Kajian Pustaka Perspektif Teoritik dan Kajian Pustaka

Psikologi Sosial, etnik-etnik yang terpisah secara geografis atau sosial budaya yang berbeda, mempunyai dan mengembangkan pengalaman psikologis masing- masing, yang pada gilirannya menghasilkan identitas etnik masing-masing. Karena itulah sesama penduduk Pulau Jawa saja sudah terbagi ke dalam beberapa kelompok etnik, baik yang besar seperti Etnik Jawa dan Etnik Sunda, maupun yang lebih kecil seperti Etnik Madura dan Etnik Betawi. Masing-masing kelompok etnik besar terbagi lagi ke dalam subkelompok etnik.

2.1.2. Kajian Pustaka

Berdasarkan tinjauan teoritik dan kepustakaan yang dilakukan oleh penulis dengan mengumpulkan, membaca, mengkaji berbagai literatur, media, dan jurnal- jurnal ilmiah. Belum ada penelitian sebelumnya mengenai variabel dalam penelitian ini. Namun, terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan kajian dalam penelitian ini. Berdasarkan penelitian Warnen 1979: 68 yang dikaji lagi oleh Sarwono 2008: 66 dan penelitian Praswati 2004: 76 dapat ditarik kesimpulan, yaitu: a. Streotype maupun nilai motivasi bukan prediktor yang baik bagi timbul atau tidak timbulnya konflik dengan kekerasan atau kekerasan violence itu sendiri. Bahkan streotype positif jujur dan ramah tidak mencerminkan kenyataan korupsi dan sadis, demikian pula streotype cepat tersinggung belum tentu berarti pemicu kekerasan Batak. b. Nilai motivasi dengan pendekatan teori nilai motivasi yang dikemukakan oleh Schwartz, nilai-nilai yang diduga memicu kekerasan justru urutan terbawah pada ketiga etnik Dayak, Madura, Melayu yang diteliti oleh Praswati 2004: 81 justru yang awalnya diduga sebagai nilai-nilai non-kekerasan konformitas, keamanan, baik kepada orang lain dan universalisme justru berada pada urutan teratas. c. Pengaruh kontak antar etnik sangat dipengaruhi oleh isi streotype masing- masing etnik, hal itu sangat nyata dalam peneltian Praswati 2004: 82. Di Kalimantan Barat, Etnik Madura mempunyai julukan “kafir” bagi Etnik Dayak, sementara Etnik Melayu dijuluki “krupuk”. Demikian pula etnik-etnik lain menganggap Madura mau menang sendiri dan cepat mencabut cluritnya. Penelitian Praswati 2004: 82 juga mencuatkan fakta bahwa konflik yang terjadi merupakan konflik dalam arena tiga ruang kekuasaan, yaitu: 1 masyarakat sipil, dalam hal ini kelompok etnik, 2 negara pemerintah, 3 ekonomi swasta penguasaan ekonomi. Konflik juga mengikutsertakan proses kognitif dari etnik- etnik yang terlibat, meliputi pandangan streotype dan self esteem yang berujung pada timbulnya superioritas kelompok. Penelitian dianggap ilmiah apabila memiliki relevansi dengan penelitian- penelitian yang dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian diatas dirasa cukup relevan dengan kajian yang diangkat dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akar konflik yang sebenarnya, dalam upaya memunculkan resolusi yang paling tepat dan sesuai dengan fakta yang ada dilapangan, melalui pendekatan humanisme dari sudut pandang individu yang terlibat langsung dalam konflik yang terjadi. Penelitian ini juga berkaitan dengan proses memahami konflik secara utuh dan proses menuju transformasi konflik ke damai pada masyarakat di Lampung Selatan yang secara umum mengalami bentrokan pada tahun 2010 sampai tahun 2012 dan lebih khusus lagi pada warga Desa Balinuraga Kecamatan Way Panji dan Desa Agom Kecamatan Kalianda Lampung Selatan yang terlibat dalam konflik kerusuhan pada tanggal 27 Oktober 2012 sampai dengan 29 Oktober 2012. Penelitian yang sudah ada digunakan sebagai rujukan awal atau pembanding dalam melihat peran aspek-aspek yang terkait ditengah upaya menciptakan perdamaian. 50 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Desain penelitian ini berupa penelitian kualitatif karena metode kualitatif merupakan metode yang menekankan pada dinamika dan proses Poerwandari, 2001: 13. Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2007: 17 mendefinisikan metodelogi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini dilakukan dan diarakan pada latar dan individu secara holistik utuh. Sejalan dengan Kirk dan Miller dalam Iskandar, 2009: 12 mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia, baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar konteks yang khusus. Pertimbangan lain dalam memutuskan menggunakan metode ini, karena metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penanaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi Moleong, 2007: 22. Menurut Poerwandari 2001: 17 penelitian kualitatif merupakan studi terhadap suatu fenomena dalam situasi dimana fenomena tersebut ada dengan berorientasi pada penemuan. Metode ini dipilih karena metode kualitatifi