Gambar 4.9. Grafik hubungan persentase bottom ash dan slugde dengan uji hammer test
pada komposisi semen 70 dan fly ash 30 Dari hasil pengukuran diperlihatkan pada grafik bahwa semakin banyak
kandungan fly ash, bottom ash dan sludge menunjukkan trend menurun, hal ini disebabkan oleh pengaruh fly ash, bottom ash dan sludge tidak memberikan konstribusi
yang baik untuk menaikkan nilai kekerasan dan kuat tekan dari sampel yang diuji. Hal lain dimungkinkan sifat bahan bottom ash ,sludge dan fly ash tidak memberikan
kontribusi positif terhadap sifat adesif dari semen dan pasir.
4.5. Hasil dan Analisis Pengujian Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan pada sampel batako dilakukan dengan menggunakan alat Tokyo Testing Machine Type-20E MGF No. 6079 dengan kapasitas 2000 Kgf dan
mengacu pada ASTM C 270- 2004, ASTM C-780 atau SNI 03-0691-1996. Dengan menggunakan persamaan 3.3 diperoleh data dari hasil pengukuran seperti pada tabel 4.8
dan Tabel 4.9 dan grafik hubunganantara kuat tekan dengan pengaruh penambahan fly ash ,bottom ash dan sludge terlihat pada gambar 4.10, 4.11 dan 4.12.
5 10
15 20
25
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
H a
m m
e r
te st
k g
c m
2
Agregat pasir dan sludge Bagian
Hammer test Linear Hammer test
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8. Hasil pengujian kuat tekan batako dengan penambahan fly ash sebagi campuranaditif pada semen
Sampel Pengikatperekat
Fraksi Pasir
Fraksi Air
Kuat Tekan MPa
Fraksi semen
Fraksi Fly Ash
Io 1
4 0.6
5.18 I
0.9 0.1
4 0.6
2.96 II
0.8 0.2
4 0.6
2.84 III
0.7 0.3
4 0.6
2.76 IV
0.6 0.4
4 0.6
0.70 V
0.5 0.5
4 0.6
0.65
Tabel 4.9. Hasil pengujian kuat tekan batako dengan penambahan agregat bottom ash dan sludge sebagai campuran pasir
Sampel Pengikatperekat Agregat
Air Fraksi
semen Fraksi Fly
Ash Pasir
Bottom Ash
Limbah karet
Kuat Tekan MPa
I 0.8
0.2 3.6
0.2 0.2
0,6 2.46
II 0.8
0.2 3.2
0.4 0.4
0,6 1.19
III 0.8
0.2 2.8
0.6 0.6
0,6 0.93
IV 0.8
0.2 2.4
0.8 0.8
0,6 0.75
V 0.8
0.2 2
1 1
0,6 0.70
VI 0.7
0.3 3.6
0.2 0.2
0,6 2.10
VII 0.7
0.3 3.2
0.4 0.4
0,6 1.13
VIII 0.7
0.3 2.8
0.6 0.6
0,6 0.82
IX 0.7
0.3 2.4
0.8 0.8
0,6 0.80
X 0.7
0.3 2
1 1
0,6 0.64
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.10 Grafik hubungan fraksi semen dengan kuat tekan dengan penambahan fly ash 0, 10,20,30,40 dan 50 dari berat semen
Gambar 4.11.Grafik hubungan persentase bottom ash dan slugde dengan kuat tekan pada komposisi semen 80 dan fly ash 20
1 2
3 4
5 6
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
K u
a t
T e
k a
n M
P a
Fraksi semen bagian
Kuat tekan Linear Kuat tekan
0,5 1
1,5 2
2,5 3
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
K u
a t
te k
a n
M P
a
Agregat Pasir dan Sludge bagian
Kuat tekan Linear Kuat tekan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.12.Grafik hubungan persentase bottom ash dan slugde dengan kuat tekan pada komposisi semen 70 dan fly ash 30
Dari tabel dan grafik di atas dapat terlihat, penambahan fly ash dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan semen pada pembuatan batako. Dari grafik kuat tekan
untuk komposisi fly ash hingga 30 kuat tekannya mencapai 2,76 MPa syarat batako normal kuat tekan yang diizinkan sebesar 2 - 7 MPa . Hal ini dapat disebabkan karena
komposisi kimia dari fly ash yang mengandung SiO2 40-60 dan CaO 5-30 memiliki kesamaan dengan bahan kimia penyusun semen batu kapur gamping dan
lempung dan pasir.silika. Dalam hal ini fly ash berfungsi sebagai pengisi dimana karbon sebagai unsur dari fly ash mengisi kekosongan – kekosongan di antara butiran
pasir dan semen. Sedangkan untuk penambahan fly ash sebanyak 40-50 nilai kuat tekannya mengalami penurunan yaitu 0,70 MPa-0,65 MPa, hal ini disebabkan karena
komposisi fly ash yang lebih besar, kekosongan tidak sanggup lagi menampung karbon, sehingga karbon berada pada batas butir grain boundry , yang menyebabkan kuat
tekannya menjadi menurun. Reaksi yang terjadi antara pasir, fly ash dan semen hanya reaksi interaktif yaitu secara fisika dimana terjadi rekatan dipermukaan material
penyusun batako itu sendiri, sedangkan antara semen dan air merupakan rekasi kimia dimana terjadi hidrasi yang melepaskan panas sehingga hasil reaksi menghasilkan suatu
senyawa yang mengikat material pasir dan fly ash sehingga menjadi satu kesatuan.
0,5 1
1,5 2
2,5
0,5 1
1,5 K
u a
t te
k a
n M
P a
Agregat pasir dan sludge Bagian
Kuat tekan Linear Kuat tekan
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik 4.11 dan 4.12 terlihat bahwa penambahan agregat bottom ash dan sludge sebagai campuran pasir kuat tekannya adalah 2,46 MPa-0,70 MPa untuk
penggunaan fly ash 20 dan semen 80 sedangkan untuk penggunaan fly ash 30 dan semen 70 nilai kuat tekannya adalah 2,10 MPa-0,64 MPa dimana terjadi penurunan
kuat tekan. Yang memenuhi standar kuat tekan yang diizinkan 2-7 MPa adalah campuran batako dengan penambahan agregat bottom ash dan sludge sebanyak 5.
Penambahan agregat bottom ash dan sludge diatas 5 menyebabkan penurunan kuat tekan disebabkan karena kelebihan bottom ash dan sludge menyebabkan tidak
terjadinya ikatan antara bottom ash dan sludge dengan semen yang ditambahkan. Berdasarkan nilai kuat tekan yang diperoleh dari pembuatan batako ini maka dapat
diklasifikasikan sebagai batako kuat tekan rendah yaitu dengan rentang kuat tekan 0,35 – 6,9 MPa Iman Satyarno, 2000.
4.6. Hasil dan Analisis Pengujian Foto Mikroskopik SEM