“
ya kalo ada kerjaan lain sih pengennya sih pindah.. kemaren sih udah masukin lamaran ke Hotel lain kak.. tapi belum ada panggilan, kalo ada panggilan sih
pengennya pindah aja.. dah gak enak kali di sini kak..”
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat produktivitas Hotel X terus mengalami penurunan setiap tahunnya dan terdapat indikasi motivasi karyawan
yang rendah. Kedua hal ini sangat dipengaruhi oleh efektifitas komunikasi atasan bawahan.
Dalam upaya untuk membangun efektifitas komunikasi atasan bawahan di Hotel X, idealnya semua atasan memiliki pemahaman yang jelas tentang hal-hal yang mendukung
efektifitas komunikasi atasan bawahan, sehingga mampu mencapai tujuan organisasi. Agar tercapainya komunikasi atasan bawahan yang efektif di Hotel X, maka para atasan
perlu dievaluasi dengan cara memberikan kuesioner komunikasi atasan bawahan kepada karyawan bawahan di Hotel X. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh
Thoha 2005 bahwa ada 8 dimensi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas komunikasi atasan bawahan yakni 1 intensi, 2 kekhususan, 3 deskriptif,
4 kemanfaatan, 5 tepat waktu, 6 kesiapan, 7 kejelasan, dan 8 validitas. Tanpa adanya komunikasi atasan bawahan yang efektif kemungkinan tujuan organisasi tidak
tercapai dan atasan tidak mampu mengkoordinasi bawahannya Thoha, 2005.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin meneliti efektifitas komunikasi atasan bawahan yang diindikasikan kurang berjalan efektif di Hotel X. Perumusan masalah
yang hendak dianalisa dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana gambaran efektifitas
komunikasi atasan bawahan di Hotel X?”
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :
Mengetahui kondisi efektifitas komunikasi atasan bawahan Hotel X dan memberikan informasi tentang kondisi tersebut kepada manajemen Hotel X.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis
Tesis ini bermanfaat sebagai bahan masukan dan informasi bagi para praktisi dan konsultan
human resource
serta staf departemen HRD Hotel X tentang efektifitas komunikasi atasan bawahan karyawan Hotel X. Apabila hasil penelitian terhadap
efektifitas komunikasi kurang optimal, maka dapat diusulkan strategi untuk mengatasi hal tersebut.
2. Manfaat Teoritis
a. Dapat menjadi referensi bagi penelitian komunikasi atasan bawahan.
b. Dapat menjadi bukti empiris mengenai kondisi komunikasi atasan bawahan.
E. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang masalah yang diteliti, kerangka berfikir, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini memuat tinjaun teoritis tentang komunikasi atasan bawahan, konsep industri hotel dan profil hotel X.
Universitas Sumatera Utara
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini memuat tentang pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, subjek penelitian, tahapan penelitian.
Bab IV : Analisa Data
Bab ini memuat deskripsi analisa data hasil penelitian kuantitatif dan kualitatif
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran yang berkaiatan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
F. Kerangka Konsep Permasalahan
Persaingan hotel semakin ketat di Medan, termasuk Hotel X berbintang tiga
Bagaimana gambaran efektifitas komunikasi atasan bawahan di Hotel X berdasarkan kedelapan dimensi tersebut?
Hotel X melakukan perubahan organisasi, dari badan hukum CV menjadi PT yang diikuti oleh lahirnya anak perusahaan baru yakni Hotel Grand X.
Perubahan ini menimbulkan berbagai masalah yakni: Karyawan kurang mengetahui perubahan sistem kerja sehingga mengganggu operasional
harian dan ketidaknyamanan karyawan antar departemen. Selain itu, menimbulkan kekecewaan karyawan terhadap manajemen.
Karyawan merasa tidak puas terhadap atasan langsungnya Karyawan kurang berkerjasama dalam mengikuti program-program yang difasilitasi oleh
departemen HRD. Kurang adanya koordinasi antara bawahan dan atasan sehingga menimbulkan gangguan
dalam pelayanan
Menurut Thoha 2005, efektifitas komunikasi atasan bawahan ditentukan oleh 8 dimensi yaitu dimensi intensi, dimensi kekhususan, dimensi deskriptif, dimensi kemanfaatan, dimensi tepat
waktu, dimensi kesiapan, dimensi kejelasan, dan dimensi validitas. Berdampak:
Menurunnya produktivitas Menurunnya motivasi karyawan
Terganggunya operasional harian dan pelayanan kepada tamu
Menurunnya kepuasan kerja. Terjadi perubahan struktur organisasi dan cara sosialisasi kebijakan
Pengelola hotel harus responsif dan tanggap terhadap perubahan lingkungan
Secara umum mengarah kepada komunikasi atasan bawahan yang tidak berjalan secara
efektif.
Keterangan: :
Menyebabkan : Klarifikasi
Universitas Sumatera Utara
BAB II LANDASAN TEORI
C. Komunikasi Atasan Bawahan
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini
merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam
kelompokorganisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan
bawahankaryawan. Di antara kedua belah pihak harus ada komunikasi dua arah untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-
cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Salah satu bentuk komunikasi tersebut adalah komunikasi atasan bawahan.
Komunikasi atasan bawahan meliputi komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah transaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya, yang
meliputi orang lain seperti teman, keluarga, anak, rekan kerja, dan bahkan orang asing Myers Myers, 1992. Dalam lingkup organisasi, komunikasi interpersonal
menentukan keberhasilan sebuah organisasi. Proses komunikasi yang terjadi di dalam organisasi khususnya yang menyangkut
komunikasi antara pimpinan dan karyawan merupakan faktor penting dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. Komunikasi efektif tergantung dari
hubungan atasan bawahan yang memuaskan yang dibangun berdasarkan iklim dan kepercayaan atau suasana organisasi yang positif. Agar hubungan ini berhasil, harus
Universitas Sumatera Utara