Dari  hasil  pengujian  silinder  beton  pada  umur  28  hari  di  peroleh peningkatan  kuat  tekan  pada  penambahan  abu  sawit  pada  7.5,  dan  mengalami
penurunan  nilai  tekan  pada  penambahan  abu  sawit  12.5,  17.5  dan  22.5. Sehingga  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa  nilai  kadar  penambahan  abu  sawit
optimum adalah pada 7,5 .
IV.3.1. Pola Retak Pada Pengujian Kuat Tekan
Pada pengujian kuat tekan silinder beton ditemui satu kasus yang menarik untuk dicermati yaitu pola retak pada benda uji silinder beton seperti yang terlihat
pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Pola retak pada pengujian kuat tekan silinder beton dalam
penelitian Dimana  pola  retak  yang  terjadi  menurut  ASTM  C  39  ada  lima  kemungkinan,
seperti terlihat pada Gambar 4.5.
Universitas Sumatera Utara
e. kolom columnar d. geser shear
c. kerucut dan geser cone dan shear
b. kerucut dan terbelah cone dan split
a. kerucut cone
Gambar 4.5 Berbagai pola retak pada uji tekan selinder beton
Pola  retak  yang  ideal  diharapkan  adalah  yang  berbentuk  kerucut  cone. Karena  pola  retak  yang  berbentuk  kerucut  menunjukkan  kepadatan  benda  uji
silinder  merata  dan  permukaannya  benar-benar  datar,  sehingga  penyebaran tekanan  pada  saat  pengujian  kuat  tekan  terjadi  secara  merata  pada  seluruh
permukaan yang kemudian disalurkan merata pula pada seluruh bagian silinder. Hasil pengujian benda uji silinder menunjukkan pola retak  yang dominan
terjadi adalah kerucut dan geser cone dan shear. Dalam hal ini mengindikasikan bahwa permukaan benda uji kurang datar dan kepadatannya juga kurang.
Sehingga benda  uji  mengalami  keretakan  bukan  murni  akibat  tekan,  namun  ada  juga  karena
geser.  Failure  karena  geser  ini  terjadi  karena  ketika  pengujian,  silinder  beton  tidak
Universitas Sumatera Utara
benar-benar tertahan pada sisi atas dan sisi bawahnya, namun terdapat sisi yang dapat bergeser. Hal inilah yang dapat mengurangi nilai kuat tekan beton sebenarnya.
Permukaan benda uji silinder beton  yang tidak rata terjadi karena adanya penyusutan  yang  terjadi  pada  beton  pada  saat  proses  pengikatan,  sehingga
permukaannya  menurun  dari  keadaan  semula  kondisi  benda  uji  sesaat  setelah diratakan  permukaannya  pada  proses  pembuatan.  Untuk  benda  uji  yang  tidak
rata,  sebelum  dilakukan  pengujian  kuat  tekan  dapat  dilakukan  capping  yang bertujuan untuk mendapatkan permukaan benda uji yang rata.
IV.4. Elastisitas