PERSALINAN Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

b. Stressor eksternal, meliputi maladaptasi, relation ship, kasih sayang, support mental, broken home. Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu, dimana tidak hanya terjadi perubahan fisiologis, tetapi juga terjadi perubahan psikologis yang merupakan penyesuaian emosi, pola berpikir, dan perilaku yang berkelanjutan hingga bayi lahir. Latar belakang munculnya gangguan psikologis dan emosional dalam rangka kesanggupan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasi tertentu termasuk kehamilan. Pengaruh faktor psikologis terhadap kehamilan adalah terhadap ketidakmampuan pengasuhan kehamilan dan mempunyai potensi melakukan tindakan yang membahayakan terhadap kehamilan Pantikawati, 2010.

2. PERSALINAN

2.1. Pengertian Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi janin+urin, yang dapat hidup, kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain Mochtar, 1998. 2.2. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu sering disebut 5P diantaranya power tenaga, passenger janin dan plasenta, Passage jalan lahir, posisi ibu sewaktu melahirkan, dan psikis ibu bersalin dapat mempengaruhi perubahan psikologis yang mana perubahan psikologis yang terjadi pada ibu bersalin sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan Universitas Sumatera Utara bimbang antisipasi yang diterima ibu selama persiapan menghadapi persalinan, dukungan yang diterima wanita dari pasangannya, orang terdekat lain, keluarga dan pemberi perawatan, lingkungan tempat ibu berada apakah bayi yang dikandungnya merupakan bayi yang diinginkan atau tidak. Dukungan yang diterima atau tidak diterima oleh ibu dilingkungan tempatnya melahirkan, termasuk dari mereka yang mendampinginya, sangat mempengaruhi aspek psikisnya pada saat kondisinya sangat rentan setiap kali kontraksi timbul juga pada saat nyeri timbul secara berkelanjutan Rukiyah, 2009. 2.3. Tanda-tanda Persalinan Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya” yang disebut kala pendahuluan Preparatory stage of labor. Ini memberikan tanda-tanda yaitu Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primipara. Pada multipara tidak begitu kentara. Perut kelihatan lebih melebur, fundus uteri turun, perasaan sering-sering atau susah kencing polakisuria karena kandungan kemih tertekan oleh bagian terbawah janin, perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”, Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bias bercampur darah bloody show Mochtar, 1998. 2.4. Tahap-tahap Persalinan Universitas Sumatera Utara Pada proses persalinan terdiri 4 tahap-tahap persalinan yaitu Kala I : waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm, Kala II yaitu kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir, Kala III yaitu waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum Mochtar, 1998. 2.5. Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarga dan penolong persalinan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebigungan dan kekacauan pada saat persalinan dan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai tepat waktu. Ada lima komponen penting dalam rencana persalinan: 1. Membuat rencana persalinan: tempat persalinan apakah di klinik, rumah sakit, dan di rumah, memilih tenaga kesehatan terlatih, bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut, bagaimana transportasi ketempat persalinan, berapa banyak biaya yang dibutuhkan, siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada. 2. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawat daruratan. Universitas Sumatera Utara 3. Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan : dimana ibu akan bersalin apakah di klinik atau rumah sakit. 4. Membuat rencana pola menabung, untuk biaya yang dibutuhkan persalinan nantinya. 5. Mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk persalinan Pantikawati, 2010. 2.6. Tips Menghadapi Persalinan Ada berbagai tips yang dapat membantu ibu hamil dalam menaggulangi kecemasan, sehingga ibu tersebut dapat menghadapi persalinan dengan tenang. Adapaun kiat-kiat tersebut adalah 1 mempersiapkan diri yaitu dengan mempersiapkan diri dengan berbagai informasi tentang hal-hal yang menyangkut persalinan. Informasi ini bisa saja di peroleh melalui buku-buku, majalah, mengikuti kelas persiapan kelahiran, atau pengalaman dari ibu, saudara maupun teman yang pernah menghadapi persalinan bahkan pergunakanlah saat berkunjung ke dokter untuk bertanya, membicarakan keluhan serta ikut sertakan suami sebagai teman berbagi rasa. 2 perhatikan sikap tubuh yaitu sikap tubuh terutama pada saat berdiri, berlutut, berjalan-jalan yang benar, dapat mempersingkat persalinan dan hal ini juga dapat membuat persalinan menjadi lebih mudah. Untuk bisa melakukan sikap tubuh yang benar, caranya adalah 40 menit bersikap tegak, lalu 15 menit istirahat dengan duduk atau berbaring. 3 mendeteksi gejala persalinan, bagi ibu hamil yang baru pertama kali akan melahirkan sering terkecoh dengan tanda-tanda Universitas Sumatera Utara persalinan. Begitu tanda kontraksi muncul, tanpa terlebih dahulu menilainya ibu tersebut langsung dibawa ke rumah sakit menurut ibu tersebut persalinannya sudah dekat padahal belum waktunya untuk melahirkan. Kecemasan menanti masa persalinan inilah membuat ibu tersebut khawatir jadi untuk mengantisipasinya seharusnya ibu atau keluarga terlebih dahulu mengetahui tanda-tanda persalinan. 4 mengurangi rasa sakit adalah jika terjadi kontraksi selama beberapa jam dan lalu menghilang, adalah hal yang wajar. Kalu kontraksi terjadi pada malam hari, atasi dengan mandi air hangat, lalu minum air hangat dan pergi tidur. Bila kontraksi terjadi pada siang hari, buatlah diri anda sibuk, misalnya dengan menyibukkan diri dengan mempersiapkan kamar bayi. Namun bila persalinan sudah menjelang persalinan, anda justru harus memperhatikan kontraksi yang terjadi. Apabila kontraksi sering muncul dengan tenggang waktu yang semakin sedikit, anda boleh melakukan mengerang dan merintih mungkin justru dapat membantu mengurangi rasa sakit atau dapat mempraktikkan pernapasan dalam. 5 mencari teman, adanya seorang teman saat persalinan merupakan dorongan yang besar dan dapat mengurangi kecemasan. 6 bersikap rileks dapat dilakukan dengan beberapa latihan antara lain, melatih otot-otot tubuh, khususnya bagian panggul agar tetap rilek, dan melatih pernapasan dapat membantu agar tubuh tetap rileks saat menghadapi persalinan. 7 bersikap luwes artinya sebelum saat persalinan tiba ibu sudah mempunyai gambaran bagaimana sebenarnya persalinan itu berlangsung. Dengan demikian, jika di kemudian persalinan berlangsung tidak mulus, ibu Universitas Sumatera Utara dapat cepat menyesuaikan diri misalnya, bayi tidak kunjung lahir sehingga dikhawatirkan keselamatannya karena itu harus dilakukan tindakan episiotomy pengguntingan atau pembiusan epidural atau operasi Caesar. 8 lewati masa kontraksi dengan tenang, ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pernapasan perlahan-lahan melalui hidung dan mengeluarkan kembali melalui mulut. Bernapas dalam ini dapat membantu sekali melewati masa kontraksi dengan tenang. 9 ingat, masa ini akan berakhir menyenagkan, masa yang sulit ketika persalinan, sebenarnya biasa diatasi dengan mengingat bahwa sebentar lagi ibu akan bisa memandang dan memeluk bayinya yang mungil ini dapat mengurangi kecemasan dalam menghadapi persalinan Imam musbikin, 2006. 3. KONSEP KECEMASAN 3.1. Definisi Kecemasan

Dokumen yang terkait

Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Persalinan di BPM (Bidan Praktek Mandiri) Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan 2014

0 43 60

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

4 25 90

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 9

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 1

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 7

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 18

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 2

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 21

HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

0 0 10

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

0 1 15