3.4. Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode wawancara semi-terstruktur yaitu suatu wawancara, dimana dalam pedoman wawancara berisi pokok-pokok pertanyaan
yang akan digali oleh peneliti, sifat pertanyaan tidak kaku atau ketat, serta penyampaiannya bisa disesuaikan dengan kondisi dari subjek penelitian. Alasan
lain dari penggunaan pedoman wawancara semi-terstruktur yaitu karena metode ini merupakan suatu cara agar penggalian data tidak keluar dari apa yang
sebenarnya digali sehingga peneliti dapat lebih leluasa untuk mengembangkan pertanyaan sesuai dengan jawaban dari subjek penelitian.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara mendalam indepth interview dan observasi dengan menggunakan pedoman serta alat
bantu seperti tape recorder, handycam, kamera, dan alat tulis menulis, juga dilakukan observasi terhadap kedua subyek narasumber penelitian dan kondisi
kedua desa yang terlibat konflik. b.
Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yang berhubungan dengan
penelitian ini yaitu diagnosa konflik dan perdamaian yang dilakukan, catatan dari sumber-sumber berita yang pernah memuat artikel tentang kejadian,
pemberitaan media elektronik, catatan tokoh-tokoh masyarakat, warga masyarakat, serta berbagai sumber lain yang valid.
3.5. Analisis Dan Interpretasi Data
Jorgensen dalam Poerwandari, 1998: 78 menyatakan bahwa analisis data merupakan suatu proses memecah, memisahkan, atau menguraikan materi
penelitian kedalam potongan-potongan, bagian-bagian, elemen-elemen, atau unit- unit. Setelah data dipecah, peneliti memilah dan menyaring data untuk
memperoleh tipe, kelas sekuen, pola, atau gambaran menyeluruh.
Langkah analisis data kualitatif menurut Moleong 2007: 160 melalui empat tahapan, yakni:
a. Proses analisis data, proses ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari hasil wawancara mendalam, catatan lapangan, dan hasil pengamatan.
b. Mereduksi data dengan cara membuat rangkuman dan abstraksi.
c. Menyusun data dalam satuan-satuan dengan cara membuat matriks, kemudian
digeneralisasikan dan dikategorisasikan. d.
Melakukan pemeriksaan data dengan interpretasi data hasil reduksi. Berikut ini rangkaian proses analisis data dalam penelitian ini:
1 Penyusunan tabel data
Data kualitatif temuan lapangan di dokumentasikan dalam urutan tabel data data verbatim sehingga dapat disaring untuk menentukan konsep
subjek tentang variabel penelitian, dilakukan klasifikasi konsep, dikoding, dan ditarik kesimpulan tertentu.
2 Pemberian Kode
Tahapan koding open koding dilakukan dengan menguraikan hasil temuan, memberi kode pada tiap temuan, kemudian temuan-temuan tersebut
disusun dalam sebuah tema, pemberian kode itu sendiri dapat berupa catatan reflektif keyword, konsep inti, catatan pinggir fenomena yang menarik,
dan penyimpanan serta penyajian kembali data. Selanjutnya koding dilakukan dengan pembuatan kode pola. Selama melakukan koding juga dibuat memo
yang berfungsi untuk pengembangan preposisi dan kepentingan penyusunan label dan kategori.
3 Pemberian Nama Label
Konsep-konsep yang muncul dari pendapat subjek penelitian diberikan label atau nama. Label diperoleh dari ciri atau atribut masing-masing konsep
yang membedakan satu dengan yang lain. 4
Penyusunan Kategori Berdasarkan label yang telah disusun dapat dilakukan pengelompokan
konsep atau label. Label yang memiliki kesamaan fokus dapat dimasukan kedalam satu kategori, sedangkan label yang memiliki perbedaan fokus dapat
dimasukan kedalam kategori lainnya. Jika terdapat label dalam kategori baru yang muncul diluar fokus yang diteliti, kategori tersebut disimpan untuk
ditelaah diakhir analisis dengan memberikan kemungkinan terdapatnya fenomena baru. Jika dalam memasukan kategori ditemukan label yang tidak
dapat diterapkan kedalam kategori yang telah disusun, maka label tersebut dimasukkan kedalam entri kategori lain-lain untuk ditelaah kemudian
dianalisis yang memungkinkan diperoleh fenomena baru yang berbeda, setelah itu masuk ke tahapan proses selanjutnya.
3.5.1. Teknik Pemeriksaan Data
Pemeriksaan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi yaitu triangulasi sumber. Triangulasi sumber bertujuan untuk membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Patton dalam Moleong,
2007: 165 menjelaskan bahwa teknik triangulasi dilakukan dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan
kembali derajat kepercayaan data dari berbagai subjek penelitian individu dan kelompok yang terlibat konflik, pemerintah, LSM, berbagai pihak yang terlibat
dalam penyelesaian kasus tersebut serta data dokumentasi lainnya dengan teknik wawancara dan observasi. Hal ini dilakukan untuk menjamin keabsahan data
penelitian, disamping itu untuk keperluan verifikasi, pengecekan, atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
a. Teknik dan Prosedur Analisis Data
Penafsiran data atau analisis data dilakukan secara deskriptif descriptive analytic, yaitu dengan menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai
fakta, kasus, dan karakteristik fenomena penelitian sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Analisis penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan
pengumpulan data. Setiap data yang diperoleh dari subjek penelitian akan dikoding, disaring, dan dianalisis sepanjang waktu. Data temuan yang
berlawanan dengan pernyataan sebelumnya atau berbeda dengan pernyataan
subjek lainnya akan dilakukan crooschek, agar dapat diperoleh kebenarannya juga sekaligus berfungsi untuk membangun kepercayaan subjek terhadap
peneliti. b.
Interpretasi data Data yang telah dianalisis dengan meggunakan content analysis maka
selanjutnya data akan disajikan dalam bentuk narasi, deskripsi, cerita, maupun dokumen tertulis tidak tertulis foto video dan rekaman wawancara.
3.5.2. Keabsahan Data
Moleong 2002: 170-172 mengemukakan bahwa untuk menetapkan keabsahan trusworthines data diperlukan tekhnik pemeriksaan yang didasari
oleh sejumlah kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan, meliputi: a.
Aspek derajat kepercayaan credibility Derajat kepercayaan pada dasarnya digunakan untuk menggantikan
konsep validitas internal pada penelitian non-kualitatif. Kriterium ini memiliki fungsi
melaksanakan inkuiri
untuk mencapai
tingkat kepercayaan
penemuannya dan menunjukkan kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti
Moleong, 2002: 173. b.
Aspek kepastian comfirmability. Aspek kepastian berawal dari konsep objektifitas pada penelitian non-
kualitatif. Objektifitas dalam penelitian kualitatif bergantung pada masing- masing individu, yang bermakna pengalaman subjektif seseorang yang
disepakati beberapa orang sudah dapat dikatakan objektif. Menurut Scriven
dalam Moleong, 2002: 174, objektivitas mengandung unsur kualitas, artinya dikatakan objektif apabila dapat dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan.
3.5.3. Kelemahan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu : 1.
Objek penelitian ini merupakan peristiwa baru yang belum pernah atau belum banyak diteliti.
2. Keterbatasan waktu dalam penelitian ini sehingga perlu adanya
penelitian serupa yang lebih mendalam dikemudian hari. 3.
Jumlah narasumber yang terbatas mengakibatkan masih banyak informasi yang mungkin belum tergali.
62
Tabel 3.1. Unit Analisis Akar Konflik Kerusuhan Antar Etnik Di Lampung Selatan
Unit Analisis Sub Unit Analisis
Narasumber 1 HRB dari Etnik Lampung Agom
Narasumber 2 SRM dari Etnik Bali Balinuraga
Akar Penyebab Konflik
Triggers pemicu konflik Memahami pemicu konflik dari sudut
pandang Etnik Lampung Memahami pemicu konflik dari sudut
pandang Etnik Bali Pivotal factors of root
causes faktor inti atau penyebab
dasar Memahami faktor inti atau penyebab
dasar konflik dari sudut pandang Etnik Lampung
Memahami faktor inti atau penyebab dasar konflik dari sudut pandang
Etnik Bali Mobilizing factors faktor
yang memobilisasi Memahami faktor yang memobilisasi
dari sudut pandang Etnik Lampung Memahami faktor yang memobilisasi
dari sudut pandang Etnik Bali Aggravating factors faktor
yang memperburuk Memahami faktor yang memperburuk
dari sudut pandang Etnik Lampung Memahami faktor yang memperburuk
dari sudut pandang Etnik Bali
Kondisi Pasca Konflik Dampak Psikologis dan Trauma Konflik
Motivasi dan Harapan Integrasi
Mengetahui pandangan narasumber terhadap konflik yang terjadi Perubahan sikap paska konflik Mengetahui dampak psikologis yang dialami narasumber yang
terlibat dalam konflik Harapan narasumber paska deklarasi perjanjian damai
Mengetahui trauma yang dialami narasumber yang terlibat dalam konflik
Memahami faktor-faktor positif yang dapat mendukung proses transformasi dari konflik ke damai
Mengetahui bagaimana narasumber pulih dari trauma konflik
63
BAB 4
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
4.1. Kancah Penelitian
Penelitian dengan judul Akar Konflik Kerusuhan Antar Etnik Di Lampung Selatan Studi Kasus Kerusuhan Antara Etnik Lampung dan Etnik Bali di
Lampung Selatan dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2013 di Lampung Selatan yang terfokus pada dua desa yang terlibat konflik, yaitu Desa
Agom dengan mayoritas penduduk dari Etnik Lampung pribumi dan Desa Balinuraga dengan mayoritas penduduk dari Etnik Bali pendatang.
Adanya kesulitan peneliti dalam mendapatkan subyek yang bisa dijadikan subyek penelitian membuat peneliti memutuskan untuk tidak membatasi kancah
penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua subyek penelitian sebagai sumber informasi utama. Semua subyek merupakan orang yang dianggap
memahami akar konflik yang terjadi, kronologis konflik yang terjadi pada tanggal 27 Oktober 2012 sampai dengan 29 Oktober 2012, serta terlibat secara langsung
dalam konflik. Subyek pertama bertempat tinggal di Desa Agom Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, sedangkan subyek kedua bertempat
tinggal di Desa Balinuraga Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan
4.2. Deskripsi Wilayah