cemasnya. Pada ibu primipara yang pendidikannya non medis mengatakan sangat cemas sekali bahkan terkadang panik dalam menghadapi persalinan
karena ibu beranggapan bahwa melahirkan itu sangat sakit dan menakutkan sehingga pada saat cemas datang ibu tidak dapat berpikir secara rasional
sehingga ibu sering marah-marah tanpa sebab. Pada ibu multipara yang pendidikannya non medis mengatakan keemasannya mulai berkurang di
kehamilan berikutnya dan bahkan tidak merasa cemas dengan kehamilannya sekarang ini karena ibu sebelumnya sudah pernah melahirkan dan proses
persalinan sebelumnya juga lancar-lancar saja tidak ada hambatan. sehingga apabila cemas datang ibu hanya berdiam diri saja .
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa kecemasan mempengaruhi koping pada saat menghadapi persalinan. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk meneliti tentang “Tingkat Kecemasan dan koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi
Persalinan”.
2. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecemasan dan koping ibu hamil berlatarbelakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi
persalinan.
Universitas Sumatera Utara
3. PERTANYAAN PENELITIAN
Bagaimana kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan.
4. MANFAAT PENELITIAN 4.1. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai dasar untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan dan untuk lebih mengetahui tingkat kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar
belakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan, apakah memiliki perbedaan.
4.2. Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga kesehatan sebagai informasi mengenai seberapa besar pengaruh tingkat kecemasan dan
koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan.
4.3. Bagi Klien atau Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang tingkat kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis
dan non medis dalam menghadapi persalinan. Pada ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis agar kehamilan tidak menjadi suatu
kecemasan yang sangat menekan pikiran.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi atau sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan hasil penelitian diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi
penelitian-penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. KONSEP KEHAMILAN
1.1. Defenisi Kehamilan adalah jika ada pertemuan dan persenyawaan antara
sel telur ovum dan sel mania tau spermatozoa Hajjah, 2008. 1.2. Proses permulaan kehamilan
Dimulainya proses kehamilan dari Pembuahan Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di
tuba fallopi. Pembuahan merupakna awal kehamilan dan pembuahan bisa terjadi apabila melakukan senggama koitus yang
dilakukan pada saat ovulasi keluarnya sel telur dari indung telur. Biasanya ovulasi telur terjadi kira-kira 14 hari sebelum haid yang
akan datang, kemudian dalam beberapa jam setelah pembuahan mulailah pembagian zigot sel telur yang sudah dibuahi selama 3
hari sampai stadium morulla. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh arus dan getaran rambut getar silia serta
kontraksi tuba yang kemudian hasil konsepsi tiba di kavum uteri pada tingkat blastula, kemudian hasil konsepsi embrio menempel
pada dinding rahim yang disebut nidasi. Dimana setelah pertemuan spermatozoa dan ovum maka terbentuklah zigot kemudian menjadi
janin yan siap untuk dilahirkan. Tahap embrio berlangsung dari hari
Universitas Sumatera Utara
ke 15 sampai hari sekitar 8 minggu setelah konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3 cm, dari puncak kepala sampai bokong
Bobak, 2004. 1.3. Menentukan Periode Kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester masing-masing trimester berlangsung kira-kira tiga bulan. Trimester pertama sebagai periode pembentuk
karena spermatozoa menembus dinding corona adiate dengan enzim hyaluronidase. Persenyawaan ini terjadi di daerah ampulla tubae. Dengan adanya
estrogen dan progesteron yang meningkat akan menyebabkan timbulnya rasa mual-mual pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa
tidak sehat dan sering kali membenci kehamilanya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Dia selalu mencari tanda-tanda untuk
meyakinkan bahwa dirinya hamil atau tidak, setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Pada trimester pertama
banyak wanita berpikir bahwa janinnya tidak nyata selama awal periode masa hamil. Pada trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dimana tubuh ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil pun sudah berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum
dirasakan sebagai beban dan pada trimester dua ini ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih
konstruktif. Pada trimester ini banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa
Universitas Sumatera Utara
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. Pada trimester ini ibu sudah merasakan
gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri. Pada kehamilan trimester ketiga sudah mencapai bulan
ke 7. Pada trimester ini sering kali disebut periode menunggu dan waspada, sebab pada saat ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Pada
trimester ini rasa tidak nyaman akibat kehamilan akan timbul kembali ini ditandai dengan kadang-kadang ibu merasa khawatir anaknya akan lahir
sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya terhadap timbulnya tanda dan gejala terjadi persalinan pada ibu akan meningkat, seringkali
ibu merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu akan bersikap melindungi bayinya dan akan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Pada trimester ini seorang ibu akan mulai merasa takut akan rasa sakit
dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu persalinan atau melahirkan Rukiyah, 2009.
1.4. Adaptasi Fisik dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan 1. Adaptasi Fisik
Proses kehamilan membawa perubahan fisik diantaranya pada trimester pertama akan terjadi tidak adanya mensturasi, sembelit, nyeri pada panggul,
mual dan muntah mual pada pagi hari, lelah dan mengantuk, sering
Universitas Sumatera Utara
berkemih, tidak menyukai bau atau makanan tertentu, cairan vagina meningkat penurunan berat badan atau kenaikan sampai 2,5 kg, dan
perubahan pada payudara: penuh, nyeri tekan, gatal didaerah putting, aerola menjadi gelap. Pada trimester kedua perubahan fisik yang terjadi adalah sudah
merasa enak secara fisik, merasakan gerakan janin, nafsu makan meningkat, mual menghilang, sembelit, nyeri di lipat paha akibat kontraksi ligament
rotundum, kenaikan berat badan rata-rata 0,4-0,5 kg per minggu, kejang kaki. Pada trimester ketiga perubahan fisik yang terjadi adalah kontraksi Braxton-
Hicks yang lebih nyata, produksi kolostrom meningkat, nyeri pinggang, pergelangan kaki bengkak, insomnia, anemia, dan kenaikan berat badan
sampai 12,5-17,5 kg Simkin, 2007. 2. Adaptasi Psikologis
Status emosional dan psikologis ibu turut menentukan keadaan yang timbul sebagai akibat atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga dapat terjadi
pergeseran dimana kehamilan sebagai peristiwa fisiologis menjadi kehamilan patologis. Ada dua macam stressor, yaitu:
a. Stressor internal, meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit,
cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap persalinan, kehilangan
pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Stressor eksternal, meliputi maladaptasi, relation ship, kasih sayang,
support mental, broken home. Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu, dimana tidak
hanya terjadi perubahan fisiologis, tetapi juga terjadi perubahan psikologis yang merupakan penyesuaian emosi, pola berpikir, dan perilaku yang
berkelanjutan hingga bayi lahir. Latar belakang munculnya gangguan psikologis dan emosional dalam rangka kesanggupan seseorang untuk
menyesuaikan diri dengan situasi tertentu termasuk kehamilan. Pengaruh faktor psikologis terhadap kehamilan adalah terhadap ketidakmampuan
pengasuhan kehamilan dan mempunyai potensi melakukan tindakan yang membahayakan terhadap kehamilan Pantikawati, 2010.
2. PERSALINAN