Karena itu, disamping kemampuan akademik, kemampuan ekonomi merupakan syarat penting penerimaan mahasiswa. Pada mulanya pelaksanaan pembatasan itu
berjalan dengan baik, karena kemampuan akademik yang lebih diperhatikan. Tapi, lama kelamaan terjadi kecendrungan untuk mengutamakan kemampuan keuangan
ekonomi, dalam arti siapa yang mampu membayar mahal dia yang di prioritaskan. Dalam perkembangan ini, arti elitisme berubah. Bukan lagi elit
dalam arti yang berkaitan dengan keturunan, melainkan mutu yang dikaitkan dengan kemampuan keuangan. Dengan kata lain kelompok elit adalah kelompok
“the have” .
B. Populisme
Populisme timbul dan berkembang dalam era modern masyarakat industri. Setelah revolusi industri, liberalisme berkembang dan pada gilirannya, mendorong
perkembangan demokrasi, egaliterisme, individualisme, dan sekulerisme. Pertumbuhan ekonomi menyebabkan peningkatan pendapatan masyarakat.
Dengan pendapat yang semakin baik, kelas menengah dan atas berkembang. Sejalan dengan itu, kesadaran akan persamaan hak dalam semua bidang
kehidupan termasuk pendidikan, meningkat. Di samping itu, industrialisasi juga membuka berbagai lapangan kerja yang memerlukan tenaga-tenaga kerja
berpendidikan. Dengan demikian, peranan perguruan tinggi dan pendidikan umumnya semakin penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia SDM
untuk industri, dan bukan lagi melestarikan tradisi kebangsawanan dan keagamaan seperti dimasa lalu. Dengan menduduki berbagai posisi dalam
industri, status ekonomi dan sosial para lulusan perguruan tinggi meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Dari masyarakat industri tersebut, terutama dari kelas menengah dan atas, tampil pemikir-pemikir populis yang menyadari benar ketidakadilan elitisme
tradisional. Mereka berpendapat kesempatan untuk dididik dan belajar ditentukan oleh faktor keturunan yang berkaitan dengan status sosial, tetapi terutama oleh
faktor-faktor lingkungan, termasuk proses belajar-mengajar itu sendiri. Karena itu, kesempatan memperoleh pendidikan tinggi dan pendidikan pada umumnya, harus
diberikan kepada semua orang warga negara. Seleksi masuk perguruan tinggi tak perlu ada, tapi seleksi akhir dan ujian-ujian pengendalian selama proses belajar-
mengajar diadakan. Anak pintar unggulan tak perlu dipisahkan dari yang kurang pintar agar secar wajar solidaritas, rasa saling menghargai dan menghormati
berkembang dalam diri peserta didik kelas-kelas elit tidak perlu berkembang.
Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan pemikiran-pemikiran di atas, tujuan utama perguruan tinggi adalah pemerataan. Mutu juga diusahakan, tetapi
sering diabaikan karena mengutamakan pemerataan demi penyesuaian terhadap tuntutan masyarakat akan kesempatan mendapatkan pendidikan tinggi. Mutu tetap
diartikan sebagai kemampuan akademik, karena dengan kemampuan itu para lulusan diharapkan dapat bekerja diberbagai industri.
C. Integralisme