Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori

C. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori

Dalam sub bab ini, peneliti menganalisis data yang berhasil dikumpulkan di lapangan sesuai dengan rumusan permasalahan yang selanjutnya dikaitkan dengan teori-teori yang ada. Perumusan masalah dalam penelitian ini meliputi (1) Pelaksanaan pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta, (2) Faktor-faktor penunjang dan faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran RSBI SMK Negeri 6 surakarta, (3) Cara-cara mengatasi dan solusi faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran di RSBI SMK Negeri

6 Surakartya. Berikut ini peneliti menganalisis data yang berhasil dikumpulkan di lapangan sesuai dengan rumusan permasalahan yang selanjutnya dihubungkan dengan teori yang sudah ada.

1. Pelaksanaan Pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta

SMK-SBI adalah sekolah yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dengan instrumental input (perangkat keras dan lunak), proses dan output nya memiliki standar tertentu yang diakui/setara dengan standar SMK-SBI adalah sekolah yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dengan instrumental input (perangkat keras dan lunak), proses dan output nya memiliki standar tertentu yang diakui/setara dengan standar

Pelaksanaan pembelajaran program RSBI di SMK Negeri 6 Surakarta diitikberatkan pada kemampuan skill individu siswa, hal ini karena pembelajaran di SMK lebih diorientasikan pada dihasilkannya lulusan yang siap kerja yang berstandar internasional. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui beberapa cara yaitu pembelajaran dikelas, praktik dan magang di DUDI yang bekerjasama dengan SMK Negeri 6.

Hal ini sejalan dengan PP RI No. 29 Tahun 1990 Bab I Pasal 1 yaitu: “Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional”.

Dari temuan studi yang dihubungkan pada teori yang ada dapat diambil kesimpulan bahwa orientasi tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh RSBI SMK Negeri 6 Surakarta telah sesuai dengan teori yang ada.

Penyelenggaraan SBI didasari filosofi eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, pro-perubahan, kreatif, inovatif, dan eksperimentif , menumbuhkan dan mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik. Filosofi eksistensialisme berpandangan bahwa dalam proses belajar mengajar, peserta didik harus diberi perlakuan secara maksimal untuk mengaktualkan, mengeksiskan, menyalurkan semua potensinya, baik potensi (kompetensi) intelektual (IQ), emosional (EQ), dan Spiritual (SQ). Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun internasional. Terkait dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing secara internasional. Dalam mengaktualkan kedua filosofi tersebut, Penyelenggaraan SBI didasari filosofi eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, pro-perubahan, kreatif, inovatif, dan eksperimentif , menumbuhkan dan mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik. Filosofi eksistensialisme berpandangan bahwa dalam proses belajar mengajar, peserta didik harus diberi perlakuan secara maksimal untuk mengaktualkan, mengeksiskan, menyalurkan semua potensinya, baik potensi (kompetensi) intelektual (IQ), emosional (EQ), dan Spiritual (SQ). Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun internasional. Terkait dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing secara internasional. Dalam mengaktualkan kedua filosofi tersebut,

Dalam pelaksanaan pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta siswa dituntut aktif berperan dalam proses belajar mengajar. Dan peran guru hanya sebagai fasilitator. Dalam proses belajar mengajar juga dilakukan dengan beberapa cara yang sangat bervariasi seperti diskusi, ceramah, demonstrasi serta presentasi yang dilakukan oleh para siswa dan guru hanya sebagai pembimbing agar pembelajaran diarahkan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai yaitu tujuan akademis dan juga pengembangan karakteristik siswa. Dalam proses pembelajaran, penggunaan media pembelajaran hanya dalam beberapa kesempatan media IT digunakan dan dalam komunikasi pembelajaran, sistem bilingual masih sangat jarang diteraapkan.

Hal ini masih kurang memenuhi standar pembelajaran RSBI seperti yang dikemukakan oleh Kir Haryana (2007:45), bahwa dalam Sekolah Bertaraf internasional proses pembelajaran harus memenuhi standar proses pembelajaran internasional. Yang meliputi antara lain:

a. Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran telah menjadi teladan atau rujukan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan, jiwa patriot, dan jiwa inovator

b. Proses pembelajaran telah diperkaya dengan model-model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya.

c. Penerapan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mapel

d. Pembelajaran pada mata pelajaran sains, Matematika, dan teknologi/produktif dengan bahasa Inggris, kecuali mapel bahasa Indonesia.

Dari hasil temuan studi tentang pelaksanaan pembelajaran RSBI SMK Negeri 6 Surakarta yang dihubungkan dengan teori yang ada dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6

Surakarta masih kurang memenuhi standar pembelajaran yang ada dalam konsep-konsep RSBI.

Dalam pelaksanaan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh komponen- komponen pembelajaran yang terdiri dari Kurikulum, siswa, guru, bahan pembelajaran, media pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2003: 57), ”Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran”.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dapat diketahui tentang komponen pembelajaran RSBI SMK Negeri 6 Surakarta sebagai berikut:

a. Kurikulum KTSP Spektrum Dalam Sekolah Bertaraf Internasional, Kurikulum nasional yang dikembangkan sekolah dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). RSBI menggunakan KTSP yang diperkaya agar memenuhi standar nasional pendidikan plus Kurikulum internasional yang digali (adopsi dan adaptasi) dari berbagai sekolah mitra baik dalam maupun luar negeri, yang memiliki reputasi internasional. Selain itu juga menerapkan sistem satuan kredit semester dalam Kurikulumnya.

Sedangkan berdasar temuan dilapangan RSBI SMK Negeri 6 Surakarta, Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum KTSP Spektrum sebagaimana ketentuan dari Dirjen pendidikan.

b. Kompetensi Siswa Kualitas standar anak didik di SMK SBI perlu diperhatikan sejak awal masuk, pembinaan, selama proses sampai dengan siswa tersebut tamat. Siswa baru SBI di seleksi secara ketat mengenai kemampuan akademik, sikap mental, kepribadian dan kesehatan fisik. Seleksi penerimaan siswa baru juga harus memenuhi persyaratan akademik dan non akademik. Persyaratan akademik meliputi nilai Bahasa Inggris 7,0 bahasa Indonesia 7,0 dan nilai matematika 7,0. sedangkan persyaratan non b. Kompetensi Siswa Kualitas standar anak didik di SMK SBI perlu diperhatikan sejak awal masuk, pembinaan, selama proses sampai dengan siswa tersebut tamat. Siswa baru SBI di seleksi secara ketat mengenai kemampuan akademik, sikap mental, kepribadian dan kesehatan fisik. Seleksi penerimaan siswa baru juga harus memenuhi persyaratan akademik dan non akademik. Persyaratan akademik meliputi nilai Bahasa Inggris 7,0 bahasa Indonesia 7,0 dan nilai matematika 7,0. sedangkan persyaratan non

Akan tetapi berdasar temuan dilapangan, kualitas anak didik masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan seleksi yang diterapkan pada anak didik oleh RSBI SMK Negeri 6 Surakarta hanya berorientasi pada nilai akademik saja dan prestasi non akademik anak didik dalam hal prestasi ekstrakulikuler serta tes wawancara yang dilakukan tidak maksimal hasilnya untuk diketahuinya kondisi psikis dan mental anak didik.

c. Kompetensi guru Pada SMK SBI guru mata diklat normative dan adpatif minimal berpendidikan S1 atau D4, yang pendidikanya sesuai dengan kompetensi yang diajarkan, memiliki sertifikasi yang sesuai di bidangnya, mampu berbahasa Inggris aktif dengan skor TOEIC (Test of English in Convesation ) untuk guru bahasa Inggris minimal 600, guru adaptif 400, guru normatif 300. Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A.

Guru mata Diklat produktif, tingkat pendidikan minimal S1 atau D4 sesuai dengan kompetensi yang diajarkan, memiliki sertifikasi sesuai di bidangnya, mampu berbahasa Inggris aktif dengan skor TOEIC minimal 550, mempu mengoperasikan computer, mampu men-download mata pelajaran dari internet. Dan semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK.

Dalam temuan dilapangan, tenaga pendidik di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta sebagian besar telah memiliki ijazah S1 dan yang belum berijasah S1 adalah tenaga pendidik yang sudah dalam masa pensiun. Dan terdapat 15% tenaga pendidik masih dalam proses studi lanjut S2 dan berijasah S2. Dalam hal kemampuan bahasa Inggris aktif, tenaga pendidik RSBI SMK Negeri 6 Surakarta sangat kurang dan jauh dari standar yang ditetapkan dalam konsep RSBI. Keterampilan penggunaan IT dalam media Dalam temuan dilapangan, tenaga pendidik di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta sebagian besar telah memiliki ijazah S1 dan yang belum berijasah S1 adalah tenaga pendidik yang sudah dalam masa pensiun. Dan terdapat 15% tenaga pendidik masih dalam proses studi lanjut S2 dan berijasah S2. Dalam hal kemampuan bahasa Inggris aktif, tenaga pendidik RSBI SMK Negeri 6 Surakarta sangat kurang dan jauh dari standar yang ditetapkan dalam konsep RSBI. Keterampilan penggunaan IT dalam media

d. Bahan pembelajaran berupa Modul Direktorat Pembinaan SMK telah menetapkan standar bahan pembelajaran SBI adalah sebagai berikut:

1) Bahan ajar minimal 4 mata diklat produktif menggunakan modul dengan bahasa Inggris. Setiap siswa memiliki dan menggunakan satu paket modul untuk setiap pembelajaran.

2) Buku Pegangan, setiap siswa memiliki dan mengunakan satu paket modul untuk setiap pembelajaran. Setiap guru memiliki buku referensi sesuai dengan mata diklat yang diajarkan.

Di RSBI SMK Negeri 6 surakarta, pembuatan modul sebagai bahan ajar diwajibkan pada setiap tenaga pendidik. Dalam pembuatan modul tidak diwajibkan setiap guru untuk membuat modul dalam bahasa Inggris oleh pihak sekolah. Di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta buku pegangan sebagai sumber belajar diwajibkan dimiliki para siswa, namun dibebaskan dalam pemilihan sumbernya. Namun karena latar belakang kondisi ekonomi, bantuan diberikan pihak sekolah dengan cara modul pembelajaran yang dibuat oleh para guru difotocopy oleh para siswa dan buku pegangan yang jumlahnya terbatas dapat dipinjam di perpustakaan.

e. Media Pembelajaran yang bervariasi SMK RSBI harus memiliki beberapa sarana prasarana pendidikan di sekolah yang memenuhi standar internasional yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkesinambungan. Serta berbagai media ICT yang berfungsi sebagai media dalam proses pembelajaran. Setiap ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK.

Media pembelajaran yang ada di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta telah sesuai dengan standar dan sangat bervariasi macamnya seperti video, laptop, LCD, recording untuk listening dan berbagai macam alat praktikum, namun jumlahnya sangat terbatas karena beberapa sudah tidak layak pakai. Selain itu penggunaannya tidak maksimal, karena Media pembelajaran yang ada di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta telah sesuai dengan standar dan sangat bervariasi macamnya seperti video, laptop, LCD, recording untuk listening dan berbagai macam alat praktikum, namun jumlahnya sangat terbatas karena beberapa sudah tidak layak pakai. Selain itu penggunaannya tidak maksimal, karena

f. Metode pembelajaran yang inovatif Pada konteks pembelajaran di SMK SBI baik dikelas maupun di laboratorium yang melibatkan banyak perangkat, peralatan, dan sumber belajar diperlukan suatu cara pengaturan tersendiri agar bisa memberikan situasi dan kondisi nyaman bagi siswa. Pada interaksi belajar mengajar guru juga harus menemukan cara menciptakan suasana belajar yang demokratis dan hubungan psikologis yang baik dengan siswa maupun menciptakan situasi yang dapat merangsang hubungan baik diantara siswa.

Dalam temuan dilapangan, metode pembelajaran yang digunakan di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta sangat bervariasi. Metode pembelajaran yang digunakan seperti: diskusi, presentasi, demonstrasi dan listening. Peran aktif siswa sangat dituntut dalam metode pembelajaran tersebut, dan guru berperan dalam diberikannya motivasi pada siswa.

g. Lingkungan Pembelajaran yang kondusif Lingkungan sekolah terdiri dari 2 macam yaitu lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik terdiri dari gedung, halaman sekolah, taman sekolah, dan kebun sekolah. Lingkungan non fisik diwarnai oleh kualitas interaksi warga sekolah. Kerjasama saling menghormati, bersikap sopan, ramah dan toleran perlu dikembangkan di sekolah

Dalam SMK RSBI harus memiliki beberapa bangunan sebagai sarana prasarana pendidikan di sekolah yang memenuhi standar internasional yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkesinambungan. Ruang teori dengan luasan 63 m2, sesuai dengan jumlah kelompok belajar dan menerapkan kelas berjalan (moving class ). Sekolah memiliki ruang praktek kelas, jumlah dan luasnya sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keahlian.

Sekolah juga harus memiliki perpustakan yang memenuhi kebutuhan, nyaman, untuk membaca dan studi siswa. Perpustakan sekolah mengunakan katalog yang berstandar internasional, telah dilengkapi Sekolah juga harus memiliki perpustakan yang memenuhi kebutuhan, nyaman, untuk membaca dan studi siswa. Perpustakan sekolah mengunakan katalog yang berstandar internasional, telah dilengkapi

Lingkungan di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta sangat menunjang dalam pelaksanaan pembelajaran. Lingkungan sekolah yang luas dan asri membuat nyaman para siswa berada dilingkungan sekolah. Sirkulasi udara berjalan baik dengan adanya banyak pepohonan di lingkungan sekolah sehingga tercipta udara yang segar. Berbagai fasilitas refreshing juga tersedia seperti taman, kantin sekolah dan tempat ibadah. Ruangan- ruangan untuk kegiatan sekolah sudah tersedia, namun kebutuhan ruangan kelas belum cukup terpenuhi dalam pelaksanaan pembelajaran model RSBI sehingga sistem moving class belum dapat diterapkan.

h. Evaluasi Pembelajaran valid Sistem penilaian yang digunakan dalam SBI adalah sistem atau model penilaian telah diperkaya dengan adopsi sistem penilaian dari sekolah unggul di salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnnya.

Sedangkan dalam temuan studi, evaluasi pembelajaran di SMK Negrei 6 Surakarta diadakan dalam dua cara yaitu evaluasi setelah tiap- tiap kompetensi dasar pembelajaran ditempuh dan evaluasi ujian akhir semester. Selain itu evaluasi juga diadakan dalam mengevaluasi kepribadian individu tiap-tiap siswa.

Dari komponen-komponen yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran RSBI SMK Negeri 6 Surakarta yang dihubungkan dengan teori yang ada, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa standar dalam pelaksanaan Dari komponen-komponen yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran RSBI SMK Negeri 6 Surakarta yang dihubungkan dengan teori yang ada, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa standar dalam pelaksanaan

2. Faktor-Faktor Penunjang dan Faktor-Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta

Berdasar temuan studi, dalam pelaksanaan pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta terdapat faktor-faktor penunjang dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut adalah sebagi berikut:

a. Faktor penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta

Dalam pelaksanaan pembelajaran RSBI SMK Negeri 6 Surakarta memiliki faktor penunjang yang menjadikan dasar pelaksanaan pembelajaran model RSBI. Dari hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan faktor penunjang pelaksanaan pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta adalah:

1) Tenaga pendidik yang berkualitas secara akademis dan berpengalaman serta berprestasi dijadikan dasar dalam pelaksanaan pembelajaran program RSBI

2) Lingkungan sekolah yang kondusif dan lahan yang luas menjadi alternatif dalam pembelajaran di luar kelas

3) SMK Negeri 6 Surakarta telah bersertifikat ISO 9001:2000

b. Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta

Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan pasti akan timbul faktor- faktor penghambat yang mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan tidak sesuai yang diharapkan. Begitu juga pelaksanaan pembelajaran RSBI SMK Negeri 6 Surakarta yang masih terdapat faktor- faktor penghambat sehingga pelaksanaan pembelajaran model RSBI belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan konsep yang ada. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan faktor-faktor penghambat tersebut adalah:

1) Perubahan paradigma pembelajaran yang masih dalam proses adaptasi untuk dilaksanannya pembelajaran model RSBI.

2) Terbatasnya kemampuan dan keterampilan skill individu para tenaga pendidik dan anak didik dalam penguasaan bahasa Inggris.

3) Komponen-komponen pembelajaran yang ada belum sesuai dengan standar dalam program RSBI. Pelaksanaan pembelajaran RSBI SMK Negeri 6 Surakarta sangat

dipengaruhi oleh komponen-komponen pembelajaran seperti: Kurikulum, siswa, guru, bahan pembelajaran, media pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Namun komponen-kompenen pembelajaran tersebut tentu tidak terlepas adanya faktor-faktor penghambat yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran RSBI SMK Negeri 6 Surakarta adalah sebagai berikut:

1) Penerapan Kurikulum dalam silabus dan RPP Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemahaman Kurikulum sebagai dasar dalam pembuatan silabus dan RPP oleh guru sering berbeda dengan yang dikonsepkan dalam Kurikulum KTSP Spektrum karena kurangnya pemahaman oleh para guru tentang Kurikulum tersebut.

2) Kemampuan bahasa Inggris siswa Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan dapat disimpulkan kemampuan siswa dalam penggunakan sistem bilingual pada pelaksanaan pembelajaran model RSBI masih sangat kurang. Hal ini karena kemampuan bahasa Inggris aktif siswa masih kurang.

3) Keterampilan dan kemampuan Guru dalam menerapkan sistem bilingual dan penggunaan IT Berdasar hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa faktor penghambat komponen 3) Keterampilan dan kemampuan Guru dalam menerapkan sistem bilingual dan penggunaan IT Berdasar hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa faktor penghambat komponen

4) Ketidakmampuan Siswa dalam memiliki sumber Bahan Pembelajaran

Berdasar hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan, faktor pengahambat dalam bahan pembelajaran adalah ketidakmampuan para siswa dalam memiliki bahan pembelajaran. Hal ini dilatar belakangi oleh kondisi ekonomi keluarga para siswa.

5) Terbatasnya jumlah Media pembelajaran Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan, faktor penghambat dalam komponen media pembelajaran adalah jumlah media pembelajaran yang masih terbatas, sehingga penggunaannya tidak maksimal karena harus saling bergantian.

6) Kondisi psikologis siswa dalam mengikuti Metode pembelajaran Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam metode pembelajaran adalah kondisi mental dan psikologis siswa yang masih labil dan berbeda-beda sehingga metode pembelajaran yang digunakan belum mampu diikuti dengan maksimal.

7) Kondisi bangunan dan terbatasnya ruang untuk sistem moving class

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa faktor penghambat pada lingkungan pembelajaran adalah kondisi bangunan yang sudah tua sehingga tercipta ketidaknyamanan pada para siswa, keterbatasan jumlah ruang kelas yang tidak dimungkinkannya pelaksanaan sistem moving class , serta belum terpenuhinya fasilitas penunjang pembelajaran di kelas seperti laboratorium dan perpustakaan yang belum sesuai dengan standar yang ada.

8) Pemahaman siswa dan orang tua siswa dalam sistem penilaian Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa faktor penghambat 8) Pemahaman siswa dan orang tua siswa dalam sistem penilaian Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa faktor penghambat

3. Cara-Cara Mengatasi Faktor-Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa cara-cara untuk mengatasi dan solusi timbulnya faktor- faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta meliputi antara lain:

a. Perbaikan kualitas sumber daya tenaga pendidik melalui pelatihan- pelatihan dan kursus tentang konsep RSBI, Komputer dan bahasa Inggris

Upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak SMK Negeri 6 Surakarta yaitu:

1) Diikutkannya tenaga pendidik dalam seminar-seminar tentang program RSBI untuk peningkatan pemahaman tentang program RSBI.

2) Diberikannya pelatihan-pelatihan untuk peningkatan keterampilan dalam bidang komputer.

3) Diberikannya kursus-kursus bahasa Inggris untuk peningkatan kemampuan bahasa Inggris para tenaga pendidik.

b. Peningkatan kemampuan bahasa Inggris anak didik dan sosialisasi program pembelajaran RSBI bagi para siswa

Upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak SMK Negeri 6 Surakarta yaitu:

1) Peningkatan pemahaman anak didik tentang program RSBI dengan diadaknnya seminar tentang program RSBI.

2) Penerapan konsep-konsep RSBI dikelas sebagai proses adaptasi.

3) Pelaksanaan program English Friday untuk peningkatan kemampuan bahasa Inggris para siswa.

c. Perbaikan terhadap fasilitas sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran RSBI.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak SMK Negeri 6 Surakarta yaitu:

1) Pembangunan gedung baru untuk pemenuhan kebutuhan kelas dalam penunjang pelaksanaan pembelajaran model RSBI

2) Perbaikan dan pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang pembelajaran seperti laboratorium modern, perpustakaan berbasis Digital Library, serta fasilitas lainnya.

3) Pengadaan media pembelajaran berbasis IT serta pengadaan dan perbaikan berbagai macam alat praktikum.