terjadi pada benda uji pelat beton selama umur yang direncanakan. Benda uji pelat beton tanpa tulangan polos yang berdimensi 100x100x8 cm.
4.5.2. Hasil Pengamatan Retak
Hasil pengamatan retak secara visual terhadap retak pada benda uji pelat yang dilakukan mulai 1, 3, 7, 14, 28, 45 dan 60 hari setelah pengecoran dapat
dilihat pada Tabel 4.6 Tabel 4.6
Hasil Pengamatan retak pelat
No Variasi
Hari Pengamatan Campuran
Hari Hari Hari Hari
Hari Hari
Hari ke -
1 ke -
3 ke -
7 ke -
14 ke -
28 ke -
45 ke -
60 1
Variasi I +
+ +
+ +
+ +
ACS - 0
2 Variasi II
+ +
+ +
+ +
+ ACS -
7.5
3 Variasi III
+ +
+ +
+ +
+ ACS -
12.5
4 Variasi IV
_ +
+ +
+ +
+ ACS -
17.5
5 Variasi V
_ +
+ +
+ +
+ ACS -
22.5
Keterangan : + = Terjadi retak ; - = Tidak terjadi retak
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.6 diatas diperoleh bahwa campuran beton Variasi I ACS - 0, Variasi II ACS
– 7.5 dan Variasi III ACS – 12.5 mengalami retak pada hari pertama, yaitu 24 jam setelah pengecoran. Sedangkan Variasi IV dan V
tidak mengalami retak sampai hari ke 3, dari hari ke 3 sampai hari terakhir hari ke 60 pengamatan barulah terjadi keretakan.
4.5.3. Jumlah Retak
Pada pengamatan retak diketahui bahwa retak terjadi pada setiap variasi beton BN, ACS 7.5, ACS 12.5, ACS 17.5, ACS 22.5 dengan pola
penyebaran, jumlah, panjang, dan lebar retak yang berbeda setiap variasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata
– rata yang terjadi untuk setiap luasan 100 cm² adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7 Jumlah retak selama pengamatan
Variasi Campuran Jumlah Retak
Hari Hari Hari Hari
Hari Hari
Hari ke-1 ke-3
ke-7 ke-14 ke-28 ke-45 ke-60
Variasi I ACS-0 15
21 27
27 27
27 27
Variasi II ACS-7.5 9
13 21
21 21
21 21
Variasi III ACS-12.5 8
8 16
16 16
16 16
Variasi IVACS-17.5 4
10 10
10 10
10
Variasi V ACS-22.5 1
6 6
6 6
6
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8
Jumlah retak terhadap waktu pengamatan
4.5.4. Lebar Retak
Pengamatan lebar retak pada penelitian ini menggunakan suatu alat dengan ketelitian 0,025 mm yang disebut microscope crack. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa lebar retak maksimum yang terjadi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Lebar retak Maksimum
Variasi Campuran Lebar Retak mm
Hari Hari
Hari Hari
Hari Hari
Hari ke-1
ke-3 ke-7
ke-14 ke-28
ke-45 ke-60
Variasi I ACS- 0,013
0,021 0,03
0,039 0,046
0,052 0,058
Variasi II ACS- 7.5
0,01 0,019
0,028 0,035
0,042 0,046
0,049 Variasi III ACS-
12.5 0,007
0,014 0,02
0,028 0,034
0,039 0,041
Variasi IVACS- 17.5
0,000 0,004
0,013 0,02
0,025 0,029
0,034 Variasi V ACS-
22.5 0,000
0,002 0,008
0,015 0,019
0,023 0,026
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.8 diperoleh bahwa lebar retak yang terjadi untuk semua variasi terus bertambah sejak hari pertama sampai pada hari ke-60 seperti terlihat
pada tabel 4.9 dibawah ini.
Tabel 4.9
Pertambahan lebar retak dari hari 1 – hari ke-60
Variasi Campuran Pertambahan Retak
Dari Hari 1 - 60 mm
Variasi I ACS-0 0,058
Variasi II ACS-7.5 0,049
Variasi III ACS-12.5 0,041
Variasi IVACS-17.5 0,034
Variasi V ACS-22.5 0,026
Gambar 4.9 Hubungan lebar retak terhadap waktu pengamatan
Universitas Sumatera Utara
4.5.5. Panjang Retak