Pengujian Morfologi dengan Scanning Electron Microscopy SEM

2.11.3.Uji Hammer Test Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton. Disamping itu dengan menggunakan metode ini akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya yang murah. Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban intact tumbukan pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi, dapat memberikan pengujian ini adalah jenis Hammer. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur. Karena kesederhanaannya, pengujian dengan menggunakan alat ini sangat cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada pada permukaan beton, misalnya keberadaan partikel batu pada bagian-bagian tertentu dekat permukaan. Oleh karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali pengukuran disekitar setiap lokasi pengukuran, yang hasilnya kemudian dirata-ratakan British Standards BS mengisyaratkan pengambilan antara 9 sampai 25 kali pengukuran untuk setiap daerah pengujian seluas maksimum 300 mm2. Secara umum alat ini bisa digunakan untuk: - Memeriksa keseragaman kwalitas beton pada struktur. - Mendapatkan perkiraan kuat tekan beton. Mawardi Lubis 2003

2.12. Pengujian Morfologi dengan Scanning Electron Microscopy SEM

Scanning Elektron Mikroskopy SEM merupakan alat yang dapat membentuk bayangan permukaan. Morfologi suatu benda uji dapat dipelajari dengan mikroskop Universitas Sumatera Utara elektron pancaran karena jauh lebih mudah mempelajari struktur permukaan atau morfologi itu secara langsung Stevens, 2001. Berkas elektron dengan diameter 5-10 nm diarahkan pada spesimen. Interaksi berkas elektron dengan spesimen menghasilkan beberapa fenomena yaitu hamburan balik berkas elektron, sinar X, elektron sekunder dan absorpsi elektron. Teknik SEM pada hakekatnya merupakan pemeriksaan dan analisa permukaan. Data atau tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan atau dari lapisan yang tebalnya sekitar 20 µm dari permukaan. Gambar permukaan yang diperoleh merupakan tofografi dengan segala tonjolan, lekukan dan lubang pada permukaan. Gambar tofografi diperoleh dari penagkapan elektron sekunder yang dipancarkan oleh spesimen. Sinyal elektron sekunder yang dihasilkan ditangkap oleh detector yang diteruskan ke monitor. Pada monitor akan diperoleh gambar yang khas menggambarkan mofologi spesimen. Selanjutnya gambar di monitor dapat dipotret dengan menggunakan film hitam putih atau dapat pula direkam ke dalam suatu disket. Sampel yang dianalisa dengan teknik ini harus mempunyai permukaan dengan konduktivitas tinggi. Karena polimer mempunyai konduktivitas rendah maka bahan perlu dilapisi dengan bahan konduktor bahan pengantar yang tipis. Bahan yang biasa digunakan adalah perak, tetapi juga dianalisa dalam waktu yang lama, lebih baik digunakan emas atas campuran emas dan palladium Rafli, 2008. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat

− Neraca − Alat-alat gelas yang ada di laboratorium − Ayakan No 30 0,6 mm − Cetakan benda uji Bentuk kubus ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm Bentuk balok ukuran 12 cm x 3 cm x 3 cm − Oven − Mesin vakum − Sendok semen − Alat uji kekuatan tekan Tokyo Testing Machine Type-20E MGF − Alat uji kekuatan patah Tokyo Testing Machine Type-20E MGF − Mikroskop electron Jeol Type JSM-6360 LA − Hot Plate Stirer − Spektrometer ICP Varian 715-ES − Kertas Saring Whatman − Mesin Press Hidraulik Model HPTS.0001.08. − Mortal dan Alu − Hammer Test No.C 181N 5041 Mod.Dep.

3.2. Bahan

− H 2 SO 4 − HNO pekat p.a Merck 3 − Limbah abu terbang batubara fly ash pekat p.a Merck Universitas Sumatera Utara