Evaluasi Perguruan Tinggi Usaha peningkatan kualitas Perguruan Tinggi

jasa perguruan tinggi yang dapat memenuhi, bahkan melebihi kebutuhan pelanggan, terutama mahasiswa dan dunia kerja harus diidentifikasikan dan dianalisis lebih dahulu. Kegiatan-kegiatan ini tercakup dalam langkah-langkah perencanaan. Ada dua lapisan managemen, yakni manajemen strategis dan manajemen teknis. Karena itu, mutu juga dilihat pada kedua lapisan itu, yakni mutu strategis dan mutu teknis. Mutu strategis perguruan tinggi dilihat pada kebijakan-kebijakan strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, dan berbagai Undang-Undang yang dibuat DPR. Pada tingkat rektorat juga ada kebijakan-kebijakan strategis, terlebih apabila otonomi perguruan tinggi sudah berjalan dengan sepenuhnya. Mutu teknis perguruan tinggi dilihat pada unit-unit teknis, seperti biro administrasi, fakultas, lembaga dan jurusan. Karena itu perencanaan juga terbagi atas perencanaan mutu strategis dan perencanaan mutu teknis. Perencanaan mutu perguruan tinggi sangat menentukan tingkat keberhasilan. Karena itu harus tersusun dengan sebaik-baiknya Tampubolon, 2001:91.

2.4.3 Evaluasi Perguruan Tinggi

Evalusi dilaksanakan di perguruan tinggi dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya untuk mengetahui tingkat kemampuan akademik mahasiswa. Dan karena itu, yang terutama dievaluasi adalah produk hasil belajar. Khususnya belajar tengah semester, akhir semester serta akhir studi. Kelemahan yang lebih mendasar lagi dari system evaluasi masa lalu adalah hamper tak adanya pemanfaatan evaluasi untuk peningkatan mutu. Hal ini antara lain dapat dilihat Universitas Sumatera Utara dari tidak adanya usaha inventarisasi dan analisis kelemahan-kelemahan mahasiswa dimasa lalu dalam perbaikan masa depan. Hasil-hasil evaluasi kemampuan dalam bentuk nilai ujian adalah data tentang keberhasilan dan kegagalan. Pengevaluasian bukan hanya dosen, tetapi terdiri dari pihak-pihak berikut : a. Dosen Mengevaluasi kemampuan mahasiswa, kemampuan lainnya serta berbagai proses, terutama proses perkuliahan b. Mahasiswa Mengevaluasi proses-proses pembelajaran yang dialaminya, juga yang terjadi pada dosen serta pengelola lainnya. c. Pimpinan Mengevaluasi unit tertentu atau seluruh unit perguruan tinggi PT d. Pihak eksternal Mengevaluasi seluruh unit perguruan tinggi atau unit tertentu. Badan Akreditasi Nasional BAN merupakan badan penilaian independen terhadap seluruh perguruan tinggi. Fungsi badan ini akan semakin penting di masa depan, terlebih-lebih apabila otonomi perguruan tinggi telah berjalan sepenuhnya. Pihak dunia usaha juga dapat menjadi penilai dan dapat merupakan bagian dari jalinan kerja sama Tampubolon, 2001:95. Dalam mengelola managing perguruan tinggi harus diingat satu hal yang menarik dan k has di lembaga pendidikan, yaitu mahasiswa berkedudukan sebagai bahan baku yang hendak di bentuk yang diproses sekaligus sebagai konsumen Universitas Sumatera Utara yang berkepentingan. Bukan hanya itu. Mahasiswa juga merupakan modal utama yang membiayai proses itu, dan pada gilirannya ia akan menjadi produsen pada lembaga yang sama. Oleh karena itu dalam setiap fungsi dan proses peningkatan kualitas perguruan tinggi, mahasiswa berperan menurut mekanisme yang disepakati bersama selayaknya bagi setiap unsur komunitas Ndraha, 1988:145. Peningkatan kualitas dalam perguruan tinggi tidak dapat dilihat sebagai proses yang sederhana. Kegiatan ini merupakan sebuah proses jangka panjang yang membutuhkan perubahan organisasi dan restrukturisasi yang tersistematis. Komitmen untuk berubah ke arah mutu yang lebih baik harus dipahami oleh semua level manajemen dan harus didasari oleh keinginan akan perubahan. Hal yang lebih penting disamping kemauan mau berubah adalah kenyamanan dalam melaksanakan peran dalam proses perubahan ini.

2.4.4 Pembiayaan Pendidikan