PENDAHULUAN 1 TINJAUAN PUSTAKA 6 METODOLOGI 22 HASIL DAN PEMBAHASAN 33 KESIMPULAN DAN SARAN 54

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i ABSTRAK iii ABSTRACT iv DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN xi DAFTAR ISTILAH xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah

3

1.3 Pembatasan Masalah

4

1.4 Tujuan Penelitian

4

1.5 Manfaat Penelitian

4

1.6 Metodologi Penelitian

5

1.7 Lokasi Penelitian

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Batubara 6 2.2 Abu Batubara 7 2.3 Fly Ash 8 2.4 Pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash 9 2.5 Batako 11 Universitas Sumatera Utara 2.6 Semen 12 2.7 Air 15 2.8 Agregat 15 2.9. Sludge 16 2.10 Karakteristik Batoko 17 2.10.1 Sifat Fisis 17 2.10.1.1 Densitas 17 2.10.1.2 Penyerapan Air 17 2.11 Sifat Mekanik 18 2.11.1 Kekuatan Tekan Compressive Strength 18 2.11.2 Kekuatan Patah Bending Strength 19 2.11.3 Uji Hammer Test 20

2.12 Pengujian Morfologi dengan Scanning Electron Microscopy SEM

20

BAB III METODOLOGI 22

3.1 Alat-Alat 22 3.2 Bahan-Bahan 22 3.3 Prosedur Penelitian 23 3.3.1 Analisa Logam B3 dengan Menggunakan Metode ICP-AES 23 3.3.2 Preparasi Sampel 23 3.3.3 Pencetakan Sampel 25 3.3.4. Pengujian Sampel 26 3.3.4.1 Uji Densitas 26 3.3.4.2 Uji Serapan Air 27 3.3.4.3 Uji Hammer Test 27 3.3.4.4 Uji Kuat Tekan 28 3.3.4.5 Uji Foto Mikroskopik 28 Universitas Sumatera Utara 3.3.4.6 Uji Kuat Patah 29 3.4 Bagan Penelitian 30 3.4.1 Analisa Logam B3 dengan Menggunakan Metode ICP-AES 30 3.4.2 Pembuatan Batako Untuk Sampel A 31 3.4.3 Pembuatan Batako Untuk Sampel B 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33

4.1 Hasil dan Analisis Pengujian Logam B3 33 4.2 Hasil dan Analisis Pengujian Densitas 33 4.3 Hasil dan Analisis Pengujian Serapan Air 37 4.4 Hasil dan Analisis Pengujian Hammer Test 41 4.5 Hasil dan Analisis Pengujian Kuat Tekan 44 4.6 Hasil dan Analisis Pengujian Foto Mikroskopik SEM 48 4.7 Hasil dan Analisis Pengujian Kuat Patah 49 4.8 Pengaruh Abu Terbang Batubara Fly Ash, Abu Dasar Bottom Ash dan Limbah Padat Industri Karet Sludge Terhadap Karakteristik Batako 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 54

5.1. Kesimpulan 54 5.2. Saran 54 DAFTAR PUSTAKA 55 LAMPIRAN 58 Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 2.1 Kandungan Logam berat pada abu batubara 8 3.1 Komposisi Semen, Fly ash, Pasir dan Air 24 3.2 Komposisi Semen,Fly ash,Pasir,Bottom ash,Limbah padat sludge Industri karet dan air 25 4.1 Hasil Pengukuran Logam Berat pada sampel Sludge dan Abu Batubara 33 4.2 Hasil Pengujian densitas batako dengan penambahan fly ash sebagai campuran semen 34 4.3 Hasil pengujian densitas batako dengan penambahan agregat Bottom ash dan sludge sebagai campuran pasir 34 4.4 Hasil pengujian serapan air batako dengan penambahan fly ash sebagi campuran semen 38 4.5 Hasil pengujian serapan batako dengan penambahan agregat bottom ash dan sludge sebagai campuran pasir 38 4.6 Hasil pengujian hammer test batako dengan penambahan fly ash sebagi campuran semen 42 4.7 Hasil pengujian hammer test batako dengan penambahan agregat bottom ash dan sludge sebagai campuran pasir 42 4.8 Hasil pengujian kuat tekan batako dengan penambahan fly ash sebagi campuran semen 45 4.9 Hasil pengujian kuat tekan batako dengan penambahan agregat bottom ash dan sludge sebagai campuran pasir 45 4.10 Hasil pengujian kuat patah batako dengan penambahan Universitas Sumatera Utara fly ash sebagi campuran semen 50 4.11 Hasil pengujian kuat patah batako dengan penambahan agregat bottom ash dan sludge sebagai campuran pasir 50 Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.1 Contoh Benda Uji Bending Strenght 17 4.1 Grafik hubungan fraksi semen dengan densitas dengan penambahan fly ash 0,10,20,30,40 dan 50 35 4.2 Grafik hubungan pesentase bottom ash dan slugde dengan densitas pada komposisi semen 80 dan fly ash 20 35 4.3 Grafik hubungan pesentase bottom ash dan slugde dengan densitas pada komposisi semen 70 dan fly ash 30 36 4.4 Grafik hubungan fraksi semen dengan serapan air dengan penambahan fly ash 0, 10,20,30,40 dan 50 dari berat semen 39 4.5 Grafik hubungan persentase bottom ash dan slugde dengan serapan air pada komposisi semen 80 dan fly ash 20 39 4.6 Grafik hubungan persentase bottom ash dan slugde dengan serapan air pada komposisi semen 70 dan fly ash 30 40 4.7 Grafik hubungan fraksi semen dengan uji hammer test dengan penambahan fly ash 0, 10,20,30,40 dan 50 dari berat semen 43 4.8 Grafik hubungan persentase bottom ash dan slugde dengan uji hammer test pada komposisi semen 80 dan fly ash 20 43 4.9. Grafik hubungan persentase bottom ash dan slugde dengan uji hammer test pada komposisi semen 70 dan fly ash 30 44 4.10 Grafik hubungan fraksi semen dengan kuat tekan dengan penambahan fly ash 0, 10,20,30,40 dan 50 dari berat semen 46 4.11 Grafik hubungan persentase bottom ash dan slugde dengan kuat tekan pada komposisi semen 80 dan fly ash 20 46 Universitas Sumatera Utara 4.12 Grafik hubungan persentase bottom ash dan slugde dengan kuat tekan pada komposisi semen 70 dan fly ash 30 47 4.13 Foto SEM batako dengan campuran fly ash 20 semen 80, bottom ash dan sludge 5. 48 4.14. Foto SEM batako dengan campuran fly ash 30 semen 70, bottom ash dan sludge 5. 49 4.15 Grafik hubungan fraksi semen dengan kuat patah dengan penambahan fly ash 0, 10,20,30,40 dan 50 dari berat semen 51 4.16 Grafik hubungan persentase bottom ash dan slugde dengan kuat patah pada komposisi semen 80 dan fly ash 20 51 4.17 Grafik hubungan persentase bottom ash dan slugde dengan kuat patah pada komposisi semen 70 dan fly ash 30 52 Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran Judul Halaman 1 Komposisi Berat Campuran yang digunakan dalam pembuatan Batako 58 2 Hasil Foto SEM Batako dengan Campuran semen 80 Fly ash 20 dan Agregat Bottom ash dan Sludge 5 59 3 Hasil Foto SEM Batako dengan Campuran semen 70 Fly ash 30 dan Agregat Bottom ash dan Sludge 5 60 4 Foto Hasil Pencetakan Batako Campuran Fly ash,Bottom ash Dan Sludge 61 5 Foto Bahan Pembuatan Batako 62 6 Foto Peralatan Penelitian 63 Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISTILAH ASTM : American Standart for Testing and Materaial Bottom Ash : Abu sisa pembakaran batubara yang memiliki butiran yang kasar Fly Ash : Abu sisa pembakaran batubara yang memiliki butiran yang halus MPa : Satuan kekuatan tekan dalam satuan Mega Pascal. SEM : Scanning Electron Microscopy, merupakan alat untuk mengidentifikasi permukaan dari suatu senyawa. Sludge : Limbah padat yang diperoleh dari pengolahan limbah cair industri SNI : Standar Nasional Indonesia Universitas Sumatera Utara PEMANFAATAN LIMBAH ABU TERBANG Fly Ash , ABU DASAR Bottom Ash BATUBARA DAN LIMBAH PADAT Sludge INDUSTRI KARET SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PADA PEMBUATAN BATAKO ABSTRAK Penelitian pembuatan batako dari campuran fly ash sebagi campuran semen dengan bahan agregat berbasis bottom ash dan sludge, dan pasir, di mana fly ash dan semen digunakan sebagai matrik perekat telah dilakukan. Persentase penambahan fly ash adalah 10,20,30,40 dan 50 dari berat awal semen. Persentase penambahan bottom ash dan sludge sebagai agregat adalah 5, 10, 15, 20 dan 25 dari berat awal pasir dengan waktu pengerasan selama 28 hari. Parameter pengujian yang dilakukan meliputi: uji logam B3, densitas, penyerapan air, kuat tekan, kuat patah, hammer test, dan analisa foto mikroskopik. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa batako dengan variasi komposisi terbaik adalah 20 fly ash dan 5 agregat bottom ash dan sludge. Pada komposisi tersebut batako yang dihasilkan memiliki densitas 1,60 grcm 3 , penyerapan air = 18,98, kuat tekan = 2,46 MPa, kuat patah = 1,56 MPa dan uji hammer test 24,0 kgcm 2 . Kata kunci : batako, fly ash, bottom ash, sludge,semen,pasir. Universitas Sumatera Utara UTILIZATION OF FLY ASH AND BOTTOM ASH WASTE COAL AND SOLID WASTE SLUDGE OF RUBBER INDUSTRY AS MIXED IN MAKING BRICK Brick-making research has been conducted from a mixture of fly ash as a cement mixed with aggregate materials based bottom ash and sludge, and sand, where fly ash and cement used as an adhesive matrix. The percentage addition of fly ash is 10, 20, 30, 40 and 50 of initial weight of cement. The percentage addition of bottom ash and sludge as an aggregate is 5, 10, 15, 20 and 25 of initial weight of sand with the time of hardening for 28 days. Parameter tests performed include: metals test hazardous metals test, density, water absorption, compressive strength, strong broken, hammer test, and analysis of microscopic images. From the test results showed that the concrete blocks with the best variation of composition is 20 of fly ash and 5 of bottom ash and sludge aggregate. The composition of the bricks produced has a density of 1.60 grcm3, water absorption = 18.98, compressive strength = 2.46 MPa, a strong fracture = 1.56 MPa and hammer test 24,0 kgcm2 . ABSTRACT Keywords : brick, fly ash, bottom ash, sludge,cement,sand. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN