Beragam jenis bahan admixture kimia pada dewasa ini baik yang diproduksi secara sengaja maupun yang tidak hasil dari pembakaran bahan
bakar dari pabrik-pabrik telah banyak membantu para ahli konstruksi dan para suplayer beton dalam mengatasi masalah di lapangan, mulai dari mengurangi
pemakaian air semen, memperlambat waktu pengikatan, mempercepat waktu pengikatan, dan sebagainya. Dengan tidak mengurangi mutu beton yang
direncanakan. Pada tugas akhir ini, penelitian yang akan dilakukan adalah penggunaan
abu sawit hasil pembakaran pembuatan crude palm oil sebagai penambahan kebutuhan semen dan dimana mutu beton tetap terjaga serta diharapkan dapat
mencapai mutu beton semakin tinggi.
I.2. Maksud dan Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahaui workabilitas beton segar dengan penambahan bahan tambah abu sawit, serta mengetahui sifat mekanis
beton yaitu terdiri dari absorbsi, kuat tekan dan elastisitas silinder beton, serta mengetahui pola retak pelat beton dengan dibandingkan beton normal pada mutu
yang sama. Dari penelitian ini diharapkan beton dengan penambahan abu sawit yang dihasilkan lebih kuat atau sebaliknya beton yang dihasilkan semakin lemah
dari beton normal.
Universitas Sumatera Utara
I.3. Pembatasan masalah
Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi cakupan ruang lingkupnya agar tidak terlalu luas. Pembatasan masalah meliputi :
1. Mutu beton yang direncanakan adalah f’c = 17,15 MPa.
2. Factor air semen 0,58. 3. Variasi Penggunaan campuran dengan abu sawit sebagai penambah semen
dengan perbandingan campuran yaitu 0, 7.5, 12.5, 17.5, 22.5 dari volume semen.
4. Semen menggunakan Semen Portland Tipe I. 5. Menggunakan bahan campuran abu sawit yang berasal dari pabrik
Pengelohan Kelapa Sawit PKS Adolina. 6. Benda uji yang digunakan adalah silinder dengan diameter 15 cm dan
tinggi 30 cm serta pelat beton dengan ukuran 100 cm x 100 cm x 8 cm. 7. Perawatan beton dengan cara perendaman di air untuk silinder, dan untuk
pelat beton di buat di ruangan terbuka. 8. Pengujian kuat tekan dan elastisitas silinder dilakukan pada umur 28 hari
untuk semua variasi.
Gambar 1.1 Benda Uji Silinder
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.2 Benda Uji Retak Pada Pelat Beton
9. Pengamatan pola retak pada benda uji pelat beton dilakukan dilakukan pada umur beton 1, 3, 7, 14, 28, 45 dan 60 hari dengan bentuk benda uji
pelat beton tanpa tulangan polos yang berdimensi 100x100x8 cm. Penelitian lebar retak menggunakan Microscope Crack.
I.4. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah kajian eksperimental di Laboratorium Bahan Rekayasa Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun tahap-tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut :
1. Penyediaan bahan penyusun beton : batu pecah, pasir, semen dan bahan tambahan Abu Sawit
2. Pemeriksaan bahan penyusun beton. Analisa ayakan agregat halus dan agregat kasar
Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi agregat halus dan agregat kasar. Pemeriksaan berat isi pada agregat halus dan agregat kasar.
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan kadar Lumpur pencucian agregat kasar dan halus lewat ayakan no.200.
Pemeriksaan kadar liat cly lump pada agregat halus. Pemeriksaan kandungan organik colorimetric test pada agregat halus.
3. Mix design perancangan campuran Penimbanganpenakaran bahan penyusun beton
dengan mutu f’c = 17,15 MPa berdasarkan uji SNI 03-2847-2002..
4. Pengujian Pengamatan retak menggunakan benda uji pelat beton dan pengujian kuat tekan beton dan elastisitas menggunakan benda uji silinder.
I.5. Percobaan