4.2 Pembahasan 4.2.1 Analisa Densitas Asap Cair
Bobot jenis merupakan rasio antara berat suatu sampel dengan volumenya. Dalam sifat fisik asap cair, bobot jenis tidak berhubungan langsung dengan tinggi
rendahnya kualitas asap cair. Namun bobot jenis dapat menunjukkan banyaknya komponen di dalam asap cair. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bobot
jenis yang semakin meningkat seiring peningkatan suhu pemanasan. Penentuan bobot jenis asap cair ini dilakukan dengan menggunakan alat piknometer.
Dari uji penentuan densitas yang dilakukan pada percobaan didapatkan hasil kenaikan nilai densitas yang tidak jauh berbeda pada masing-masing variasi
suhu asap cair. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan suhu pirolisis berpengaruh pada nilai densitas dari asap cair limbah kopi. Hasil pengamatan bobot jenis asap
cair pada penelitian ini berkisar antara 1,030 sampai 1,046. Hasil yang didapat tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Nurhayati 2000 yang menggunakan
bahan pengasap kayu mengium dan tusam dengan bobot jenis asap cair antara 1,019 sampai 1,028. dan hasil penelitian Candra Luditama 2006 yang
menggunakan bahan asap cair dari tempurung kelapa dengan bobot jenis asap cair antara 1,113 sampai 1,119.
4.2.2 Analisa pH Asap Cair
Nilai pH merupakan salah satu parameter kualitas asap cair yang dihasilkan. Pengukuran nilai pH ini dilakukan dengan menggunakan alat pH meter.
Pengukuran nilai pH dalam asap cair yang dihasilkan bertujuan untuk mengetahui tingkat proses penguraian bahan baku untuk menghasilkan asam organik berupa
asap secara pirolisis. Hasil pengukuran pH rata-rata dalam asap cair hasil pirolisis limbah kopi pada penelitian ini seperti tertera pada tabel 4.2 diatas menunjukkan
bahwa asap cair bersifat asam. Sifat keasaman dari asap cair ini sebagian besar
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdekomposisi oleh proses pirolisis yang berlangsung.
Hemiselulosa dan selulosa adalah komponen kayu yang apabila terdekomposisi akan menghasilkan senyawa-senyawa asam organik seperti asam
asetat. Nilai pH yang rendah secara keseluruhan berpengaruh terhadap nilai awet dan daya simpan produk asap ataupun sifat organoleptiknya. Karena pada pH
yang rendah mikroba atau bakteri sebagai pengganggu dalam proses pengawetan cenderung tidak dapat hidup dan berkembang biak dengan baik. Dari hasil
penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa suhu pirolisis berpengaruh pada pH asap cair yang dihasilkan. Perbedaan pada nilai pH beberapa asap cair
umunya juga disebabkan oleh perbedaan bahan baku yang digunakan pada pirolisis.
4.2.3 Analisa Kandungan Senyawa Asap Cair Menggunakan GC-MS
Kandungan senyawa pada asap cair telah dianalisa dengan menggunakan alat GC- MS dengan spesifikasi dan kondisi sebagaimana terlampir. Terlihat pada gambar
4.1; 4.2 dan 4.3 kromatogram menghasilkan 7 peak yang menunjukkan masing- masing senyawa yang terkandung pada asap cair suhu 500°C, 7 peak pada asap
cair limbah kopi suhu 550 C dan 11 peak yang menunjukkan masing-masing
senyawa yang terkandung pada asap cair suhu 600°C.
Gambar kromatogram diatas masing-masing menunjukkan bahwa kandungan terbesar yang terdapat pada asap cair limbah kopi adalah senyawa
fenol sekitar 35, 50 dan 55 dan asam asetat sekitar 41, 21 dan 28. Ini ditandai dengan adanya peak yang tajam dengan waktu retensi 37,579 pada
kromatogram 1 dan peak yang tajam dengan waktu retensi 37,573 pada kromatogram 2 serta peak dengan waktu retensi 37,561 pada kromatogram 3.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisa ini juga menunjukkan bahwa perbedaan pada suhu pirolisis berpengaruh pada kandungan senyawa yang didapatkan pada asap cair. Dari
percobaan dilakukan untuk suhu pirolisis 600°C didapatkan jumlah senyawa terdeteksi 4 jenis lebih banyak dari pada untuk suhu pirolisis dengan suhu
dibawah itu. Hal ini sebagian besar dikarenakan sebagian senyawa-senyawa organik pada limbah kopi terdekomposisi pada suhu yang lebih tinggi.
Tabel 4.3 Senyawa Hasil Analisa Asap Cair Suhu Pirolisis 500°C Dengan GC-MS
No Rumus Molekul
Area Waktu
Retensi Menit
Puncak Fragmen Nama Senyawa
Yang Diduga
1 C
9
H
17
FO 3.99 4.986 32,
44 1-Fluoro-
2,2,4,4- tetrametil-3-
pentanon 2 CH
4
O 2.03
6.077 --
Methanol 3 C
2
H
4
O
2
41.23 20.841
43, 60 Asam asetat
4 C
3
H
6
O
2
4.78 23.766
45, 57, 74 Asam propanoat
5 C
7
H
14
O
2
1.25 27.800
396, 383, 371, 357, 340, 331, 307, 275,
265, 243, 230, 222, 207, 190, 173, 164,
151, 125, 98, 87, 74, 60, 43, 41
Asam heptanoat
6 C
6
H
6
O 35.71
37.579 94, 74, 66, 55, 39
fenol 7 C
10
H
12
O
2
11.00 41.569 164, 149, 131, 121,
103, 91, 77, 65, 55, 39 Eugenol
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Senyawa Hasil Analisa Asap Cair Suhu Pirolisis 550 C Dengan
GC-MS No Rumus
Molekul Area
Waktu Retensi
Menit Puncak Fragmen
Nama Senyawa Yang Diduga
1 C
3
H
6
O 13.42 5.629
58, 43, 39 2-propanon
2 C
5
H
8
O
2
0.62 5.925 397, 377, 357, 344,
332, 321, 302, 286, 869, 258, 244, 222,
208, 193, 171, 151, 121, 108, 96, 74, 58,
43, 39 1-propen-2-ol
asetat
3 C
2
H
6
O 2.30 6.391
45 Etil
alkohol 4 C
2
H
4
O
2
28.97 20.890 60, 43, 41
Asam asetat 5 C
3
H
6
O
2
3.69 23.793
96, 74, 57, 45 Asam propanoat
6 C
4
H
8
O
2
0.92 26.600 251, 203, 193, 129,
120, 88, 73, 60, 41 Asam butirat
7 C
6
H
6
O 50.08 37.573
94, 74, 66, 55, 39 fenol
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Senyawa Hasil Analisa Asap Cair Suhu Pirolisis 600 C Dengan
GC-MS No Rumus
Molekul Area
Waktu Retensi
Menit PuncakFragmen Nama
Senyawa Yang Diduga
1 C
3
H
6
O 11.33
5.626 58, 43, 39
2-propanon 2 C
3
H
6
O 0.59
5.917 397, 374, 341, 331,
305, 269, 251, 224, 207, 186, 176, 145, 95,
58, 43, 39 2-propanon
3 C
2
H
4
O
2
21.66 20.873
60, 43, 41 Asam asetat
4 C
3
H
6
O
2
3.70 23.805
96, 74, 57, 45 Asam Propanoat
5 C
4
H
8
O
2
1.11 26.614
88, 73, 60, 41 Asam butirat
6 C
7
H
14
O
2
1.38 27.834
206, 98, 87, 74, 60, 43, 41
Asam heptanoat
7 C
6
H
6
O 55.81
37.561 94, 74, 66, 55, 39
fenol 8 C
8
H
16
O
2
0.34 38.590
381, 368, 354, 317, 306, 263, 246, 229,
220, 181, 159, 143, 129, 115, 101, 85, 73,
60, 41 Asam oktanoat
9 C
7
H
8
O 0.96
39.542 204, 183, 112, 107, 90,
77, 56, 53, 39 4-metil-phenol
10 C
7
H
8
O 0.71
39.756 392, 357, 328, 260,
250, 201, 187, 171, 143, 112, 108, 90, 79,
63, 51, 39 2-metil-phenol
11 C
10
H
12
O
2
2.41 41.589
164, 149, 131, 121, 103, 91, 77, 65, 55, 39
eugenol
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan