3. Merokok Merokok merupakan faktor resiko mayor terhadap penyakit jantung
koroner dan penyakit kardiovaskuler. Zat-zat kimia dalam asap rokok terserap ke dalam aliran darah dari paru-paru lalu beredar ke seluruh tubuh dan
mempengaruhi setiap sel tubuh. Jumlah rokok yang dihisap juga berpengaruh, risikonya meningkat sesuai tingkat konsumsi, yaitu ringan 10 batang sehari,
sedang 10-20 batang sehari, dan perokok berat 20 batang sehari Davidson, 2003.
2.3 Aterosklerosis
2.3.1. Definisi aterosklerosis
Aterosklerosis adalah suatu proses dimana terjadi suatu penebalan dan pengerasan pada arteri besar dan kecil yang disebabkan oleh penimbunan endapan
lemak, trombosit, neutrofil, monosit, dan makrofag di seluruh kedalaman tunika media lapisan otot polos Corwin, 2009. Sehingga pembuluh darah kehilangan
sifat elastisitasnya. Proses tersebut dapat terjadi pada arteri-arteri dari sistem kardiovaskular, otak, ginjal, ekstremitas atas dan bawah Ruhyanuddin, 2007.
Bila terjadi pada arteri yang memperdarahi jantung arteri koroner maka akan menimbulkan Penyakit jatung koroner PJK. Timbulnya PJK didasari oleh proses
aterosklerosis yang bersifat progresif dimana proses tersebut dimulai sejak masa kanak-kanak dan menjadi nyata pada dekade 3-4 Joewono, 2003. Arteri yang
paling sering mengalami proses aterosklerosis adalah arteri koroner, aorta, dan arteri serebral Corwin, 2009.
2.3.2. Lesi Aterosklerosis
Lesi terutama terjadi pada lapisan paling dalam dari dinding arteri yaitu lapisan intima. Dimana lesi tersebut meliputi Fatty streak, fibrous plaque,
advance complicated plaque Ruhyanuddin, 2007.
a. Fatty streak
Proses aterosklerosis sudah dimulai pada masa kanak-kanak dengan terbentuknya lapisantimbunan kaya lemak. Diamana lesi terdiri dari makrofag
dan sel otot polos yang mengandung lemak yaitu kolesterol dan kolesterol oleat
Universitas Sumatera Utara
yang berwarna kekuningan yang disebut fatty streak. Fatty streak mula-mula
tampak pada dinding aorta yang jumlahnya semakin banyak pada usia 8-18 tahun
dan baru nampak pada arteri koronaria pada usia 15 tahun Ruyhanuddin, 2007. b.
Fibrous plaque
Merupakan tingkatan lanjut dari fatty streak dimana terjadi proliferasi sel, penumpukan lemak yang lebih lanjut dan terbentuknya jaringan ikat serta bagian
dalam yang terdiri dari campuran lemak dan sel debris sebagai akibat proses
nekrosis. Lesi yang semakin matang ini tampak pada usia sekitar 15-25 tahun.
Secara makros lesi ini akan terlihat berwarna putih degan permukaan semakin meninggi ke dalam lumen arteri. Bila lesi ini semakin berlanjut maka diameter
lumen akan menyempit dan mengganggu aliran darah. Akan terjadi proliferasi
dari sel otot polos pada fase ini, dimana sel akan membentuk fibrous cap. Fibrous cap ini akan menutup timbunan lemak ekstraseluler dan sel debris Ruyhanuddin,
2007. c.
Advance lesion
Fibrous plaque memperoleh vaskularisasi baik dari lumen maupun dari tunika media. Pada lesi yang berkembang jaringan nekrosis yang merupakan inti
akan semakin membesar dan sering mengalami perkapuran, sehingga fibrous cap menjadi semakin tipis yang kemudian akan pecah sehingga lesi akan mengalami
ulserasi dan perdarahan serta terjadi trombosis yang dapat menyebabkan
terjadinya oklusi aliran darah Ruyhanuddin, 2007. 2.3.3. Faktor Risiko Aterosklerosis
Terjadinya proses aterosklerosis dibagi atas beberapa faktor risiko, yaitu: 1.
Faktor yang tidak dapat diintervensi a. Genetikriwayat keluarga
b. Usia c. Jenis kelamin
d. Anatomi koronaria e. Profil lipoprotein
f. Faktor metabolik 2.
Faktor risiko yang dapat diintervensi
Universitas Sumatera Utara
a. Rokok b. Hipertensi
c. Hiperkolesterolemia d. Obesitas
e. Hiperglisemia DM f. Faktor riwayat keluarga dengan iskemik jantung
3. Faktor perilaku
Faktor perilaku dapat meliputi: kurang gerak dan stres Bustan, 2007.
2.4 Sistem Konduksi Jantung