PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP INFORMASI: MASYARAKAT KRITIS CERMINAN MASYARAKAT INFORMASI
PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP INFORMASI: MASYARAKAT KRITIS CERMINAN MASYARAKAT INFORMASI
Niko Grataridarga
Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,
Universitas Indonesia, Depok, 16425, Indonesia
e-mail: nikinter90@gmail.com
Abstrak
Masyarakat informasi adalah masyarakat yang menggunakan informasi di seluruh elemen kehidupannya. Informasi menjadi bagian penting bagi keberlangsungan hidup mereka. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pemanfaatan informasi bagi kegiatan sehari-hari, masyarakat informasi yang ideal harus dapat benar-benar memahami dan berpikir kritis mengenai informasi yang tersedia. Informasi yang ada dari berbagai media, contohnya seperti televisi, harus dapat disikapi dengan kritis agar justru tidak terjebak pada pola masyarakat konsumtif. Untuk mencapai masyarakat informasi yang berpikiran kritis perlu dibentuk dengan pendidikan yang berkualitas dan budaya membaca yang terus ditingkatkan.
Kata Kunci: Berpikir Kritis, Budaya Membaca, Masyarakat Informasi, Tayangan Televisi, Pendidikan,
Abstract
Information society is a society that uses information on all elements of their life. Information is an important part for their survival. To achieve maximum results in the utilization of information for day-to-day activities, the ideal information society should be really understand and think critically about the information available. Existing information from various media, such as television, must be addressed by critical so that it does not get stuck in the pattern of the consumer society. To achieve information society that critically thinking needs to be made with
a quality education and are continuously improved reading culture.
Keywords: Crtical Thingking, Education, Information Society, Reading Culture, Television Program
Niko Grataridarga
Pendahuluan
Informasi ” oleh Sugiharto (2011), Berpikir kritis terhadap informasi saat ini
dijelaskan bahwa era globalisasi informasi sangat diperlukan oleh masyarakat
menjadi suatu primadona, di mana informasi Indonesia. Membludaknya informasi yang
tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang dapat diakses memberi keuntungan
biasa, tapi informasi menjadi barang tersendiri bagi masyarakat sebagai bahan
dagangan atau menjadi suatu komoditi yang pendukung
artinya informasi dapat dikemas dalam aktivitasnya. Sektor-sektor kehidupan tak
dalam
menjalankan
berbagai bentuk sumber informasi (source) lepas dari kebermanfaatan informasi.
seperti bentuk digital, cd-rom, web, dll. Ekonomi, sosial dan teknologi dapat
Dengan demikian, informasi tersebut berjalan maju dengan modal pemanfaatan
menjadi suatu kebutuhan pokok, sehingga informasi. Namun jika masyarakat tidak
informasi mempunyai nilai tambah dan memiliki pengetahuan dan pemahaman
merupakan komoditi yang dapat dijual yang memadai akan informasi yang
kepada pengguna informasi di seluruh bertebaran
dunia, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kebingungan tersendiri bagi
mendatangkan devisa.
mereka. Tanpa pemahaman
dalam
mengkritisi informasi,
Dari segi teknologi masyarakat informasi Indonesia akan mudah diperdaya oleh
masyarakat
telah tergerak untuk selalu menggunakan informasi-informasi yang tidak netral dan
teknologi informasi dalam berbagai bidang. komersialisasi. Maka dari itu harus dibentuk
Misalnya dalam bidang ekonomi mulai dari pola berpikir kritis dalam masing-masing
produksi, distribusi atau transasksi ekonomi individu masyarakat melalui pendidikan dan
semuanya telah teratasi dengan sistem budaya membaca.
teknologi informasi. Sejak komputer menjadi komersial pada awal 1950an
Masyarakat Informasi
generasi teknologi juga mengikuti dengan Setiap sektor kehidupan dalam masyarakat
perubahan yang cepat. Seluruh sendi-sendi yang tidak lepas dari kebermanfaatan
kehidupan telah dirasuki dengan campur informasi mengarahkan pola sosial
tangan teknologi.
masyarakat menjadi masyarakat informasi. Sebagaimana yang dipaparkan John Feather
Pada model sosial masyarakat informasi (2004), ada 4 model utama dalam penilaian
telah berada pada interaksi komunikasi yang bahwa
tak terbatas.Komunikasi tidak lagi terhalang masyarakat informasi, yaitu :
suatu masyarakat
menjadi
ruang dan waktu. Masyarakat di seluruh
a. Ekonomi belahan dunia terhubung melalui berbagai
b. Teknologi jaringan. Pada saat ini jaringan internet
c. Sosial menjadi pionir utama. Sejak dimulainya
d. Sejarah revolusi komputer memiliki dampak yang luar biasa dan komperhensif, yang
Dalam model ekonomi, masyarakat mempengaruhi manusia dengan manusia informasi memandang informasi sebagai
yang lain dengan berbagai aspek dalam sebuah komoditas. Dikutip dari sebuah
Masyarakat informasi artikel yang berjudul “Pendekatan Informasi
kehidupannya.
sebagai interkasi informasi yang saling Sebagai Komoditi dalam Proses Diseminasi
mempengaruhi manusia yang satu dengan
Pemahaman Masyarakat Terhadap Informasi: Masyarakat Kritis Cerminan Masyarakat Informasi
yang lainnya dimulai sejak berkembangnya
11 stasiun TV nasional masih sama dengan revolusi komputer.
tahun lalu, yaitu sebesar 21% dari total durasi tayang televisi yang mencapai 23.760
Dari segi sejarah, masyarakat informasi jam atau sekitar 4.996 jam. Jumlah ini paling telah melihat perkembangan informasi
besar dibandingkan program-program sebagai suatu yang penting dari masa ke
lainnya, seperti hiburan (19%), film (16%), masa. Mulai dari menuliskan simbol dan
informasi (14%) atau serial (12%), terutama huruf pada batu, ditemukannya kertas,
karena kontribusi program-program berita hingga penemuan mesin cetak. Dari sini,
MetroTV dan TVOne (hampir 50% dari bagian historis menjadi peranan penting
total siaran berita). Hal ini memperlihatkan dalam membentuk masyarakat informasi.
adanya kecenderungan bahwa segmen penonton berita lebih memilih stasiun
Pada intinya masyarakat informasi adalah televisi khusus berita dengan beragamnya masyarakat yang menggunakan informasi di
pilihan program berita untuk senantiasa seluruh elemen kehidupannya. Informasi
memperoleh informasi terbaru seputar menjadi
sedang hangat keberlangsungan hidup mereka. Untuk
dibicarakan. Selain itu kita bisa melihat mencapai hasil yang maksimal dalam
bahwa kedua stasiun televisi ini bersaing pemanfaatan informasi bagi kegiatan sehari-
dengan cukup kompetitif dalam hal hari, masyarakat informasi juga harus dapat
pemberitaan dibandingkan stasiun televisi benar-benar memahami dan berpikir kritis
yang lain.
mengenai informasi
yang tersedia.
Informasi yang ada dari berbagai media Ada dua stasiun televisi yang begitu intens seperti televisi, media massa, atupun
dalam menyajikan sajian berita kepada internet harus mampu dipilah oleh
masyarakat yaitu TV One dan Metro TV. masyarakat dan dipahami sebagai komoditi
Seperti yang kita tahu di Indonesia ada dua yang menguntungkan bagi mereka.
stasiun televisi yang mempunyai orientasi Diharapkan
dan atau menjadikan berita sebagai sajian mengaplikasikan informasi apa yang
masyarakat
mampu
utama mereka. Kedua stasiun tersebut sebenarnya dibutuhkan dan apa yang
adalah TVOne dan MetroTV. Kedua stasiun sebenarnya tidak perlu.
tv ini mempunyai visi menjadi sebuah stasiun televisi yang berbeda di Indonesia
dengan peringkat nomor satu untuk Media yang paling dekat dengan segala
Tayangan Berita di Televisi
beritanya. Namun lebih jeli kita melihat elemen masyarakat mulai dari anak-anak,
pemilik dari kedua stasiun tv ini yaitu remaja, dan dewasa, pedesaan, perkotaan
Aburizal Bakrie dan Surya Paloh yang dan memiliki intensitas tinggi dalam
notabene juga merupakan ketua partai penyampaian informasi saat ini adalah
Golkar dan Nasional Demokrat, bisa televisi. Dan sebagian besar masyarakat
ditengarai ada sajian berita yang menyukai tayangan berita di televisi.
disampaikan mengandung unsur politik juga Berdasarkan hasil survei kepemirsaan TV
dalam pemberitaan mereka. Ini juga Nielsen Audience Measurement di 10 kota
mengindikasikan berita yang dimuat juga besar di Indonesia pada periode Januari-
tidaklah netral. Satu waktu saat penulis Maret 2010, porsi tayang program berita di
menyaksikan berita di TV One yang
Niko Grataridarga
mengabarkan mengenai kondisi tempat informasi yang penting ditangkap dan mana pengungsian korban gunung meletus di
informasi yang sebetulnya tidak perlu? Jogjakarta beberapa waktu lalu, hal yang pertama kali ditanyakan oleh news anchor
Untuk menjawab pertanyaan di atas kembali kepada reporter di lapangan adalah “apakah
lagi pada pemahaman masyarakat atas sudah ada partai yang memberikan bantuan
informasi itu sendiri. Masyarakat Informasi untuk korban pengungsi?”. Tentu saja
menuntut kemampuan berpikir kritis dan reporter menjawab dengan lugas bahwa
kemauan untuk terus menjadi manusia yang Partai Golkar menjadi yang pertama
memahami informasi seumur hidup. memberikan bantuan.
Masyarakat informasi dapat memahami dan menggunakan informasi yang ada secara tepat demi menunjang kegiatan sehari- harinya sehingga dapat menegerti informasi mana yang penting dan mana yang sebenarnya tidak perlu. Masyarakat informasi juga bisa melihat fenomena sosial lebih objektif sehingga pemikiran mereka
menjadi lebih berkembang dan tidak mudah Gambar 1. Dua kubu stasiun TV berita di
untuk diarahkan ke suatu isu tertentu. Indonesia yang juga dipengaruhi unsur
politik Tayangan televisi yang perlu dikritisi lagi
bukan saja pada acara-acara ataupun berita Hartley (1982) mengatakan bahwa yang
yang ada namun juga pada iklan-iklan yang perlu dipahami mengenai suatu berita adalah
disajikan. Iklan membentuk pola pikir berita tidak sekedar informasi. Harus
konsumsi pada masyarakat. Iklan bukan dipahami bahwa dalam proses pembentukan
hanya sekedar untuk mempromosikan berita itu terdapat berbagai aspek yang
barang namun juga memaksakan barang mempengaruhi konteks dari berita tersebut.
untuk dibeli padahal belum tentu Jadi berita atau informasi yang diberikan
dibutuhkan. Iklan membentuk image suatu dalam tayangan televisi tidak selalu netral.
barang menjadi mewah, seseorang yang Terdapat kepentingan-kepentingan yang
memakai produk tertentu menjadi simbol termuat di dalamnya. Baik itu kepentingan
untuk kelas sosial tertentu juga. komersialisasi, politik, pengalihan isu
social, atau sekedar memenuhi selera
Tanpa
Berpikir
Kritis menjadi
masyarakat yang
senang
bergosip.
Masyarakat konsumtif
Sebagaimana Schramm (1975) mengatakan Selain tayangan berita, siaran televisi juga
bahwa dengan kekuatan yang dimiliki oleh sebagian besar dipenuhi dengan iklan-iklan
media massa, maka lembaga-lembaga komersil. Bahkan iklan sendiri bukan saja
politik seperti partai politik, organisasi hanya ada di televise tapi juga kita temui
pemerintah, kelompok kepentingan, serikat dalam lingkungan keseharian kita. Bisa dari
buruh, LSM, dan seagainya, seringkali
jalanan, pusat memanfaatkan media massa untuk tujuan
internet,
kantor,
pembelanjaan, dan lain-lain. Arens et.al politik. Lantas bagaimana membuat
(2008) mendefinisikan iklan sebagai masyarakat memahami sepenuhnya mana
informasi terstruktur dan terdiri dari
Pemahaman Masyarakat Terhadap Informasi: Masyarakat Kritis Cerminan Masyarakat Informasi
komunikasi non-personal, dibayar dan pembelian gadget terbanyak dibandingkan biasanya bersifat persuasif, tentang produk,
negara-negara lain di dunia. Menurut data jasa atau ide oleh sponsor yang
dari VNI Forecast Cisco, pada 2011, tercatat diidentifikasi melalui berbagai media.
ada 250 juta pembelian berbagai ponsel dan Definisi tersebut menunjukkan bahwa iklan-
komputer tablet di Indonesia. Hanya dalam iklan dan acara di televisi begitu gencar
satu tahun, menurut penelitian Cisco, menyuguhkan informasi produk kepada
pemilik ponsel di Indonesia meningkat 50 masyarakat yang sifatnya mengajak atau
juta menjadi 300 juta pengguna. persuasif. Informasi ini bila tidak disikapi
Pertumbuhan ini diperkirakan akan terus dengan bijak, akan membentuk pola sosial
berkembang hingga 2017 menjadi 370 juta masyarakat konsumtif.
pengguna ponsel atau komputer tablet.
Salah seorang tokoh filsafat dan sosiologi Menurut Director for Mobility Architecture Perancis, Jean Boudrillard (1929-2007)
for Asia Pacific, Japan, and Greater China , mengatakan, sekarang ini adalah era di mana
Dirk Wolter, peningkatan jumlah ini orang membeli barang bukan karena nilai
dikarenakan perilaku konsumtif warga kemanfaatannya namun karena gaya hidup,
Indonesia disertai gaya hidup yang berubah demi sebuah citra yang diarahkan dan
perkembangan teknologi. dibentuk oleh iklan dan mode lewat televisi,
mengikuti
"Seperti dapat kita lihat, satu orang di tayangan sinetron, acara infotainment, ajang
Indonesia sekarang bisa memiliki 4 ponsel. kompetisi calon bintang, gaya hidup
Ya seperti yang Anda punya, benar kan?" selebritis, dan sebagainya. Yang ditawarkan
tutur Wolter memberikan penjelasan lewat iklan bukanlah nilai guna suatu barang, tapi
telepresence dari Singapore, dikutip dari citra dan gaya bagi pemakainya. Tidak
okezone.com pada Kamis penting apakah barang itu berguna atau
berita
(22/8/2013). Meskipun 4 ponsel yang ada tidak, diperlukan atau tidak oleh konsumen.
memiliki fungsi masing-masing, namun jika Karena yang sebenarnya kita konsumsi
dilihat pada masa sekarang ini 1 ponsel saja adalah makna yang dilekatkan pada barang
juga telah mencakup semua kegiatan. Mulai itu, sehingga kita tidak pernah mampu
dari internet chat, telpon, dan sms. Namun memenuhi kebutuhan kita. Kita menjadi tak
juga kita bisa melihat fenomena antrian pernah terpuaskan. Kita lalu menjadi
panjang saat launching sebuah gadget pemboros agung, mengkonsumsi tanpa
terbaru. Seperti saat penjualan perdana dari henti, rakus dan serakah. Konsusmsi yang
produk Samsung Galaxy SIII pada 2012 kita
lalu, sebelum toko dibuka sudah banyak ketidakpuasan. Kita menjadi teralienasi
lakukan justru
menghasilkan
mengantri untuk karena perilaku konsumsi kita. Pada
orang
yang
mendapatkannya. Padahal harga yang gilirannya ini menghasilkan kesadaran
ditawarkan untuk ponsel ini cukup tinggi palsu. Seakan-akan terpuaskan padahal
yaitu sekitar 7 juta rupiah. Pembayaran juga kekurangan, seakan-akan makmur padahal
bisa melalui kredit. Jika kita lihat ada miskin.
beberapa ponsel merk lain yang spesifikasinya sama dengan Galaxy SIII dan
Begitulah yang terjadi pada masyarakat harganya lebih murah tidak terlalu diminati Indonesia. Sebuah survey menunjukkan
karena bukan dari merk terkenal. Indonesia menduduki tempat pertama dalam
Niko Grataridarga
Bukan hanya sekedar fungsi, telepon kapitalisme, kita harus mampu berpikir genggam menjadi semacam simbol sosial.
kritis terhadap informasi. Berpikir kritis Memiliki ponsel dari merk terkenal seperti
(critical thinking) adalah proses untuk Apple atau Samsung membuat kebanggaan
menganalisis atau mengevaluasi informasi. tersendiri bagi pemiliknya. Dari fenomena
Informasi tersebut bisa didapatkan dari hasil tersebut, pertanyaannya apakah kita
pengamatan, pengalaman, komunikasi atau membutuhkan itu semua? Atau bahkan kita
bisa juga dari tayangan televisi. Berpikir tidak mengetahui sebenarnya apa yang kita
kritis adalah sebuah proses, tujuannya butuhkan? Sehingga saat ada produk baru
adalah untuk membuat keputusan rasional atau produk yang dianggap melambangkan
mengenai apa yang dipercaya dan apa yang kelas sosial yang tinggi dengan mudahnya
harus dilakukan (Ennis, 1996). orang akan mengantri dan menjadi orang pertama yang mendapatkannya.
Gambar 3. Berpikir kritis membantu masyarakat untuk berkembang memahami informasi
Lebih lanjut Reichenbach mengatakan Gambar 2. Konsumerisme merugikan
dalam bukunya Introduction to Critical masyarakat tanpa disadari
Thinking (2001), dengan berpikir kritis kita memasuki sebuah perjalanan dalam
Iklan-iklan dan informasi yang terpampang
menganalisis, dan di berbagai media dimaknai mentah-mentah
mempertanyakan,
mengevaluasi apa yang dibaca dan didengar. oleh masyarakat tanpa menelisik lebih tajam
Kita akan lebih tertantang untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dasarnya.
dunia dan bebas untuk meragukan sesuatu. Sehingga membuat masyarakat mudah
Dari pengalaman, bacaan, dan segala hal diarahkan
yang kita dengar, bukan hanya nilai luarnya tindakannya menuju apa yang diinginkan
saja yang kita petik tapi juga melihat sesuatu oleh si pembuat iklan karena tidak ada
yang lebih jelas untuk di pertanyakan pemikiran yang tajam terhadap informasi
kembali, dibuktikan, dan di argumentasikan. dan penggambaran iklan yang ditampilkan.
Jika perjalanan berpikir kritis ini telah Alih-alih untuk bergerak ke masyarakat
komplit kita akan mendapatkan kemampuan informasi, masyarakat Indonesia telah
untuk mempertahankan pandangan kita dan terjebak menuju masyrakat konsumsi.
bekerja untuk menyelesaikan masalah. Seseorang yang berpikir kritis dapat
Berpikir Kritis terhadap Informasi
bernalar logis dan membuat kesimpulan Untuk memahami dan memandang netral
yang tepat. Langkah-langkah berpikir kritis dengan adanya berita-berita di televisi serta
yang yang baik meliputi pengetahuan, segera keluar dan tidak terjebak semakin
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dalam di pola konsumtif yang dibentuk oleh
dan evaluasi.
Pemahaman Masyarakat Terhadap Informasi: Masyarakat Kritis Cerminan Masyarakat Informasi
Tentu saja berpikir kritis ini dibentuk melalui pendidikan, kebiasaan, dan pengalaman dalam belajar. Pola pendidikan yang baik, budaya membaca yang selalu digalakkan, akan membentuk pengalaman dan
mememadai dalam memahami informasi.
Hal ini menjadi bekal untuk berpikir kritis Gambar 4. Ujian Nasional masih dianggap dan bijak dalam menyikapi lautan informasi
momok yang menakutkan yang semakin luas saat ini.
Sepertinya para tenaga pengajar di
Membentuk Pola
Kritis
dengan
Indonesia perlu memahami lagi arti