3.2.1.3. Agregat Kasar 58
3.2.1.4. Air 60
3.2.2.  Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton 3.2.2.1. Semen
61 3.2.2.2. Agregat Halus
61 3.2.2.3. Agregat Kasar
66 3.2.2.4. Abu sawit
69 3.2.3.  Perencanaan Campuran Beton Mix Design
71 3.2.4.  Pembuatan Benda Uji Silinder Dan Pelat Beton
72 3.2.5.  Pengujian Sampel
72 3.2.5.1. Pengujian Penyerapan Air Water Absorbtion     73
3.2.5.2. Pengujian Kuat Tekan Beton 73
3.2.5.3. Pengujian Elastisitas Beton 74
3.2.5.4. Pengujian Pola Retak Beton 75
3.2.6.  Analisa dan Kesimpulan 75
BAB IV  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Nilai Slump 76
4.2.  Absorbsi Beton 77
4.3.  Kuat Tekan Silinder Beton 78
4.3.1.  Pola Retak Pada Pengujian Kuat Tekan 80
4.4.  Elastisitas 82
4.5.  Benda Uji Pelat 4.5.1.  Umum
84 4.5.2.  Hasil Pengamatan Retak
84 4.5.3.  Jumlah Retak
85 4.5.4.  Lebar Retak
86 4.5.5.  Panjang Retak
88
Universitas Sumatera Utara
BAB V  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.    Kesimpulan 90
5.2.    Saran 91
DAFTAR PUSTAKA 92
DAFTAR LAMPIRAN 93
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR  TABEL
Tabel 1.1 Luas lahan perkebunan kelapa sawit Pulau sumatera,
Direktorat Jendral Perkebunan, 2008 2
Tabel 1.2 . Komposisi abu sawit hasil pembakaran serat dan cangkang
3
Tabel 1.3. Distribusi Pengujian Benda Uji Silinder dan Pemeriksaan
Pola Retak Pelat 8
Tabel 2.1 . Batasan Gradasi untuk Agregat Halus
20
Tabel 2.2 . Susunan Besar Butiran Agregat Kasar
22
Tabel 2.3. Kandungan Kimia Fly Ash
32
Tabel 2.4 . Perbandingan Kekuatan Tekan Pada Berbagai Benda Uji
40
Tabel 2.5
. Perbandingan Kekuatan Tekan Pada Berbagai Umur 41
Tabel 2.6. Lebar retak maksimum yang diijinkan
53
Tabel 3.1. Susunan Besar Butiran Agregat Halus ASTM, 1991
57
Tabel 3.2. Susunan Besar Butiran Agregat Kasar ASTM, 1991
59
Tabel 4.1 . Nilai Slump berbagai jenis beton
76
Tabel 4.2 . Pengaruh Persentase Abu Sawit Terhadap Absorbsi Beton
77
Tabel 4.3. Pengujian kuat tekan silinder
79
Tabel 4.4 Tabel nilai Modulus Elastisitas rata-rata maksimum
82
Tabel 4.5 Tabel persentase penurunan modulus elastisitas vertikal
83
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan retak pelat
84
Tabel 4.7
Jumlah retak selama pengamatan 85
Tabel 4.8 Lebar retak Maksimum
86
Tabel 4.9 Pertambahan lebar retak dari hari 1
– hari ke-6
87 Tabel 4.10
Pertambahan panjang 88
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR  GAMBAR
Gambar 1.1 Benda Uji Selinder
5
Gambar 1.2 Benda Uji retak Pada Pelat beton
6
Gambar 2.1 Kerucut Abrams
36
Gambar 2.2 Slump sebenarnya
37
Gambar 2.3 Slump geser
37
Gambar 2.4 Slump Runtuh
38
Gambar 2.5 Hubungan  Antara  Faktor  Air  Semen Dengan
Kekuatan Beton Selama Masa Perkembangannya 42
Gambar 2.6 Hubungan antara umur beton dan kuat tekan beton
43
Gambar 2.7
Perkembangan kekuatan tekan mortar untuk berbagai tipe Portland semen
43
Gambar 2.8 Pengaruh jumlah semen terhadap kuat tekan beton pada faktor air
semen sama 44
Gambar 2.9 Pengaruh jenis agregat terhadap kuat tekan beton
45
Gambar 2.10 Kuat desak tekan beton yang dikeringkan dalam udara
di laboratorium sesudah perawatan awal dengan membasahinya    47 Gambar 4.1
Grafik nilai slump terhadap abu sawit 77
Gambar 4.2 Grafik Absorbsi Terhadap variasi campuran
78
Gambar 4.3 Grafik Kuat Tekan Silinder Terhadap Kadar Penambahan
Abu Sawit 79
Gambar 4.4 Pola retak
80
Gambar 4.5 Gambar pola retak yang mungkin terjadi pada silinder beton           80
Gambar 4.6 Grafik perbandingan nilai Modulus Elastisitas Rata
– rata berbagai variasi campuran beton
82
Gambar 4.7 Grafik hubungan Persentase Peningkatan penurunan Modulus
Elastisitas Terhadap Kadar penambahan cacahan karet 83
Gambar 4.8 Grafik jumlah retak terhadap waktu pengamatan
86
Gambar 4.9 Grafik lebar retak terhadap waktu pengamatan
87
Gambar 4.10 Grafik panjang retak terhadap waktu pengamatan
88
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR  NOTASI
n :  jumlah sampel
bm
   :  tegangan rata-rata Kgcm
2
bk
   :  tegangan karakteristik Kgcm
2
F :  beban yang diberikan kgf
WA  :  Water Absorption
cc jam
X
1 :
massa benda sewaktu buka cetakan  gram X
2 :
massa benda sewaktu 4 hari perandaman  gram
:  regangan L
   :  perubahan panjang cm P
:  gaya yang diberikan kg A
:  luas penampang cm2    :  angka ekivalen
E
baja  :
Elastisitas baja 2,1 x 10
5
MPa
:  tegangan Kgcm
2
air
   :  Berat Isi air 0.997 grcm
3
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Abu sawit merupakan limbah dari pengolahan kelapa sawit  yang merupakan sisa  dari  pembakaran  serabut  dan  cangkang  kelapa  sawit  didalam  tungku
pembakaran  yang disebut boiler. Bahan limbah ini banyak ditemukan di  wilayah indonesia  dan  belum  dimanfaatkan  secara  maksimal.  Penumpukan    karena  tak
semua  limbah  dapat  di  daur  ulang  menjadi  hal  yang  bermanfaat,  sehingga keberadaan  yang  terus  meningkat  menjadi  masalah  disetiap  negara.  Pada
penelitian  ini  menggunakan  abu  sawit  yang  dimana  Abu  sawit  memiliki  sifat pozzolan dan mengandung unsur silica yang cukup banyak sekitar 60 dari berat
seluruh  sisa  pembakaran  yang  dijadikan  sebagai  penambah  sejumlah  semen dengan  variasi  0,  7.5,  12.5,  17.5,  22.5,  yang  bertujuan  untuk
mengetahui jumlah optimum abu sawit dan pengaruhnya terhadap beton.
Limbah  abu  sawit  digunakan  mengetahui  workabilitas  beton  segar  dengan penambahan  bahan tambah abu sawit, serta mengetahui sifat mekanis beton yaitu
terdiri  dari  absorbsi,  kuat  tekan  dan  elastisitas  silinder  beton,  serta  mengetahui pola retak pelat beton dengan dibandingkan beton normal pada  mutu yang sama.
Benda  uji  yang  digunakan  adalah  silinder  dengan  diameter  15  cm  dan  tinggi  30 cm serta pelat beton dengan ukuran 100 cm x 100 cm x 8 cm dimana perawatan
beton dengan cara perendaman di air untuk silinder, dan untuk pelat beton di buat di  ruangan  terbuka.  Pengujian  kuat  tekan  dan  elastisitas  silinder  dilakukan  pada
umur  28  hari  untuk  semua  variasi.  Pengamatan  pola  retak  pada  benda  uji  pelat beton dilakukan dilakukan pada umur beton 1, 3, 7, 14, 28, 45 dan 60 hari dengan
bentuk benda uji pelat beton.
Dari  hasil  pengujian  diperoleh  hasil  penurunan  pada  nilai  slump,  kenaikan pada  absorbsi  beton,  Pada  pengujian  silinder  penambahan  Abu  Sawit  pada
campuran  beton  dapat  memberikan  peningkatan  pada  kuat  tekan  beton  dengan variasi  7.5  260.44  kgcm
2
,  sedangkan  pada  penambahan  Abu  Sawit  dengan kadar 12.5 235,53 kgcm
2
, 17.5 205,71 kgcm
2
dan 22.5 182,68 kgcm
2
dapat  menurunkan  kuat  tekan  beton  terhadap  beton  normalnya  251,95  kgcm
2
, Penambahan  Abu  Sawit  pada  campuran  beton  dapat  menurunkan  modulus
elastisitas  beton.  Semakin  banyak  kadar  yang  kita  gunakan  modulus  elastisitas beton  yang semakin kecil. Semakin besar penambahan abu sawit pada campuran
beton  maka  jumlah,  panjang  dan  lebar  retak  pada  pelat  yang  terjadi  semakin berkurang,  Pengurangan  jumlah,  panjang  dan  lebar  retak  dikarenakan  air  yang
diserap  oleh  abu  sawit  tersebut  dapat  membantu  dan  menjaga  beton  dari penguapan  yang  tinggi  sehingga  terhindar  dari  retak-retak  rambut  selama  proses
pengerasan dan perawatan pada beton.
Kata kunci : beton normal, limbah abu sawit, elastisitas, pengamatan pola retak
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN