nomor 4, 12, 13, 15, 20, 27, 33, 36, 37, 38, 39 dan 40 atau 30 dari total petani sampel, petani ini beranggapan bahwa bertani adalah mata pencaharian yang bisa
dilakukan untuk keberlangsungan hidupnya, sehingga walaupun petani-petani ini bisa saja menjual seluruh lahan pertaniannya, mereka memilih hanya menjual
sebagian dan masih mempertahankan sebagian lainnya. Faktor investasi adalah faktor urutan kedua yang menyebabkan petani
masih mempertahankan sebagian lahan pertaniannya yaitu terdapat 3 petani sampel sampel nomor 14, 21 dan 29 atau 7,5 dari total petani sampel, petani
ini beranggapan bahwa lahan pertanian yang dimiliki akan tetap dipertahankan walaupun hanya sebagian sebagai bekal kehidupan di masa mendatang dengan
pertimbangan bahwa nilai tanah tersebut akan terus meningkat. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa faktor pendorong
petani dalam mengkonversi seluruh lahan pertanian dan mempertahankan sebagian lainnya di daerah penelitian adalah karena 1 Mata pencaharian dan 2
Investasi, maka Identifikasi Masalah 2 telah terjawab.
Dampak Konversi Lahan Pertanian yang Dirasakan oleh Petani di Kecamatan Medan Tuntungan
Konversi lahan pertanian ini memberikan dampak yang berbeda kepada para petani. Dampak konversi lahan pertanian yang dirasakan oleh petani di
Kecamatan Medan Tuntungan ini terbagi dua yaitu: dampak positif dan dampak negatif.
a. Dampak Positif
Dampak positif dari konversi lahan pertanian yang dirasakan oleh petani di daerah penelitian antara lain: pertumbuhan kota, penambahan pendapatan non
Universitas Sumatera Utara
pertanian, dan kelengkapan sarana dan prasarana. Dampak positif dari konversi lahan pertanian yang dirasakan oleh petani di Kecamatan Medan Tuntungan dapat
dilihat pada Tabel 18 di bawah ini:
Tabel 18. Dampak Positif dari Konversi Lahan Pertanian yang Dirasakan oleh Petani di Daerah Penelitian
Dampak Positif Jumlah Petani
Jiwa Persentase
Pertumbuhan kota 29
72,5 Penambahan pendapatan non
pertanian 7
17,5 Kelengkapan sarana dan
prasarana 4
10
Total 40
100
Sumber: Data Diolah dari Lampiran 9a Tabel 18 di atas menunjukkan bahwa ke tujuh belas petani sampel
merasakan dampak positif yang berbeda dari konversi lahan pertanian. Tabel 18 untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bentuk grafik Gambar 6 di bawah ini:
Gambar 6. Dampak Positif Konversi Lahan Pertanian yang Dirasakan oleh Petani di Kecamatan Medan Tuntungan
5 10
15 20
25 30
pertumbuhan kota penambahan
pendapatan non pertanian
kelengkapan sarana dan prasarana
29
7 4
jum la
h pe ta
ni ji
w a
dampak positif
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6 di atas menunjukkan bahwa dampak positif dari konversi lahan pertanian yang dirasakan oleh petani urutan pertama adalah pertumbuhan kota
yaitu terdapat 29 petani sampel sampel nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39 dan 40 atau 72,5
dari total petani sampel merasakan langsung dampak ini. Para petani ini berpendapat bahwa sudah sewajarnya pertumbuhan kota didukung melalui
pembangunan, dengan kata lain kota tidak akan tumbuh tanpa pembangunan, lahan pertanian mereka kini sudah dimanfaatkan menjadi bangunan yang sebagian
besarnya merupakan perumahan, pendapat lainnya yaitu pembangunan perumahan-perumahan di daerah ini membawa dampak positif terhadap
masyarakat sekitar sebab suasana menjadi bertambah ramai tidak sepi dan menakutkan bagi masyarakat seperti sebelumnya.
Dampak positif urutan berikutnya yang dirasakan oleh petani adalah penambahan pendapatan non pertanian, terdapat 7 petani sampel sampel nomor
2, 5, 22, 27, 28, 29 dan 30 atau 17,5 dari total petani sampel merasakan dampak ini. Petani sampel merasakan dampak ini sebab para petani ini memperoleh hasil
yang lebih menguntungkan dengan mengkonversi lahan pertaniannya jika dibandingkan dengan tetap bertahan sebagai petani, seperti menjual lahan
pertanian yang dimiliki dan berinvestasi di bidang lain dengan uang hasil penjualan lahan misalkan usaha rumah kontrakan misal: sampel nomor 28.
Dampak positif urutan berikutnya yang dapat dirasakan langsung oleh petani adalah kelengkapan sarana dan prasarana, terdapat 4 petani sampel
sampel nomor 12, 13, 14 dan 15 atau 10 dari total petani sampel merasakan dampak ini. Keempat petani ini berasal dari kelurahan yang sama yaitu Kelurahan
Universitas Sumatera Utara
Namu Gajah, petani merasakan pertambahan dari kelengkapan sarana dan prasarana yang membawa kemudahan pada aktifitas sehari-hari dan membuka
aksesibilitas yang lancar dengan dibangunnya jalan raya beraspal dikelurahan ini sehingga kelurahan ini dapat dijangkau oleh angkutan umum, bahkan para petani
memberikan lahan pertanian yang dikonversi akibat dari pembangunan ruas jalan ini secara suka rela.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dampak positif konversi lahan pertanian yang dirasakan oleh petani di daerah penelitian adalah
1 Pertumbuhan kota, 2 Penambahan pendapatan non pertanian dan 3 Kelengkapan sarana dan prasarana, maka Identifikasi Masalah 3 telah terjawab.
b. Dampak Negatif