3 Hambatan dalam memberikan umpan balik. Umpan balik yang diberikan
tidak apa adanya, tidak tepat waktu, tidak jelas, dan sebagainya.
d Hambatan semantik
Menyangkut bahasa yang dipergunakan
pengirim
sebagai „alat‟ untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada
penerima
. Seorang
pengirim
harus benar-benar memperhatikan hambatan semantis ini, sebab salah ucap dapat menimbulkan salah pengertian yang pada akhirnya bisa menimbulkan
salah komunikasi. Seringkali
pengirim
salah ucap karena berbicara terlalu cepat sehingga ketika pikiran dan perasaan belum mantap terformulasikan, kata-kata sudah terlanjur
dilontarkan. Hambatan semantis ini kadang-kadang disebabkan pula oleh aspek antropologis, yakni kata-kata yang sama bunyinya dan tulisannya, tetapi memiliki
makna yang berbeda. Salah komunikasi adakalanya disebabkan oleh pemilihan kata yang tidak tepat dan kata-kata yang sifatnya konotatif.
D. Deskripsi Hotel X B.1. Sejarah
CV X merupakan suatu badan usaha yang bergerak di bidang perhotelan, dan memiliki hotel yang bernama Hotel X. Hotel X dibangun oleh abang adik yakni Bapak
H dan D. Dalam proses pembangunan Hotel X yang dimulai pada tahun 2002, yang paling berperan penting ialah Bapak D karena dialah yang mencetuskan ide untuk
membangun usaha perhotelan, dan mengatur pembangunan Hotel X. Pengaturan ini meliputi desain bangunan, desain kamar, desain perabotan, dan mencari tenaga kerja
yang akan diperkerjakan di Hotel X. Sedangkan Bapak H sebagai penanam modal di Hotel X.
Universitas Sumatera Utara
Hotel X terletak di jalan raya yang berdekatan dengan lokasi bersejarah dan pusat
kota, bandara, dan biro perjalanan. Hotel X siap beroperasi pada tahun 2003. Pada tahun
2007, badan usaha CV. X berubah menjadi PT. SK. Perubahan ini seiring dengan pembangunan Hotel Grand X. Perubahan ini bertujuan agar Hotel X dan Hotel Grand X
berada dalam satu payung badan usaha yakni PT.SK.
Setelah Hotel Grand X mulai beroperasi pada tahun 2007, terjadi beberapa perubahan. Salah satunya adalah terciptanya visi dan misi perusahaan. Visi dan misi
Hotel X disamakan dengan Hotel Grand X sebagai berikut: Visi :
The best four star hotel in
Medan
Misi:
a. Meraih keuntungan dan GOP
Gross Operating P rofit = Revenue - Cost
b. Meningkatkan hubungan dengan pelanggantamu.
c. Lingkungan yang bersih dan aman
d. Senyum dan bekomunikasi dengan pelanggan
e. Membuat karyawan sebagai aset terpenting
f. Strategi pemasaran yang fleksibel
g. Marawat peralatan hotel dan memaksimalkan kegunaan dari alat-alat yang ada.
h. Mengelola arus uang dan biaya
i. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan
j. Meningkatkan keuntungan dan fasilitas karyawan
k. Menciptakan karyawan sebagai tenaga penjual di dalam
l. Menjadi kelompok yang terbaikhebat, bukan orang yang terbaikhebat
m. Pemasaran horizontal dengan sistem komunal
n. Membangun pelayanan terbaik
Excellent Service
dengan sistem perhatian
Caring System
.
Universitas Sumatera Utara
o. Melatih seluruh anggota menerapkan
Caring System
Motto:
Be happy with us
B.2. Komunikasi Atasan Bawahan di Hotel X
Hotel X melakukan perubahan organisasi dalam upaya beradaptasi dan mempertahankan pangsa pasarnya yakni perubahan badan usaha dari CV menjadi PT
yang diikuti oleh pembangunan Hotel Grand X. Hal ini berdampak pada perubahan organisasi Hotel X yakni perubahan struktur organisasi dan perubahan cara sosialisasi
kebijakan perusahaan. Perubahan struktur menyebabkan
General Manager
dan semua manajer di Hotel X merangkap jabatan manajer di Hotel Grand X, dan berkantor di Hotel Grand X .
Perubahan lainnya yaitu perubahan cara sosialisasi kebijakan perusahaan dari lisan menjadi tulisan yakni dengan pembagian memorandum. Selain itu, asisten manajer di
Hotel X kurang mensosialisasikan perubahan kebijakan sistem kerja kepada bawahan sehingga
mengganggu tugas
operasional harian
dan menimbulkan
rasa ketidaknyamanan karyawan yang berbeda departemen, yang pada akhirnya
menimbulkan kekecewaan karyawan terhadap manajemen. Karyawan juga tidak puas terhadap atasan langsungnya karena kurangnya umpan balik yang diberikan oleh atasan
kepada bawahannya. Disamping itu, kurangnya koordinasi antara atasan dan bawahan menimbulkan gangguan dalam pelayanan terhadap tamu serta kuranngya kerjasama
karyawan dalam mengikuti program HRD. Berbagai indikasi masalah yang telah ditemukan dan dipaparkan diatas,
mengindikasikan adanya permasalahan yang berkaitan dengan komunikasi dalam organisasi khususnya komunikasi atasan bawahan. Komunikasi yang terjalin antara
atasan dan bawahan komunikasi vertikal memiliki peran penting dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
organisasi karena dua per tiga dari komunikasi yang dilakukan dalam organisasi berlangsung antara atasan dan bawahan Stoner dan Freeman, 1994.
Menurut Irawati 2004, adanya hubungan komunikasi atasan-bawahan yang efektif dapat menciptakan suatu kondisi yang menyenangkan dalam organisasi yang kemudian
berpengaruh terhadap kepercayaan dan kepuasan kerja karyawan yang pada akhirnya ikut menentukan kinerja karyawan dan motivasi karyawan Irawati, 2004.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN