Populisme Tiga Pandangan Filosofis

Karena itu, disamping kemampuan akademik, kemampuan ekonomi merupakan syarat penting penerimaan mahasiswa. Pada mulanya pelaksanaan pembatasan itu berjalan dengan baik, karena kemampuan akademik yang lebih diperhatikan. Tapi, lama kelamaan terjadi kecendrungan untuk mengutamakan kemampuan keuangan ekonomi, dalam arti siapa yang mampu membayar mahal dia yang di prioritaskan. Dalam perkembangan ini, arti elitisme berubah. Bukan lagi elit dalam arti yang berkaitan dengan keturunan, melainkan mutu yang dikaitkan dengan kemampuan keuangan. Dengan kata lain kelompok elit adalah kelompok “the have” .

B. Populisme

Populisme timbul dan berkembang dalam era modern masyarakat industri. Setelah revolusi industri, liberalisme berkembang dan pada gilirannya, mendorong perkembangan demokrasi, egaliterisme, individualisme, dan sekulerisme. Pertumbuhan ekonomi menyebabkan peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan pendapat yang semakin baik, kelas menengah dan atas berkembang. Sejalan dengan itu, kesadaran akan persamaan hak dalam semua bidang kehidupan termasuk pendidikan, meningkat. Di samping itu, industrialisasi juga membuka berbagai lapangan kerja yang memerlukan tenaga-tenaga kerja berpendidikan. Dengan demikian, peranan perguruan tinggi dan pendidikan umumnya semakin penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia SDM untuk industri, dan bukan lagi melestarikan tradisi kebangsawanan dan keagamaan seperti dimasa lalu. Dengan menduduki berbagai posisi dalam industri, status ekonomi dan sosial para lulusan perguruan tinggi meningkat. Universitas Sumatera Utara Dari masyarakat industri tersebut, terutama dari kelas menengah dan atas, tampil pemikir-pemikir populis yang menyadari benar ketidakadilan elitisme tradisional. Mereka berpendapat kesempatan untuk dididik dan belajar ditentukan oleh faktor keturunan yang berkaitan dengan status sosial, tetapi terutama oleh faktor-faktor lingkungan, termasuk proses belajar-mengajar itu sendiri. Karena itu, kesempatan memperoleh pendidikan tinggi dan pendidikan pada umumnya, harus diberikan kepada semua orang warga negara. Seleksi masuk perguruan tinggi tak perlu ada, tapi seleksi akhir dan ujian-ujian pengendalian selama proses belajar- mengajar diadakan. Anak pintar unggulan tak perlu dipisahkan dari yang kurang pintar agar secar wajar solidaritas, rasa saling menghargai dan menghormati berkembang dalam diri peserta didik kelas-kelas elit tidak perlu berkembang. Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan pemikiran-pemikiran di atas, tujuan utama perguruan tinggi adalah pemerataan. Mutu juga diusahakan, tetapi sering diabaikan karena mengutamakan pemerataan demi penyesuaian terhadap tuntutan masyarakat akan kesempatan mendapatkan pendidikan tinggi. Mutu tetap diartikan sebagai kemampuan akademik, karena dengan kemampuan itu para lulusan diharapkan dapat bekerja diberbagai industri.

C. Integralisme