BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat
− Neraca
− Alat-alat gelas yang ada di laboratorium
− Ayakan No 30 0,6 mm
− Cetakan benda uji
Bentuk kubus ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm Bentuk balok ukuran 12 cm x 3 cm x 3 cm
− Oven
− Mesin vakum
− Sendok semen
− Alat uji kekuatan tekan
Tokyo Testing Machine Type-20E MGF −
Alat uji kekuatan patah Tokyo Testing Machine Type-20E MGF
− Mikroskop electron
Jeol Type JSM-6360 LA −
Hot Plate Stirer −
Spektrometer ICP Varian 715-ES
− Kertas Saring Whatman
− Mesin Press Hidraulik
Model HPTS.0001.08. −
Mortal dan Alu −
Hammer Test No.C 181N 5041 Mod.Dep.
3.2. Bahan
− H
2
SO
4
− HNO
pekat p.a Merck
3
− Limbah abu terbang batubara fly ash
pekat p.a Merck
Universitas Sumatera Utara
− Limbah abu dasar batubara bottom ash
− Limbah padat industri karet sludge
− Semen Portland
− Pasir
− Akuades
3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Analisis Logam B3 dengan Menggunakan Metode ICP-AES
I
nductively Coupled Plasma – Atomic Emission Spectrometer
1. Sampel padat abu batubara fly ash dan bottom ash dan limbah padat sludge
industri karet dihaluskan dan ditimbang sebanyak 0,5 gram 2.
Ditambahkan 3 ml H
2
SO
4
3. Kemudian dipanaskan hingga mendekati kering
pekat
4. Setelah dingin ditambahkan 10 ml HNO
3
5. Setelah semua sampel larut kemudian diencerkan dengan akuades dalam labu
takar 50 ml hingga tanda batas kemudian sampel diuji dengan menggunakan Spektrometer ICP
pekat
3.3.2. Preparasi Sampel
Untuk menentukan komposisi bahan baku mengacu pada proporsi campuran agregat dalam beton yaitu sekitar 70 - 80 atau perbandingan semen terhadap agregat 1 : 4
T. Mulyono, 2005 sehingga sampel batako pada penelitian ini mengacu pada batako standar dengan komposisi semen : pasir : air = 1 : 4 : 0,6. Sampel dibuat
dalam 2 kategori yaitu sampel A adalah untuk mengetahui peranan fly ash dalam kekuatan sampel dan sampel B adalah untuk mengetahui peranan bottom ash dan
limbah padat sludge karet dalam kekuatan sampel.
Universitas Sumatera Utara
Untuk sampel A Tahap I :
Masukkan semen, fly ash dan pasir ke dalam talam kemudian diaduk dengan sendok semen skrap sampai campuran merata. Setelah itu tambahkan air ke dalam
adukan dan diamkan ± 4 menit kemudian diaduk sampai merata. Adukan mortar siap untuk dicetak. Komposisi pencampuran semen, fly ash,pasir dan air disajikan
pada tabel berikut: Tabel 3.1. Komposisi Semen, Fly Ash, Pasir dan Air
Sampel Pengikatperekat Fraksi
Pasir Fraksi
Air Fraksi semen
Fraksi Fly Ash Io
1 4
0.6 I
0.9 0.1
4 0.6
II 0.8
0.2 4
0.6 III
0.7 0.3
4 0.6
IV 0.6
0.4 4
0.6 V
0.5 0.5
4 0.6
Fly ash yang digunakan mulai dari 10,20,30,40 dan 50 dari berat semen awal
Untuk sampel B Tahap II :
Masukkan semen, fly ash, pasir ,Bottom ash dan limbah karet ke dalam talam kemudian aduk dengan skrap sampai campuran merata. Setelah itu tambahkan air ke
dalam adukan dan diamkan ± 4 menit kemudian diaduk sampai merata. Adukan mortar siap untuk dicetak. Komposisi pencampuran semen, fly ash,pasir, bottom ash
,limbah padat sludge industri karet dan air disajikan pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Komposisi Semen, Fly Ash, Pasir, Bottom ash , limbah padat sludge industri karet dan Air
Sampel Pengikatperekat
Agregat Air
Fraksi semen
Fraksi Fly Ash
Pasir Bottom
Ash Limbah
karet I
0.8 0.2
3.6 0.2
0.2 0,6
II 0.8
0.2 3.2
0.4 0.4
0,6 III
0.8 0.2
2.8 0.6
0.6 0,6
IV 0.8
0.2 2.4
0.8 0.8
0,6 V
0.8 0.2
2 1
1 0,6
VI 0.7
0.3 3.6
0.2 0.2
0,6 VII
0.7 0.3
3.2 0.4
0.4 0,6
VIII 0.7
0.3 2.8
0.6 0.6
0,6 IX
0.7 0.3
2.4 0.8
0.8 0,6
X 0.7
0.3 2
1 1
0,6
Komposisi semen 0,8 dan 0,7 bagian serta fly ash 0,2 dan 0,3 bagian diperoleh dari hasil pengujian pada tahap I nilai optimum. Bottom ash dan limbah padat sludge
industri karet yang ditambahkan 5, 10, 15, 20 dan 25 dari berat awal pasir
3.3.3. Pencetakan Sampel 1. Jenis Cetakan
Cetakan sampel terdiri atas cetakan berbentuk balok dan cetakan berbentuk kubus. Cetakan berbentuk balok memiliki ukuran 12 cm x 3 cm x 3 cm dan sampel yang
dihasilkan digunakan untuk pengujian kuat patah dan foto mikroskopik. Sedangkan cetakan berbentuk kubus memilki ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm dan sampel yang
dihasilkan digunakan untuk pengujian densitas, serapan air, kuat tekan, kekerasan dan foto mikroskopik.
Universitas Sumatera Utara
2. Pencetakan A. Sampel Berbentuk Balok 12x3x3 cm
1. Timbang hasil adukan mortar sebanyak 200 gram lalu masukkan ke dalam
cetakan berbentuk balok, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat press hidraulik.
3
2. Setelah dipadatkan, keluarkan dari cetakan kemudian dikeringkan secara
alami tanpa dijemur panas matahari selama 28 hari 3.
Sampel batako yang terbentuk dikarakterisasi dengan uji kuat patah dan foto mikroskopik.
B. Sampel Berbentuk Kubus 5x5x5 cm
1. Timbang hasil adukan mortar sebanyak 200 gram lalu masukkan ke dalam
cetakan berbentuk kubus, kemudian padatkan dengan menggunakan alat press
hidraulik.
3
2. Setelah dipadatkan, keluarkan dari cetakan kemudian dikeringkan secara
alami tanpa dijemur panas matahari selama 28 hari 3.
Sampel batako yang terbentuk dikarakterisasi dengan uji densitas, serapan air dan kuat tekan kekerasan dan foto mikroskopik.
3.3.4. Pengujian sampel 3.3.4.1. Uji Densitas
Cara kerja pengujian Densitas diamati dengan menggunakan prinsip Archimedes dan mengacu pada standar ASTM C-00-2005, prosedur yang dilakukan adalah :
1. Sampel batako kering berbentuk kubus 5x5x5 cm
3
ditimbang diudara dan
massanya dicatat sebagai masa kering Wk
Universitas Sumatera Utara