b. Status Konversi Lahan Pertanian
Untuk mengetahui gambaran luas lahan pertanian yang dikonversi dapat dilihat pada Tabel 22 di bawah ini:
Tabel 22. Status Konversi Lahan Pertanian Petani Sampel di Daerah Penelitian
Status Konversi Lahan Jumlah Petani
jiwa Persentase
Mengkonversi seluruh lahan 25
62,5 Mengkonversi sebagian lahan
15 37,5
Jumlah 40
100
Sumber: Data Diolah dari Lampiran 4 Tabel 22 di atas menunjukkan status lahan pertanian yang dikonversi
apakah seluruh atau sebagian saja. Pada tabel 22, petani sampel yang mengkonversi seluruh lahan pertaniannya adalah sebanyak 25 petani atau 62,5
dari total petani sampel, sedangkan petani sampel yang mengkonversi hanya sebagian lahan pertaniannya sebanyak 15 petani atau 37,5 dari total petani
sampel.
c. Tahun Konversi
Tahun terjadinya konversi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian pada penelitian ini adalah tahun 2006 sampai tahun 2010, sebarannya dapat dilihat
pada Tabel 23 di bawah ini:
Tabel 23. Tahun Konversi Lahan Pertanian di Daerah Penelitian Tahun Konversi
Jumlah Petani jiwa Persentase
2006 3
7,5 2007
4 10
2008 4
10 2009
8 20
2010 21
52,5
Jumlah 40
100
Sumber: Data Diolah dari Lampiran 7
Universitas Sumatera Utara
Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa terdapat 21 petani sampel atau 52,5 dari total petani sampel mengkonversi lahan pertaniannya pada tahun 2010.
Kemudian terdapat 8 petani sampel atau 20 dari total petani sampel mengkonversi lahan pertaniannya pada tahun 2009 sementara petani yang
mengkonversi lahan pertaniannya pada tahun 2008 dan 2007 masing-masing terdapat 4 petani sampel atau 10 dari total petani sampel, sedangkan petani yang
mengkonversi lahan pertaniannya pada tahun 2006 hanya 3 petani sampel atau 7,5 dari total petani sampel. Data ini memberikan indikasi minat petani
mengkonversi lahan pertaniannya lebih besar pada tahun 2010.
d. Harga Tanah
Harga jual tanah yang diterima petani atas jual beli lahan pertaniannya sangat beragam, karena harga tanah per m
2
tidak sama tergantung pada lokasi dan topografi tanah. Gambaran harga tanah per m
2
menurut lokasi sangat bervariasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 24 di bawah ini:
Tabel 24. Harga Tanah per m
2
Menurut Lokasi Kelurahan di Daerah Penelitian
Kelurahan Harga Tanah Rp.m
2
Rataan Range
Baru Ladang Bambu 55.000
40.000-80.000 Sidomulyo
350.000 250.000-400.000
Lau Cih 100.000
100.000 Namu Gajah
100.000 100.000
Kemenangan Tani 196.000
100.000-300.000 Simalingkar B
215.000 150.000-250.000
Simpang Selayang 377.500
110.000-600.000 Tanjung Selamat
150.000 150.000
Sumber: Data Diolah dari Lampiran 7
Universitas Sumatera Utara
Tabel 24 di atas menunjukkan bahwa rataan harga tanah per m
2
menurut kelurahan sangat bervariasi, Kelurahan Simpang Selayang memiliki rataan harga
tanah tertinggi yaitu Rp. 377.000m
2
dengan range harga Rp.110.000-600.000m
2
sementara itu Kelurahan Baru Ladang Bambu memiliki rataan harga tanah terendah yaitu Rp. 55.000m
2
dengan range harga Rp.40.000-80.000m
2
. Lebih rincinya lagi harga jual tanah yang diterima petani atas jual beli lahan
pertaniannya dapat dilihat pada Tabel 25 di bawah ini:
Tabel 25. Harga Tanah di Daerah Penelitian Harga Tanah Rp
Jumlah Petani jiwa Persentase
0-500.000.000 3
7,5 500.000.000-1.000.000.000
11 27,5
1.000.000.000 17
42,5 Belum dijual
5 12,5
Sukarela 4
10
Jumlah 40
100
Sumber: Data Diolah dari Lampiran 7 Tabel 25 di atas menunjukkan bahwa harga yang dibayarkan pihak
pembeli kepada petani terbanyak berada pada nomimal Rp.1.000.000.000 yaitu terdapat 17 petani sampel atau 42,5 dari total petani sampel menjual lahannya di
nominal ini. Urutan berikutnya berada pada nominal Rp.500.000.000- 1.000.000.000 yaitu terdapat 11 petani sampel atau 27,5 dari total petani sampel
menjual lahannya di nominal ini. Kemudian pada nominal 0-500.000.000 terdapat 3 petani sampel atau 7,5 dari total petani sampel menjual lahannya di nominal
ini. Selain itu terdapat juga 5 petani sampel yang belum menjual lahan pertaniannya sebab masih menunggu penawaran harga yang sesuai namun sudah
dipersiapkan dalam bentuk kaplingan dan 4 petani sampel yang memberikan lahan pertaniannya secara suka rela untuk pembuatan jalan aspal.
Universitas Sumatera Utara
e. Topografi Lahan