lainnya, perencanaan pengembangan kepariwisataan menghendaki pendekatan terpadu dengan sektor-sektor lainnya yang banyak berkaitan dengan bidang

kepariwisataan.

3. Perencanaan pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah haruslah dibawa koordinasi perencanaan fisik daerah tersebut secara keseluruhan.

4. Perencanaan suatu daerah untuk tujuan pariwisata harus pula berdasarkan suatu studi yang khusus dibuat untuk itu dengan memperhatikan

perlindungan terhadap lingkungan alam dan budaya di daerah sekitar.

5. Perencanaan fisik suatu daerah untuk tujuan pariwisata harus didasarkan atas penelitian yang sesuai dengan lingkungan alam sekitar dengan

memperhatikan faktor geografis yang lebih luas dan tidak meninjau dari segi administrasi saja.

kepariwisataan pada suatu daerah harus memperhatikan factor ekologi daerah yang bersangkutan.

7. Perencanaan pengembangan kepariwisataan tidak hanya memperhatikan masalah dari segi ekonomi saja, tetapi tidak kalah pentingnya

memperhatikan masalah sosial yang mungkin ditimbulkan.

8. Pada masa-masa yang akan datang jam kerja para buruh dan karyawan akan semakin singkat dan waktu senggangnya akan semakin panjang,

karena itu dalam perencanaan pariwisata khususnya di daerah yang dekat dengan industri perlu diperhatikan pengadaan fasilitas rekreasi dan hiburan disekitar daerah yang disebut sebagai pre-urban.

9. Pariwisata walau bagaimana bentuknya, tujuan pembangunan tidak lain untuk meningkatkan kesejahteraan orang banyak tanpa membedakan ras,

agama, dan bahasa, karena itu pengembangan pariwisata perlu pula memperhatikan kemungkinan peningkatan kerjasama bangsa-bangsa lain yang saling menguntungkan. (Oka A. Yoeti, dalam Argyo Demantoto, 2008 : 23-24)

I Gede Pitana dan I Ketut Surya Diarta, (2009 : 109-110) mengungkapkan umumnya perencanaan strategis dalam pariwisata terdiri dari beberapa tahapan yaitu sebagai berikut : I Gede Pitana dan I Ketut Surya Diarta, (2009 : 109-110) mengungkapkan umumnya perencanaan strategis dalam pariwisata terdiri dari beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :

2. Menentujuan organisasi yang akan dicapai, yang merupakan tujuan utama organisasi, seperti penguasaan pasar melibatkan pengenalan produk yang

baru.

3. Mengumpulakan informasi dan pengetahuan sebagia dasar dalam pengambilan keputusan.

4. Menganalisis informasi, terutama yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari organisasi.

5. Menentukan tujuan khusus yang menentukan aktivitas yang diperlukan dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah ditentukan

6. Menentukan strategi dalam mewujudkan tujuan yang telah ditentukan

7. Mendistribusikan sumberdaya masing-masing program aksi untuk memberikan dampak pada strategi yang diambil

8. Mengimplementasikan rencana 8. Mengimplementasikan rencana

Untuk pengembangan ini dilakukan pendekatan-pendekatan dengan organisasi pariwisata yang ada (pemerintah dan swasta) dan pihak-pihak terkait yang diharapkan dapat mendukung kelangsungan pembangunan pariwisata di daerah itu.Dalam sistem pariwisata, ada banyak aktor yang berperan dalam mengembangkan suatu pariwisata.Aktor aktor tersebut adalah insan-insan pariwisata yang ada pada berbagai sektor. Secara umum, insan pariwisata dikelompokkan dalam tiga pilar utama yaitu :

1. masyarakat, yang termasuk dalam pilar masyarakat adalah masyarakat umum yang adaa pada destinasi, sebagai pemilik sah dari berbagai sumberdaya yang merupakan modal pariwisata, seperti kebudayaan,

Tokoh-tokoh masyarakat, Intelektual, LSM, dan media masa.

2. swasta, adalah asosiasi usaha pariwisata dan para pengusaha.

3. pemerintah, adalah pada berbagai wilayah administrasi, mulai dari pemerintah pusat, negara bagian, provinsi, kabupaten, kecamatan dan

seterusnya.

Bagan Sektor Pilar Aktor pengembangan Pariwisata

(I Gede Pitana & I Gede Gayatri, 2005 : 96-97)

Masyarakat adat, Tokoh, Intelektual, Wartawan, LSM

Pendukung, Pemilik Modal

Pariwisata

Pemerintah - Pusat

- Provinsi - Kabupaten/Kota

Regulator, Fasilitator

Swasta

1. Perhotelan

2. Transportasi, saluran pelaku konsumen

3. keputusan membeli produk

4. rencanaan

5. pemantauan Pelaku langsung Pelayanan wisata 5. pemantauan Pelaku langsung Pelayanan wisata

a. attactive to client(daya tarik wisata)

b. fasilitas dan attractions(fasilitas dan obyek wisata)

c. geograpich location(letak lokasi)

d. transport link(jaringan transportasi)

e. political stability(keamanan)

f. healty environment(pusat kesehatan)

g. government restriction(peran pemerintah daerah/bagian) (I Gede Pitana & I Gede Gayatri, 2005 : 101)

Pembangunan pariwisata harus dijaga tetap terpeliharanya kepribadian bangsa serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. Kegiatan yang akan menunjang pengembangan kepariwisataan merupakan faktor potensial di dalam usaha pembanguanan ekonomi dan masyarakat Indonesia dapat diatur secara menyeluru, dipandang perlu adanya pertanggungjawaban yang lebih terkoordinir. Sesuai dengan instruksi presiden No.9 tahun 1969 ini dikatakan dalam pasal 2 bahwa tujuan pengembangan pariwisata adalah : Pembangunan pariwisata harus dijaga tetap terpeliharanya kepribadian bangsa serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. Kegiatan yang akan menunjang pengembangan kepariwisataan merupakan faktor potensial di dalam usaha pembanguanan ekonomi dan masyarakat Indonesia dapat diatur secara menyeluru, dipandang perlu adanya pertanggungjawaban yang lebih terkoordinir. Sesuai dengan instruksi presiden No.9 tahun 1969 ini dikatakan dalam pasal 2 bahwa tujuan pengembangan pariwisata adalah :

2. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia

3. Meningkatkan persaudaraan atau persahabatan nasional dan internasional. (Oka A. Yoeti, 1999 : 23)

Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas Manfaat, kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan, kemandirian, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan, demokratis, kesetaraan, dan kesatuan, yang diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata. Adapun Pembangunan kepariwisataan meliputi:

a. industri pariwisata;

b. destinasi pariwisata;

c. pemasaran; dan

d. kelembagaan kepariwisataan. (UU No. 10 tahun 2009)

Berdasarkan pengertian pengembangan dan obyek wisata diatas, pengembangan obyek wisata dapat diartikan usaha atau cara untuk membuat jadi lebih baik segala sesuatu yang dapat dilihat dan dinikmati oleh manusia sehingga semakin menimbulkan perasaan senang dengan demikian akan menarik wisatawan untuk berkunjung.

Menurut Gamal Suwantoro (1997: 57) menulis mengenai pola kebijakan pengembangan obyek wisata yang meliputi :

1. Prioritas pengembangan obyek

2. Pengembangan pusat-pusat penyebaran kegiatan wisatawan

3. Memungkinkan kegiatan penunjang pengembangan obyek wisata (Argyo Demantoto, 2008 : 30-31)

Dalam pengembangan obyek wisata ini, perlu diperhatikan tentang prasarana pariwisata, sarana wisata, infrastruktur pariwisata dan masyarakat sekitar obyek wisata tersebut.

Setelah melakukan berbagai analisa teori-teori pengembangan pariwisata yang ada dan survey/observasi pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dalam pengembangan pariwisata tirta di Kabupaten Boyolali lebih difokuskan pada pengembangan wisata tirta pada hal keragama jenis Atraksi Setelah melakukan berbagai analisa teori-teori pengembangan pariwisata yang ada dan survey/observasi pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dalam pengembangan pariwisata tirta di Kabupaten Boyolali lebih difokuskan pada pengembangan wisata tirta pada hal keragama jenis Atraksi

 Attractions ;Keindahan alam, Iklim dan cuaca, Kebudayaan, Sejarah, Ethnicity atau sifat kesukuan, dan Accessibility yaitu kemampuan atau

kemudahan berjalan atau ketempat tertentu.

Dalam hal ini atraksi wisata tirta yang di sajikan kepada pengunjung sebagian besar hanya sebatas pemandangan alam di kawasan wisata sekitar, permainan air, pemancingan dibeberapa obyek wisata tirta seperti di waduk Cengklik, Bade, Kedungombo, Umbul Tlatar dan Pengging. Sedangkan untuk jenis atraksi wisata yang sifatnya sejarah, accebility dan kebudayaan belum dilakukan karena prosesnya bertahap dalam pengembangan wisata

 Facility, Seperti fasilitas harus cocok dengan kualitas dan harga penginapan, makanan, dan minuman yang juga cocok dengan kemampuan

membayar dari wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut.

berupa Arena bermain, Taman, Toko atau warung makanan, minuman di sepanjang kawasan obyek wisata, MCK. Akan tetapi di sebagian obyek wisata Seperti Waduk Cenglik, Kedung ombo dan Waduk Bade kurang diperhatikan, dan baru akan dikembangkan di antaranya ; Fasilatas taman bermain, penataan dan pembangun warung-warung makan dikawasan sekitar obyek wisata, Fasilitas sarana penunjang MCK, Ruang Publik, dan kegiatan dan Event tertentu.

 Infrastruktur, yang termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata adalah :Sistem pengairan/air, Sumber listrik dan energi (power), Jaringan

komunikasi, Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air, Jasa-jasa kesehatan, Jalan-jalan/jalan raya.

Hal terpenting yang juga dikembangkan untuk menunjang pariwisata adalah infrastruktur. Adapun beberapa infrastruktur menuju kawasan Obyek wisata Tirta seperti di Waduk Cenglik, bade, Kedungombo, Tlatar, dan pengging juga dikembangkan seperti jalan raya, jaringan telepon, listrik, jasa kesehatan, dan pembuangan kotoran. Akan tetapi infrasturktur di beberapa obyek wisata ada yang belum maksimal pengembanganya seperti di jalan menuju ke Waduk Bade, dan Kedung ombo masih bergelombang dan rusak belum diperbaiki, jaringan listrik yang kurang memadai, jasa kesehatan seperti rumah sakit jauh dari tempat obyek Hal terpenting yang juga dikembangkan untuk menunjang pariwisata adalah infrastruktur. Adapun beberapa infrastruktur menuju kawasan Obyek wisata Tirta seperti di Waduk Cenglik, bade, Kedungombo, Tlatar, dan pengging juga dikembangkan seperti jalan raya, jaringan telepon, listrik, jasa kesehatan, dan pembuangan kotoran. Akan tetapi infrasturktur di beberapa obyek wisata ada yang belum maksimal pengembanganya seperti di jalan menuju ke Waduk Bade, dan Kedung ombo masih bergelombang dan rusak belum diperbaiki, jaringan listrik yang kurang memadai, jasa kesehatan seperti rumah sakit jauh dari tempat obyek

 Transportation, sarana tersebut meliputi ; Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, pelayanan pengangkutan lokal di tempat tujuan

(destination), Sistem keamanan harus disediakan di terminal untuk mencegah kriminalitas, Suatu sistem standar atau seragam untuk tanda- tanda lalu lintas dan simbol-simbol harus dikembangkan dan dipasang di semua bandara udara, Sistem informasi harus menyediakan data tentang informasi pelayanan pengangkutan lain yang dapat dihubungi diterminal termasuk jadwal dan tarif, Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan pelayanan pengangkutan lokal dan Peta kota harus tersedia bagi penumpang, dsb.

Saran yang tidak kalah penting adalah sarana transportasi, rata-rata transportasi untuk menuju kawasan wisata air di Kabupaten Boyolali sudah di sediakan sarana trasportasi umum, seperti bus umum, angkot, dan kendaraan tradisional seperti andong. Akan tetapi untuk jumplah kuantitas dari trasportasi umum tersebut belum cukup untuk mempermudah wisatawan menuju obyek wisata, seperti bus, angkot dan andong jumplahnya terbatas dan kurang banyak sehingga seringkali wisatawan yang ingin pergi ke obyek wisata tersebut harus menungu berjam-jam Saran yang tidak kalah penting adalah sarana transportasi, rata-rata transportasi untuk menuju kawasan wisata air di Kabupaten Boyolali sudah di sediakan sarana trasportasi umum, seperti bus umum, angkot, dan kendaraan tradisional seperti andong. Akan tetapi untuk jumplah kuantitas dari trasportasi umum tersebut belum cukup untuk mempermudah wisatawan menuju obyek wisata, seperti bus, angkot dan andong jumplahnya terbatas dan kurang banyak sehingga seringkali wisatawan yang ingin pergi ke obyek wisata tersebut harus menungu berjam-jam

Khusus di obyek wisata Waduk Cenglik dan Kedung ombo belum ada sarana trasportasi umum menuju kawasan tersebut, jadi pengunjung yang pergi ke kawasan tersebut rata-rata menggunakan kendaraan pribadi.

Untuk informasi tentang obyek wisata juga belum banyak tersedia di terminal induk seperti di terminal kota Boyolali, Simo, Karanggede. Hal ini perlu diperhatikan dan di kembangkan untuk memudahkan para pengunjung.

 Promotion, meliputi informasi dunia maya berupa website, facebook. Sosialisasi kepada masyarakat dan wisatawan.

Promosi sangat penting dalam upaya pengembangan suatu pariwisata. Untuk sarana Promosi yang dilakukan, setelah peneliti melakukan observasi para penelitian dari fakta lapangan belum maksimal, terlihat dari minimnya papan penujuk dan informasi menuju lokasi obyek wisata, dari Dinas Pariwisata Kabupaten Boyolali juga belum mempunyai website sendiri untuk menunjang pengembangan pariwisata, event kegiatan juga minim sebagai sarana promosi wisata.

dan penduduk yang terlibat langsung maupun tidak langsung di industry pariwisata.

Dalam pengembangan wisata comunikasi lebih di identikan pada kordinasi dan komunikasi, dalam kaitanya kordinasi dan komunikasi dalah kemampuan para pegawai dinas pariwisata dalam terlibat langsung dan tidak langsung dalam pengembangan pariwisata. Seperti sosialisasi dan kerjasama dengan berbagai pihak yang berperan dan berkaitan dalam pengembangan wisata.

Untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Boyolali lebih sering terjun lagsung kelapangan untuk meninjau bagaimana perkembangan obyek wisata tersebut biasanya 1 bulan sekali. Untuk pengelolaan pihak dinas pariwisata bekerja sama dengan beberapa piak seperti ; pihak swasta, karang taruna sekitar kawasan wisata, dinas lingkungan hidup, dsb.

Akan tetapi untuk kordinasi yang sifatnya kerjasama antar dinas kabupaten di Jawa Tengah untuk mengembangkan obyek wisata belum banyak dilakukan, seperti di kordinasi dalam pengembangan kawasan wisata yang berada diantara dua wilayah 2 kabupaten seperti di Waduk Kedung ombo di wilayah perbatasan Kabupaten Boyolali dan Purwodadi

Kabupaten Boyolali dan Magelang.

Aspek-aspek inilah yang nantinya menjadi fokus dan batasan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bagaiman peran Dinas Pariwisata Kabupaten Boyolali dalam mengembangkan wisata tirta terutama ; Waduk Cenglik, Waduk Bade, Waduk Kedung Ombo, dan Air terjun Kedung kayang di Kabupaten Boyolali.