Definisi Rokok Bahan Kimia Dalam Asap Rokok dan Pengaruhnya Pada Tubuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rokok

2.1.1. Definisi Rokok

Rokok adalah hasil olahan dari tembakau terbungkus yang meliputi kretek dan rokok putih yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan Sitepoe, 2000.

2.1.2. Bahan Kimia Dalam Asap Rokok dan Pengaruhnya Pada Tubuh

Semua bahan yang terkandung dalam rokok akan ikut terbakar saat rokok dibakar, dan akan membentuk bahan kimia hasil pembakaran. Terkandung sekitar 4000 bahan kimia didalam asap rokok. Dimana terdiri dari dua fase yaitu fase partikulat dan fase gas. Fase partikulat terdiri dari nikotin, nitrosamin dan N nitrosonornikotin, logam berat, polisiklik hidrokarbon, dan karsinogenik amin. Sedangkan Fase gas terdiri dari karbomonoksida, karbondioksida, benzena, amonia, formaldehid, hidrosianida, dan lain-lain Sitepoe, 2000 Semua bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, membawa pengaruh tersendiri terhadap tubuh, dimana akan berdampak buruk bagi kesehatan. Namun, bahan kimia utama yang merupakan racun pada rokok adalah nikotin, CO dan tar Magan, 1984. a Nikotin Nikotin terdapat dalam asap rokok dan juga di dalam tembakau yang tidak dibakar. Dampak toksis dari nikotin terhadap tubuh dapat meliputi berbagai sistem, diantaranya sistem persarafan, metabolik, dan paling besar pengaruhnya pada sistem kardiovaskular. Dampak rokok terhadap sistem metabolik antara lain dengan meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas dan kolesterol LDL. Sedangkan terhadap sistem kardiovaskular antara lain dengan meningkatkan Universitas Sumatera Utara tekanan darah, denyut jantung dan agregasi sel trombosit. Selain itu, kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Sitepoe, 2000. b Gas Karbomonoksida CO Gas karbon monoksida CO adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor maupun penggunaannya. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3-6, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah 400 ppm parts per million yang dapat meningkatkan kadar karboksi haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16. Bila terus menerus berlangsung akan mempengaruhi sistem saraf pusat Sitepoe, 2000. c Tar Tar berasal dari tembakau, cengkeh, bahan organik lain yang dibakar dan pembalut rokok, yang dapat dijumpai pada rokok yang dibakar. Terdapat zat karsinogenik di dalam tar yaitu polisiklik hidrokarbon aromatis yang akan memicu timbulnya kanker paru. Dijumpai juga N nitrosoamine nikotin di dalam rokok, zat ini sangat berpotensi sebagai karsinogenik pada jaringan paru-paru Sitepoe, 2000.

2.1.3. Jumlah Rokok Yang Dihisap