Dampak Negatif Konversi Lahan Pertanian Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

Namu Gajah, petani merasakan pertambahan dari kelengkapan sarana dan prasarana yang membawa kemudahan pada aktifitas sehari-hari dan membuka aksesibilitas yang lancar dengan dibangunnya jalan raya beraspal dikelurahan ini sehingga kelurahan ini dapat dijangkau oleh angkutan umum, bahkan para petani memberikan lahan pertanian yang dikonversi akibat dari pembangunan ruas jalan ini secara suka rela. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dampak positif konversi lahan pertanian yang dirasakan oleh petani di daerah penelitian adalah 1 Pertumbuhan kota, 2 Penambahan pendapatan non pertanian dan 3 Kelengkapan sarana dan prasarana, maka Identifikasi Masalah 3 telah terjawab.

b. Dampak Negatif

Selain dampak positif terdapat juga dampak negatif dari konversi lahan pertanian yang dirasakan oleh petani di daerah penelitian antara lain: hilangnya mata pencaharian, turunnya produksi pertanian dan berkurangnya pendapatan, dan ekosistem yang tidak seimbang. Dampak negatif dari konversi lahan pertanian yang dirasakan oleh petani di Kecamatan Medan Tuntungan dapat dilihat pada Tabel 19 di bawah ini: Tabel 19. Dampak Negatif dari Konversi Lahan Pertanian yang Dirasakan oleh Petani di Daerah Penelitian Dampak Negatif Jumlah Petani Jiwa Persentase Hilangnya mata pencaharian 16 40 Turunnya produksi pertanian dan berkurangnya pendapatan pertanian 14 35 Ekosistem tidak seimbang 10 25 Total 40 100 Sumber: Data Diolah dari Lampiran 9b Universitas Sumatera Utara Tabel 19 di atas menunjukkan bahwa petani sampel merasakan dampak negatif yang berbeda dari konversi lahan pertanian. Tabel 19 untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bentuk grafik Gambar 7 di bawah ini: Gambar 7. Dampak Negatif dari Konversi Lahan Pertanian yang Dirasakan oleh Petani di Kecamatan Medan Tuntungan Gambar 7 di atas menunjukkan bahwa dampak negatif urutan pertama yang dirasakan langsung oleh petani adalah hilangnya mata pencaharian, dengan dikonversinya lahan pertanian ke penggunaan non pertanian banyak petani yang kehilangan mata pencaharian, jika dampak ini didukung oleh kemampuan fisik yang berkurang akibat faktor usia, petani-petani ini bahkan tidak mencoba untuk beralih profesi lagi, terdapat 16 petani sampel atau 40 dari total petani sampel merasakan dampak ini. Dampak negatif urutan berikutnya yang dirasakan langsung oleh petani adalah produksi pertanian yang berkurang seiring dengan berkurangnya areal pertanian mengakibatkan pendapatan pertanian juga berkurang, terdapat 14 petani 2 4 6 8 10 12 14 16 hilangnya mata pencaharian petani produksi pendapatan berkurang ekosistem tidak seimbang 16 14 10 jum la h pe ta ni ji w a dampak negatif Universitas Sumatera Utara sampel atau 35 dari total petani sampel merasakan dampak ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 20 di bawah ini: Tabel 20. Dampak Turunnya Produksi Padi Sawah Akibat Konversi Lahan di Daerah Penelitian Uraian Produksi Sebelum Konversi Sesudah Konversi Pengurangan Persentase Pengurangan Petani sampel a. Luas lahan Ha b. Produksi ton 17,5 87,5 1.98 9,9 15,52 77,6 88,68 88,68 Daerah penelitian a. Luas lahan Ha b. Produksi ton 310 1550 260 1300 50 250 16,12 16,12 Sumber: Data Diolah dari Lampiran 3 dan 6 Tabel 20 di atas diolah berdasarkan keterangan petani padi sawah di daerah penelitian bahwa produktivitas padi sawah rata-rata 5 tonHa. Melalui tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa luas lahan komoditi padi sawah di daerah penelitian mengalami pengurangan dari 17,5 Ha menjadi 1,98 Ha yaitu sebesar 15,52 Ha atau 88,68 dari luas lahan sebelum konversi, sementara itu produksi padi sawah tentu saja mengalami pengurangan seiring dengan berkurangnya luas lahan tersebut dari 87,5 ton menjadi 9,9 ton yaitu sebesar 77,6 ton atau 88,68 dari produksi sebelum konversi. Jika dilihat secara keseluruhan daerah penelitian, luas lahan komoditi padi sawah mengalami pengurangan dari 310 Ha menjadi 260 Ha yaitu sebesar 50 Ha atau 16,12 dari luas lahan sebelum konversi, sementara itu produksi padi sawah mengalami pengurangan dari 1.550 ton menjadi 1.300 ton yaitu sebsar 250 ton atau 16,12 dari produksi sebelum konversi. Universitas Sumatera Utara Dampak negatif berikutnya adalah terganggunya keseimbangan ekosistem, para petani berpendapat bahwa daerah ini menjadi rawan banjir karena berkurangnya daerah resapan air akibat konversi lahan pertanian, pendapat lainnya yaitu hilangnya fungsi areal pertanian sebagai wisata alam berupa pemandangan hijau, serta hilangnya fungsi areal pertanian sebagai pencegah pencemaran udara, terdapat 10 petani sampel atau 25 dari total petani sampel merasakan dampak ini. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dampak negatif konversi lahan pertanian yang dirasakan oleh petani di daerah penelitian adalah 1 Hilangnya mata pencaharian, 2 Turunnya produksi pertanian dan berkurangnya pendapatan pertanian dan 3 Ekosistem tidak seimbang, maka Identifikasi Masalah 3 telah terjawab. Proyeksi Luas Lahan Pertanian Lima Tahun Mendatang 2015 di Kecamatan Medan Tuntungan Dengan laju konversi lahan selama tahun 2006-2010 untuk tegalkebun sebesar 30,69 6,13 per tahun dan sawah 16,12 3,22 per tahun diperkirakan dalam lima tahun mendatang lahan pertanian di daerah penelitian akan semakin berkurang. Perlu diperhatikan terlebih dahulu keadaan konversi lahan pertanian yang terjadi selama tahun 2006-2010 di daerah penelitian.

a. Gambaran Luas Lahan Pertanian yang Dikonversi