Penelitian Kuantitatif 1. Variabel penelitian dan definisi operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum Sugiyono, 2007. Selain itu, penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati Poerwandari, 2005. Masalah penelitian deskriptif adalah masalah penelitian yang hanya mempersoalkan satu variabel pada satu kelompok. Satu variabel yang dipersoalkan tidak dihubungkan dengan variabel yang lain. Kelompok yang diteliti juga tidak dibandingkan dengan kelompok lain dalam variabel Purwanto, 2008. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai fakta dan karakteristik memgenai populasi atau bidang tertentu. Data yang dikumpulkan bersifat deskriptif sehingga tidak mencari penjelasan, menguji hipotesis maupun membuat prediksi Azwar, 2004. A. Penelitian Kuantitatif A.1. Variabel penelitian dan definisi operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu komunikasi atasan bawahan. Universitas Sumatera Utara 2. Definisi operasional Suatu definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel atau memanipulasinya. Suatu definisi operasional merupakan semacam buku pegangan yang berisi petunjuk bagi peneliti. Definisi ini memberikan batasan atau arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut Kerlinger, 2003. Komunikasi atasan bawahan adalah informasi yang mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah dengan memperhatikan intensi, kekhususan, deskriptif, kemanfaatan, tepat waktu, kesiapan, kejelasan dan validitas dari informasi. Tabel 3.1. Definisi operasional komunikasi atasan bawahan karyawan pada Hotel X No. Dimensi komunikasi atasan bawahan Definisi operasional 1 Intensi Komunikasi diarahkan secara langsung untuk mengarahkan pelaksanaan pekerjaan. 2 Kekhususan Komunikasi diarahkan untuk memberikan informasi yang spesifik. 3 Deskriptif Komunikasi menggunakan bahasa yang objektif, tanpa menggunakan pertimbangan yang subjektif. 4 Kemanfaatan Komunikasi mengandung informasi yang dapat dipergunakan oleh pegawai untuk memperbaiki pekerjaannya. 5 Tepat waktu Komunikasi mempertimbangkan faktor waktu. Universitas Sumatera Utara 6 Kesiapan Komunikasi mempertimbangkan kesiapan pegawai untuk menerima informasi tersebut. 7 Kejelasan Pegawai menerima informasi yang diberikan oleh atasan dengan jelas dengan meminta umpan balik dari bawahan. 8 Validitas Komunikasi memberikan informasi yang benar. A.2. Populasi dan sampel penelitian Dalam penelitian, populasi yang dipakai merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Menurut Sugiyono 2007, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini, seluruh populasi penelitian dikenakan sebagai subjek penelitian yang berjumlah 68 orang karyawan pelaksana. A.3. Instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti dalam upaya mengumpulkan data penelitian yang diperlukan. Penelitian ini menggunakan alat ukur skala. Menurut Azwar 2004, skala adalah prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur bagi aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek individu. Adapun manfaat dan alasan penggunaan skala adalah: a. Pernyataan disusun untuk memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subjek sendiri yang tidak disadari. b. Skala digunakan untuk mengungkapkan suatu atribut tunggal. Universitas Sumatera Utara c. Subjek tidak menyadari arah jawaban yang sesungguhnya diungkap dari pernyataan skala. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada 8 dimensi komunikasi atasan bawahan berdasarkan teori yang dikemukan oleh Thoha 2005. Setiap dimensi ini akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan. Aitemnya berbentuk pernyataan dengan pilihan. Variasi bentuk pilihan menunjukkan tingkat kesesuaian dengan responden. Dalam skala ini ada 5 pilihan respon yaitu SS sangat setuju, S setuju, N Netral, TS tidak setuju, STS sangat tidak setuju. Setiap pilihan tersebut memiliki skor masing-masing tergantung dari jenis aitem, apakah favorabel atau unfavorabel. Jumlah item yang digunakan adalah sebanyak 64 lima puluh aitem. Dengan perincian penilaian sebagai berikut: Tabel 3.2: Gambaran penilaian skala komunikasi atasan bawahan pada penelitian BENTUK PERNYATAAN SKOR 1 2 3 4 5 Favourable STS TS N S SS Unfavourable SS S N TS STS Tabel 3.3. : Blue print distribusi aitem-aitem dalam skala komunikasi atasan bawahan sebelum uji coba No. Dimensi Aitem Total Favorable Unfavorable 1. Intensi 8,9,17,25,33,41,49, 57 - 8 2. Kekhusuan 2,10,42, 50 18, 26, 34, 58 8 3. Deskriptif 3,27,35, 11,19, 43,51, 59 8 4. Kemanfaatan 4,12,20,36,44,52 28, 60 8 5. Tepat waktu 5,21,29,37,45,53,61 13 8 6. Kesiapan 6, ,30,38,46, ,62 14,22, 54 8 7. Kejelasan 7,15,31,47,63 23,39,55 8 8. Validitas 1,24,32,40,48,64 16,56 8 Total 44 20 64 A.4. Validitas dan reliabilitas alat ukur 1. Validitas alat ukur Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian yang berkaitan dengan gejala-gejala sosial, validitas alat ukur sangat dibutuhkan. Hal ini disebabkan karena pengkuran gejala-gejala sosial membutuhkan alat pengukur yang adekuat agar dapat mengidentifikasi gejala-gejala yang diteliti Hadi, 2000. Validitas artinya adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau data yang dihasilkan relevan dengan tujuan pengukurannya Azwar, 2000. Dalam penelitian ini digunakan 2 dua jenis validitas yaitu validitas tampang dan validitas isi. Validitas tampang adalah bagaimana kesan pertama yang muncul ketika melihat sebuah alat ukur. Sedangkan validitas isi adalah sejauhmana aitem-aitem yang ada dalam alat ukur sesuai dengan variabel yang akan diukur Hadi, 2000. Validitas isi diusahakan dengan cara berkonsultasi dengan pihak lain yang lebih mengerti tentang pembuatan alat ukur dan variabel yang akan diukur. Untuk itu peneliti berkonsultasi dengan pembimbing psikologi industri dan organisasi. Bimbingan itu meliputi apakah alat ukur sudah bisa diuji cobakan dan kemudian digunakan dalam penelitian dan apakah aitem-aitem yang ada dalam alat ukur itu relevan dengan tujuan pengukuran. 2. Reliabilitas alat ukur Reliabilitas alat ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama, diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah Azwar, 2003. Universitas Sumatera Utara Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali penggunaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis, dan berefisiensi tinggi Azwar, 2003. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas alat ukur adalah dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach Azwar, 2003. 3. Daya beda aitem Daya beda suatu alat ukur dalam penelitian sangat diperlukan karena melalui daya beda aitem dapat diketahui seberapa cermat suatu alat ukur melakukan fungsinya. Daya beda aitem dilakukan untuk mengukur konsistensi internal tiap-tiap aitem pada skala dengan mengkorelasikan skor aitem dengan skor total. Azwar 2003 mengatakan bahwa daya beda aitem adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur melakukan fungsi ukurnya. Pernyataan-pernyataan pada skala diuji daya bedanya dengan menggunakan P earson Product Moment Azwar, 2003. A.5. Hasil uji coba alat ukur Uji coba skala efektifitas komunikasi atasan-bawahan pada karyawan dilakukan terhadap 87 orang di Hotel Grand Antares Indonesia. Untuk melihat daya diskriminasi aitem, dilakukan analisa uji coba dengan menggunakan aplikasi komputer SPSS versi 15.0 for windows dengan interval kepercayaan 95 . Menurut Azwar 2003, semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.275, daya pembedanya dianggap memuaskan. Semakin tinggi koefisien korelasi, maka aitem tersebut semakin baik. Jumlah aitem yang diuji cobakan adalah 64 aitem dan diperoleh 32 aitem yang sahih dan 32 aitem yang gugur. 32 aitem sahih pada skala yang akan digunakan dalam Universitas Sumatera Utara penelitian, memiliki koefisien korelasi yang berkisar antara r xx = 0. 276 sampai dengan r xx = 0.601 dan reliabilitas sebesar 0.901. Sebelum skala penelitian digunakan, terlebih dahulu item yang telah memenuhi validitas dan reliabilitas disusun kembali. Sehingga penyebaran item setelah dilakukan penyusunan kembali dapat dilihat pada tabel 3.4: Tabel 3.4: Blue Print Distribusi aitem-aitem dalam skala komunikasi atasan bawahan setelah uji coba No. Dimensi Aitem Total Favorable Unfavorable 1. Intensi 1,9,17 - 3 2. Kekhusuan 2 10,18 3 3. Deskriptif - 3.11,19 3 4. Kemanfaatan 4,12,20 - 3 5. Tepat waktu 13,21 5 3 6. Kesiapan 6,22 14 3 7. Kejelasan 23 7,15 3 8. Validitas 16,24 8 3 Total 14 10 24 A.6. Metode analisis Analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan SPSS 15.0 for windows . Analisis bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti. Penyajian hasil deskripsi biasanya berupa frekuensi dan persentase serta berbagai bentuk grafik, chart pada data yang bersifat kategorikal dan berupa statistik kelompok Azwar, 2004. Dari statsitik deskriptif diperoleh mean, median dan standard deviasi melalui bantuan SPSS 15.0 for window yang kemudian digunakan untuk menentukan klasifikasi komunikasi atasan bawahan. Klasifikasi nilai komunikasi atasan bawahan berdasarkan nilai mean dan standar deviasi yaitu: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.5. Kategorisasi norma gambaran komunikasi atasan bawahan karyawan Hotel X. Variabel Rentang Nilai Kategorisasi Komunikasi atasan bawahan karyawan pada Hotel X. Xµ- 1,0σ Rendah µ- 1,0σ≤Xµ+1,0σ Sedang X≥µ+1,0σ Tinggi B. Penelitian Kualitatif B.1. Variabel yang diamati